Melayani Satu Jiwa
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Sept 2023
Tadi
sebelum khotbah ada film pendek tentang seorang pemuda yang bermimpi aneh. Lalu
dia terbangun sambil bertanya, "Mimpi apa aku ini?" Hal yang sama
juga kualami beberapa hari lalu dan kutanyakan hal yang sama, Mimpi apa aku ini?
Aku
berdiri di sebuah pabrik yang luas lalu tiba-tiba ada seorang pegawai wanita
mendekatiku. Dia berkata, "Pabrik akan bangkrut. Orang-orang tidak mau
lagi input PAK dan BMG." Sambil memperhatikan para pekerja yang sibuk di
tempatnya masing-masing, aku menjawab, "Tidak bisa begitu. Pabrik ini
belum bangkrut. Mereka harus tetap mengerjakannya." Lalu aku bergegas
pergi untuk menemui mereka.
Dalam
perjalanan aku melihat tumpukan roti empuk berserakan di area pabrik.
Roti-roti tersebut masih bagus karena masih berada dalam kemasan plastiknya.
Aku pun berjalan perlahan agar tidak menginjak roti-roti itu. Kemudian aku
berdiri menatap tangga besi setinggi dua meter sambil berkata, "Ah, banyak
sekali masalahnya."
Karena
aku paling belakang, aku berusaha mengunci pintu geser rumah itu, tetapi tak
bisa dikunci. Maka, aku tidak lagi berusaha menguncinya dan hanya membiarkannya
tertutup saja. Aku pun bergegas menyusul saudara-saudaraku ke dalam rumah.
Seketika
aku terbangun, "Mimpi apa aku ini? Siapa yang akan bangkrut? Pabrik roti siapa
itu? Kalau kebangkrutan memang bisa membuat orang bertobat, aku dukung saja
rencana-Mu, Tuhan."
Amsal 30:8-9 (TB) Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan.
Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati
makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak
menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku
mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Beberapa
hari sebelum mimpi itu kudengar ada orang yang dipalak oleh seorang pengusaha.
Dia dituduh bekerja sama dengan rekannya untuk mencuri sesuatu darinya padahal
tidak ada buktinya. Dia sampai bersumpah di atas Al-Quran. Dia pun berkata,
"Kalau aku melakukannya, aku akan mati dalam kecelakaan."
Ketika
mendengar cerita itu, aku menjadi geram dan berkata, "Kata-katanya terbalik.
Seharusnya dia berkata, "Kalau aku tidak melakukannya, dia yang menuduhku
akan mengalami kecelakaan." Ngapain
dia mencelakakan dirinya sendiri?"
Lalu ada
masalah lainnya lagi hingga aku pusing karenanya. Maka, seorang bapak berkata,
"Sudah, tak usah dipikirkan. Kalau kamu pikirkan, nanti bisa sakit
maag." Eh, malam harinya perutku malah mules berat karena diare. Oalah, orang
lain yang punya masalah, kenapa aku yang kepikiran?
Aku pun
tidur lebih larut daripada biasanya karena berusaha menganalisa masalah
tersebut. Meskipun demikian, aku tidur sebelum menemukan pencerahan.
0 komentar:
Post a Comment