Konversi
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 8 Juni 2025
"Eh, kesetrum," seketika dua
orang batal bersalaman karena secara tak sengaja mereka saling menyalurkan
energi listrik. Hahaha... pernahkah kalian tersetrum orang lain? Aku telah
mengalaminya selama beberapa kali dengan beberapa teman wanita. Kami pun
terkejut bersama dan tertawa bersama. Untunglah perkara supranatural yang
tak bisa kami pahami ini tidak terjadi setiap hari.
Bagaimana kami bisa berteman jika tiba-tiba
saling tersetrum terus? Kejutan listrik tuh tidak enak. Namun, karena tidak
berbahaya dan hanya sesekali, tentu saja kami tertawa lalu bertanya-tanya,
"Kok bisa ya? Kok bisa? Kemarin kena. Sekarang lagi. Kok bisa ya? Kok
bisa?"
Ah, tidak semua pertanyaan bisa dijawab
dengan cepat dan tepat. Bahkan, hari ini di gereja aku mendapat kejutan lagi.
Ketika membuka cup jelly, tiba-tiba anggurnya menyembur dan mengenai
pergelangan tangan kiriku. Jika mengalami konversi bahasa, menyembur akan
berubah menjadi muncrat... wkwwkw...
Mazmur 123:2 (TB) Lihat,
seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya,
seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya,
demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani
kita.
Hah?!? Alih-alih memandang tangan tuan dan nyonya yang tak terlihat, tentu saja kupandangi tangan sendiri sambil bertanya-tanya. Ini anggur atau soda? Kenapa bisa muncrat? Padahal, anggurnya terlihat biasa saja, seperti anggur pada bulan-bulan sebelumnya. Dari dulu tidak pernah muncrat. Kenapa kali ini tiba-tiba muncrat?
Seketika kujilat-jilat tangan kiriku
sementara pendeta berdoa. Lalu kujilat pula beberapa jari di tangan kananku.
Kemudian pada waktu bersamaan dengan semua jemaat, kuhabiskan sisa anggur dalam
cup jelly-ku. Ah, kenapa aku jadi seperti anjing yang suka
menjilat-jilat? Dalam perjalanan ke gereja kulihat seorang tante
menggendong anjingnya di boncengan motor. Sekalipun tidak suka anjing, aku sih
tenang saja karena masih berada dalam jarak aman.
Sewaktu kecil, anjing sepupuku juga suka
mengendus dan menjilat kakiku. Aarrgghh... rasanya jantungku mau copot. Namun,
ketika membaca ekpsresiku, koko sepupuku segera memanggil anjingnya. Ah, aku
sudah lupa nama-nama anjingnya karena aku tak pernah tertarik untuk mengenal
mereka. Meskipun demikian, aku tak bisa melupakan dua nama anjing yang
benar-benar menyusahkanku, yaitu Markun dan Igor.
Seharusnya Markun dilatih di kantor polisi
supaya dia bisa mengenali penjahat dengan baik dan tidak salah tangkap.
Sayangnya, dia hidup tertekan karena sering mendengar keributan anak-anak. Sementara itu, setelah beberapa bulan bagai hidup di neraka karena Igor si
puddle, akhirnya Tuhan turun tangan. Kala itu ada teman pecinta anjing yang mau
mengadopsinya. Untung deh, tetapi kala itu menanti-nantikan perbuatan Tuhan
tuh terasa lamaaaaaaaaaaaaaaa...
Pengkhotbah 3:21
(TB) Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas
binatang turun ke bawah bumi.
Semoga di surga nanti tidak ada binatang,
termasuk anjing. Kalau ada, semoga mereka bisa memahami bahasa manusia sehingga
aku bisa berkata, "Jangan jilat-jilat! Aku tidak suka dijilat."
wkwwkw.... Kalau mau mengenal Tuhan, lebih baik dari sekarang. Namun, kalau
berkenalan dengan anjing atau manusia penjilat, tidak usah deh. Cukuplah
kulihat mereka dari jarak aman saja yaa...
MENGENAL-MU
Bila kubuka mataku dan lihat
wajah-Mu, kuterkagum. Bila kulihat hidupku dan karya tangan-Mu, kutersanjung.
Kar'na semua yang baik dalam hidupku, itulah karya-Mu. Kau b'ri k'sempatan yang
baru.
Reff: Dan kuingin mengenal-Mu Tuhan lebih dalam dari s'mua yang kukenal.
Tiada kasih yang melebihi-Mu. Ku ada untuk menjadi penyembah-Mu.
0 komentar:
Post a Comment