Sunday, September 29, 2024

Harapan Anti Gagal

Hope is An Anchor
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Sept 2024

"Bagi anak muda, imani bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan masa depan penuh harapan." Ucap pak Josia.

Biasanya masa depan bisa dibaca dari situasi masa kini. Namun, ketika Tuhan mengucapkan janji tersebut, situasinya tampak tidak mendukung. Di sinilah dibutuhkan iman untuk melihat hal-hal yang belum terlihat. Suatu hari ada film Cina lewat di beranda Youtube dengan judul, "I want to resign every single day". Gadis dalam cerita ini berharap bisa segera resign karena tidak tahan dengan bosnya yang workaholic. Berbagai cara dia lakukan agar bisa resign.

Karena bosnya mengatakan bahwa kinerjanya baik, dia berusaha memberikan kinerja yang buruk. Namun, kinerja buruknya justru menyelamatkan perusahaan. Dia berusaha membuat kesal ibu bosnya, tetapi ternyata yang dibuatnya kesal bukan ibu bosnya, tetapi asisten rumah tangganya. Dia juga sempat berpura-pura sakit agar bisa berlibur. Namun, dia tetap terjebak dalam jerat waktu.

Hahaha... Tuhan pasti bercanda. Itukah masa depan cerah yang Dia siapkan? Mustahil deh. Gadis lain juga telah berusaha resign, seperti gadis dalam film itu. Surat pertama dia berikan beberapa bulan lalu dengan alasan bahwa dia menyadari bahwa nilainya tidak sesuai dengan perusahaan.

Namun, dia gagal. Bos muda justru berkata, "Seharusnya setiap orang di sini mempelajari nilaimu." Dia pun hanya bisa membatin, "Ah, memangnya aku ini guru budi pekerti? Mengapa mereka tidak belajar sendiri di tempat ibadah masing-masing?"

Pada surat resign kedua dia menuliskan bahwa dia makin menyadari bahwa nilainya tidak sesuai dengan perusahaan. Bahkan, dia mengatakan kepada bos muda bahwa masa depannya akan suram jika tetap bekerja kepada bos besar yang semau gue itu. Namun, sekali lagi dia gagal resign karena bos justru memberinya kesempatan untuk menyusun standar yang jelas. Maka, dia bertanya kepada Tuhan, "Mengapa seperti ini padahal sudah jelas bahwa kami ini tidak seiring sejalan?"

Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Karena gagal resign untuk kedua kalinya, pekerjaannya makin bertambah untuk menyelesaikan masalah yang dikomplain olehnya sendiri. Jadi, hal ini bagaikan makan buah simalakama. Kalau tidak protes, hati nuraninya menjerit. Kalau protes, waktu dan energinya makin terkuras. Lantas dia pun meminta kepada bos muda agar hari libur disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Dia pun mengajukan izin untuk libur seminggu di tahun depan.

Penerjemah berkata, "Sebelumnya, tolong jangan marah, saya diminta olehnya untuk menyampaikan hal ini." Setelah itu barulah penerjemah menyampaikan protes gadis itu perihal hari libur yang minimalis. Gadis itu pun bertanya-tanya dalam diam. Mengapa penerjemah di kantor tidak sama dengan penerjemah di gereja? Kalau pendeta asing berkhotbah di gereja abcde, penerjemah akan langsung membeo eibicidii dengan bahasa berbeda tanpa memberikan kata-kata tambahan sebagai pembuka.

Hampir saja gadis itu membuka mulut untuk berkata, "Kalau dia marah, biarkan aku yang menanggungnya. Justru bagus kalau dia marah. Aku bisa bebas darinya. Inilah teknik memancing kepiting." Namun, dia masih bisa menahan dirinya karena tak mau menyusahkan penerjemahnya.

Eh, ternyata bos muda malah mengizinkan dia libur. Padahal, jika tidak diizinkan libur dan dipaksa kerja terus, seperti yang lain, dia akan memiliki alasan untuk resign. Bos muda malah tertawa karena izin libur tahun depan sudah disampaikan pada tahun ini. Bahkan, kalender tahun depan juga sudah dilampirkannya.

