Kebutuhan Wanita
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 30 Juli 2023
"Now?" tanya Lui tak percaya.
"Yes, please", jawab Mr. Bright.
Saat itu Lui baru saja menikmati makan siangnya pada jam 12 siang. Eh,
tiba-tiba dia dipanggil untuk rapat online bersama Mr. Smart. Akhirnya dia
menutup kembali makan siangnya dan buru-buru ke tempat Mr. Bright.
Saat rapat penerjemah sempat berkata,
"Kalian ini karyawan elit jadi harus selalu siap sebelum rapat
dimulai sehingga tidak seperti Ms. Funni yang harus cari-cari dulu sumber
informasinya. Ini menghabiskan waktu." Lui pun mengangguk-angguk sambil
menahan tawa geli. Dia berpikir, "Baru kali ini kudengar istilah "karyawan
elit". Apa dia tidak salah menerjemahkan? Biasanya di buku ditulis
karyawan puncak, bukan elit."
"Kata elit, seharusnya identik dengan
sesuatu yang glamor atau mewah, seperti rumah elit. Nah, kami ini justru jauh
dari kesan mewah. Kami ini bukan karyawan elit, justru karyawan paling jongos
karena dibebani paling banyak tanggung jawab. Jangankan sempat merawat diri, jam
makan aja jadi tidak teratur seperti ini."
Nah, selesai rapat Lui langsung melanjutkan makan siangnya sambil menjelajah internet, 'Perbedaan waktu Indonesia dan Taiwan.' Om Google menjawab, "Jika di Indonesia jam 12, di Taiwan sudah jam 1." Maka, mengertilah Lui, "Pantas, Mr. Smart sering mengadakan rapat pada jam 12. Wew ... mungkin perutku harus mulai terbiasa dengan jam Taiwan."
Ah, kerukunan itu memang membutuhkan
pengertian. Lalu seseorang bertanya pula kepada Lui, "Kamu diminta apa
sama Mr. Smart?" Jawab Lui, "Dulu diminta agar akuntan mengetahui
segalanya, baik urusan gudang, produksi, exim, maupun HRD, termasuk segala
peraturan yang terkait dengan semua bagian itu. Nah, tadi dia kembali
mengingatkan agar akuntan selalu update semua informasi peraturan itu."
Si penanya berkata, "Akuntan mau menggantikan GM ta kok sampai diminta menangani hal-hal semacam itu?" Sambil tertawa Lui menjawab, "Diminta jadi asistennya kali." Kemudian si penanya berkata, "Ya udah, habis ini kamu jadi generasi penerusnya Embah." Lui hanya tertawa dan berharap ini bukanlah pesan profetik untuknya.
Namun, Lui mengerti GM dalam
kesulitan karena calon asistennya diambil papanya. Kala itu dengan ringan
papanya berkata, "Biar GM cari sendiri." Dulu Lui pun sudah
sering mendengar kata-kata semacam ini terucap dari bibir papanya, "Cari sendiri."
Nah, ketika Lui sudah bisa mencari sendiri,
dia pun mencukupi kebutuhan dan keinginan papanya, baik materi maupun non
materi, hingga papanya nolak-nolak pemberiannya karena dianggapnya sudah lebih
dari cukup.
Hehehe ... begitulah balas dendam yang
keren dari seorang anak kepada papanya yang keras kepala dan pelit. Pelit tidak
bisa dilawan dengan pelit. Pelit harus dilawan dengan kemurahan hati. Lagipula
benihnya juga dari Tuhan. Jadi, gratis toh.
2 Korintus 9:10-11
(TB) Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga
yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan
buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati,
yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Jadi, Lui berdoa agar GM juga bisa melakukan hal yang sama kepada papanya. Biarkan GM mencari sendiri. Nanti kalau dia sudah dapat, dia bisa memberi papanya dengan berkelimpahan hingga papanya nolak-nolak pemberiannya karena gengsi ... ihihihi ... Masa dikasih anak padahal dulu anak harus cari sendiri?
Hehehe … bermain roller coaster itu
menyenangkan, apalagi mainnya gratis karena saat itu ada yang traktir. Namun, roller
coaster hanya beberapa menit, sedangkan kehidupan ini bisa berpuluh-puluh
tahun dan goncangannya bisa terjadi berulang kali dalam rentang waktu lebih
dari beberapa menit. Namun, hidup ini tetap indah kalau dijalani bersama Tuhan.
Maka, karena pernah senasib dengan GM
sekalipun berbeda tingkat kesulitan, Lui pun tak sampai hati menolak permintaan
Mr. Smart untuk membantu GM. Namun, karena kapasitasnya masih jauh dari standar
asisten GM, tentu saja Lui hanya bisa berdoa dan berusaha semampunya.
BERDOA dan BERJAGA
Ku berdoa dan berjaga-jaga
hadapi tanda akhir zaman Agar ku kuat dan ku melihat Mujizat semakin Kau
nyatakan. Seperti anak dara yang bijaksana, Layak menyambut
pengantinnya. Kumau siap sedia bagi-Mu Raja di saat hari Tuhan tiba.
Oh ya, hati-hati kalau mau mengatai
seseorang jelek karena dulu aku pernah spontan berucap di dalam hati bahwa
seseorang terlihat jelek. Eh, pada pertemuan selanjutnya kulihat dia makin
tampan.
Sebenarnya ini karena Tuhan mengubah mataku
karena pernah kunyanyikan lagu, "B'rikanku
hati s'perti hati-Mu ... b'rikanku mata s'perti mata-Mu ..."
atau Tuhan justru sudah mengubah wajahnya? Ah, semoga saja dia tidak oplas
karena bisa membaca pikiranku waktu itu. Tapi, hati-hati deh. Dari mata bisa
turun ke hati, tetapi dari hati juga bisa naik ke mata ... hahaha ...
0 komentar:
Post a Comment