Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 02 Juni 2019
"Tidak usah menasehatiku. Aku sudah mengerti semuanya."
Pernah mendengar kata-kata seperti itu? Kalau pernah berurusan dengan
generasi muda, pasti pernah lha mendengar kata-kata semacam itu. Kalau
berurusan dengan lansia, kata-katanya juga hampir sama: "Kamu tahu apa? Sebelum kamu lahir aku sudah lebih dulu ada dan
aku sudah mengetahui banyak hal. Tidak usah menasehatiku."
Pernah berkunjung ke sebuah rumah yang bau kotoran binatang? Apa masih
bisa memasuki rumahnya dengan pujian? Boro-boro memuji. Kalau bisa tidak
masuk, sebaiknya jangan masuk lha. Empunya rumah memiliki seorang anak
laki-laki yang ingin memelihara anjing. Dari awal keinginannya itu sudah tidak
disetujui oleh ortu dan saudara-saudara perempuannya, tetapi dia memaksakan
keinginannya.
Tanpa mempedulikan keberadaan seisi rumahnya dia pun membawa anjing itu
pulang. Kala itu dia mengatakan bahwa dia akan mengurungnya dan merawatnya agar
tidak mengganggu penghuni rumah lainnya. Namun, janji tinggallah janji. ‘Dia yang
berjanji. Dia yang mengingkari.’
Ketika ditegur karena membiarkan anjingnya berkeliaran, dia pun
mengatakan bahwa dia sendiri yang akan menyapu dan mengepel lantai rumah bekas
kotoran anjingnya itu. Namun, anak itu malah minum-minuman keras bersama
temannya hingga kepala pusing lalu menginap di rumah temannya. Anjingnya pun
tidak diberi makan selama beberapa hari.
Sementara itu ortunya pergi berlibur dan cecenya juga tidak mau mengurusi
anjing tersebut. Sekalipun hadiahnya Surga, cecenya tidak mau mengurusi anjing
itu. Biar titinya yang urus sendiri karena alasan apapun sudah tidak bisa
diterima oleh orang yang pernah digigit anjing. Biasanya kalau ada ortu di
rumah, pasti anak itu menyuruh ortunya merawat anjing itu dengan dalih anjing
itu seperti anak. Masa anak tidak dirawat?
Iiiiihh... Sekalipun anjing itu seperti anak baginya, selamanya tidak
akan pernah menjadi anak kandung. Mana ada manusia yang bisa melahirkan anjing?
Jadi, maksimal hanya akan menjadi anak adopsi tidak resmi.
Oh ya, terkait adopsi, dulu pernah kudengar ada anak adopsi yang
ditinggalkan di suatu tempat yang tidak dikenalnya agar dia tidak bisa kembali
ke rumah ortu angkatnya. Alasannya anak itu sering membuat malu ortu yang
mengadopsinya. Jadi, kalau ada yang mau mengadopsi anak, pastikan dengan
komitmen ya. Jangan hanya berjanji merawatnya lalu menelantarkannya demi
kesenangan pribadi atau tidak mau menanggung resikonya.
Nah, kembali ke masalah rumah beranjing tadi. Sekalipun anak itu cinta
mati sama anjingnya, apa dia berhak memaksa seisi rumahnya memberikan cinta
yang sama? Bukankah itu tanggung jawabnya sendiri jika dia memang merasa bahwa
anjing itu adalah buah hatinya? Betul tidak? Di Alkitab juga tidak ada
perintah untuk mengasihi anjing seperti anak sendiri. Adanya perintah untuk
menghormati orang tua dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Matius 19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
0 komentar:
Post a Comment