Rencana Keselamatan Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 6 Agt 2023
Beberapa hari lalu aku kesulitan menemukan
dokumen lalu meminta saran dari seorang konsultan. Dia pun memberikan saran,
"Buat saja dokumennya", tetapi aku tidak mau karena itu sama saja
dengan memalsukan dokumen.
Dia menjawab, "Tidak apa-apa. Hal
ini sudah biasa dilakukan. Banyak orang melakukannya." Namun,
kujawab, "Aku tidak berani. Aku harus bertanya dulu kepada bos." Jawabnya,
"Iya, kalau aku memberi saran, bukan berarti harus langsung kamu lakukan,
tetapi kamu tanyakan dulu." Lalu dia menutup telepon dan membiarkanku
kembali bergumul di dalam hati.
Ah, tentu saja aku harus bertanya terlebih
dahulu kepada Bos dari segala bos. Tuhan, dulu Kamu menghentikanku. Masa
sekarang kamu memintaku melakukannya? Dia tuh Worship Leader (WL) dari gereja
sebelah yang besar dan ternama itu. Masa memberi saran begini?
Jika kusampaikan sarannya kepada bos
yang kurang bijak, kemungkinan besar bos akan mengikuti sarannya. Namun, aku
tidak bisa menemukan jalan lain. Ini terlalu rumit. Bagaimana solusinya? Apa
ini sudah waktunya berhenti?
Sembari menunggunya, aku pun mengecek
data-data tertentu. Lalu kuminta bantuan seseorang mencari dokumen lama
berdasarkan data-data itu. Namun, dokumennya tetap tidak ditemukan. Jadi, aku
mencuci tanganku yang menghitam karena debu dan kembali duduk di depan mejaku.
Dalam hati aku
berbicara lagi kepada Dia yang Tak Kelihatan. Aku tidak bisa
menemukannya. Bahkan, salah satu ruas jariku sampai robek begini karena teriris
kertas, kertas tua pula. Hiks ... rasanya pedih sekali. Mungkin ini memang waktunya untuk
berhenti. Aku sudah tidak sanggup. Ini sulit.
Kemudian muncul inspirasi lagi dari Roh
Kudus untuk mengecek beberapa data lain. Oh, mataku mulai terbuka.
Seharusnya ini bisa menjadi solusi. Lalu kuminta saran dari konsultan lain
yang non-Kristen. Dia pun memberi pengarahan untuk menyiapkan dokumen lain
berdasarkan temuan data terbaru itu.
Jadi, kuminta bantuan seseorang untuk
mencari dokumennya. Dia pun berhasil menemukannya. Aku mulai merasa lega dan
segera memberitahu WL tadi bahwa aku sudah bisa mengurai kekusutannya. Hehehe
... aku tidak jadi berbicara dengan bos karena sudah bicara dulu dengan Bos
dari segala bos.
"Namun, tega banget sih membiarkan
ruas jariku sedikit robek begini? Mengapa tidak memberiku ide tersebut langsung
dari awal? Mengapa aku harus cari-cari dulu?" Tanyaku di dalam hati. Dia
tersenyum seraya berkata, "Itu untuk melatih kegigihanmu. Lagipula Aku
tahu batas kemampuanmu. Kamu tidak akan dicobai melampaui hal itu."
Ya, gara-gara khotbah pendeta tentang
Zakheus yang ingin tahu orang apakah Yesus itu. Mungkin WL itu perlu mengetahui
orang apakah aku ini ... xixixi ... Oke, sekarang waktunya bersaksi kepadanya
yang dulu sempat kepo dengan kekristenanku.
DALAM KRISTUS
Dalam Kristus kuberikan
kemuliaan atas kemenanganku. Sungguh ku terpesona akan kekuatan dan kuasa-Mu.
Oh, tak dapat kumengukurnya. Namun, semuanya tak dapat melampaui anugerah-Mu
yang kuterima.
Chorus: Dalam Kristus kupercaya ada kemuliaan di balik salib-Mu. 'Kan
kunyatakan kemenangan dari-Mu. Kekuatanku, harapanku hanya Yesus.
0 komentar:
Post a Comment