Mimpi Apa Aku Ini?
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Sept 2023
MULUTKU PENUH dengan PUJIAN
Tuhan
Kaulah pengharapanku. Kupercaya hanya kepada-Mu. Yesus Kaulah perlindunganku.
Engkau yang selalu kupuji.
Reff: Mulutku penuh dengan pujian
kepada-Mu ya Yesus Tuhan. Sepanjang hari kuberi penghormatan kepada-Mu ya
Allahku.
Ketika sudah tidur nyenyak, tiba-tiba terdengar refrain lagu tersebut dari dalam hatiku sehingga aku terbangun. Kulihat masih jam 4 pagi sehingga aku berusaha tidur lagi, tetapi rasa kantuk sudah hilang. Maka, aku bergegas bangun dan membuka laptopku untuk melanjutkan analisaku. Sekitar sejam kemudian aku mendapat pencerahan.
Ah,
bagaimana mungkin Roh Kudus membangunkanku sepagi itu? Andaikata aku
dibangunkan oleh manusia, pastilah aku kesal. Namun, kalau Roh Kudus yang
membangunkanku, mana mungkin aku kesal? Apalagi Dia membangunkan dengan lagu
yang penuh pujian. Bagaimana bisa mengeluh? Hahaha ...
Kuketahui
bahwa peristiwa pemalakan itu disebabkan oleh krisis finansial yang dialami
oleh pelakunya. Ah, aku selalu kesal seperti Musa jika mendengar hal-hal
semacam ini. Ketika mengetahui hal ini seorang muslim berkata, "Ketika mengalami
krisis, seharusnya kita berbuat baik agar banyak yang mendoakan. Kalau mengambil
hak orang lain, yang ada malah dikutuki."
Aku
berkata, "Iya, aku akan mendoakan korbannya. Bagaimana mungkin dia dituduh
tanpa bukti? Itu pasti akal-akalannya untuk mencuri uang orang. Ah, dia seperti
preman." Aku tidak akan mendoakan pelakunya agar dilimpahi berkat. Aku
lebih peduli kepada orang yang teraniaya karena aku juga pernah teraniaya. Si korban bisa aja menuntut pengusaha itu, tetapi dia tidak mau melakukannya karena kata pak Kiai, "Doa orang teraniaya pasti didengar oleh Tuhan."
Amsal 11:24-25 (TB) Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya,
ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak
memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi
minum.
SENTUH HATIKU
Betapa
kumencintai segala yang t’lah terjadi. Tak pernah sendiri jalani hidup ini,
selalu menyertai. Betapa kumenyadari di dalam hidupku ini Kau s’lalu memberi
rancangan terbaik oleh karena kasih.
Reff: Bapa, sentuh hatiku, ubah
hidupku menjadi yang baru. Bagai emas yang murni Kau membentuk bejana hatiku.
Bapa, ajarku mengerti sebuah kasih yang selalu memberi bagai air mengalir yang
tiada pernah berhenti.
Menjelang sore tiba-tiba ada pria yang meminjam uang lagi. "Masa pinjam lagi padahal pinjaman sebelumnya belum dilunasi? Bagaimana kalau bisnisnya gagal lagi dan tidak bisa mengembalikan pinjaman lagi? Masa aku capek-capek kerja untuk dihabiskan olehnya?"
Kata Roh Kudus,
"Kamu ingat
sewaktu kamu susah?”
“Kamu ingat kata-kata Franky Kuncoro semalam bahwa masalah dipakai untuk memberkati orang lain?”
“Kamu ingat roti-roti dalam mimpimu semalam? Kamu tidak memakannya dan kamu
masih bisa tetap bergerak maju. Manusia hidup bukan hanya dari roti saja.”
“Kamu juga ingat firman dan lagu tadi pagi?"
Maka,
pinjaman kuberikan lagi sambil berkata di dalam hati, "Ok, jika dia tidak
bisa mengembalikan, itu urusan-Mu, itu uang-Mu, itu tanggung jawab-Mu. Jadi, terserahlah
apa kata-Mu."
Lalu ada
orang yang memujiku, "Jasamu ini luar biasa."
Namun, aku hanya berkata-kata dalam hati, "Jasa apa? Aku tidak membuka jasa peminjaman uang. Ini bukan mauku. Ini karya Roh Kudus. Kenapa Dia memberikan khotbah, lagu, dan firman pada momen yang begitu tuh? Secara akal sehat, aku sih tidak mau memberinya lagi. Tapi, Roh Kudus masih mau memberinya kesempatan lagi, lagi, dan lagi-lagi ..."
0 komentar:
Post a Comment