Lalu bos muda berkata, "Masalah libur seharusnya diatur oleh manajer HRD. Karena di sini belum ada, silahkan kamu cari dan wawancarai dia." Oalah, acapkali gadis itu menemukan masalah, dia sendiri yang harus menjawabnya. Untunglah beberapa hari kemudian dia pun sudah menemukan calonnya. Lalu dia mengajak bos muda mewawancarai orang itu bersamanya. Nah, tanpa perlu berlama-lama mereka sudah menjadi satu tim.

Hehehe... maunya berpura-pura tidak bisa agar tidak diminta menangani banyak hal. Namun, mengapa tak ada yang peduli ketika ada masalah? Inilah susahnya bekerja di tempat gelap. Ketika masih bekerja di tempat terang, banyak orang yang mau menjadi Terang Dunia sehingga lilin tak perlu terbakar amarah. Namun, kalau bekerja di tempat gelap, suka tidak suka lilin harus menyala agar gelap bisa tersingkir.

Alhasil, tugasnya malah bejibun seperti asisten manajer umum... wew... banyak tugas dan sedikit libur... hiks... Mungkin resign dari pekerjaan berat (lebih dari 12 jam) bukanlah kehendak Tuhan, tetapi liburan sudah pasti menjadi kehendak Tuhan. Selain sama dengan harapan pendeta, ini ada ayatnya loh... wkwwkw...

Pengkhotbah 5:17 (TB) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.

Maka, harapan untuk bersenang-senang setelah berjerih lelah tentu tidak akan gagal. Tahun depan aku akan pergi ke tepi pantai dan menikmati kelapa muda... hahaha... tak perlu menunggu masa tua. Sekalipun tak melihat sunrise dan sunset, tak masalah, yang penting ada sundae... hehehe...

KEMESRAAN
Suatu hari di kala duduk di tepi pantai dan memandang ombak di lautan yang kian menepi. Burung camar terbang bermain di derunya air. Suara alam ini bagaikan jiwa kita.
Sementara sinar surya perlahan mulai tenggelam. Suara gitarmu mengalunkan melodi tentang cinta. Ada hati membara erat bersatu. Getar seluruh jiwa tercurah saat itu.
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Kemesraan ini ingin kukenang selalu. Hatiku damai jiwaku tentram di sampingmu. Hatiku damai jiwaku tentram bersamamu.

Related Posts:

  • Rumahku adalah Surgaku Meskipun Belum SempurnaTidak Ada Binatang Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 13 Maret 2015 Suatu hari seseorang berkata kepada teman-teman di depanku: "Kalau bicara seperti Rully itu lho... tenang, lembut, dan enak didengar tetapi kalau ada kebakaran, b… Read More
  • Burung Gereja Melihat WajahKasih itu Murah Hati Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Nov 2016 Dahulu kala di sebuah kapal nan megah bekerjalah sekelompok burung yang beragam jenisnya. Suatu hari seekor burung gereja diutus bekerja di kapal tersebut. Pada … Read More
  • Gunakan Bahasa Manusia Jangan Berbahasa Roh Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Juni 2017 Lantas kami bergegas meninggalkan kedua tempat tersebut dan berjalan kaki ke bengkel yang terletak tepat di samping kantor BPS Kendangsari. Tanyaku kepada su… Read More
  • Bisa Dibeli? Eits, Belum Tahu Mereka Cara Memiliki Hati Teguh Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 April 2018 Seorang teman bercerita bahwa mantan bosnya sombong karena beranggapan bahwa karyawan bisa dibeli sehingga bisa diperlakukan dengan seenaknya. Bahkan, ada… Read More
  • Aku Mulai Kesal dengan AlasannyaPuteri Kriminolog Berusaha ‘Cuci Tangan’ Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 01 November 2015 Ketika penjaga lumbung kehilangan barang dan harus menggantinya, penjaga ladang mengizinkannya untuk mencicil. Namun, Puteri Kriminolog … Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.