Ih, Sebel
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Mei 2023
Bau rokok selalu memberikan dampak buruk
terhadap Kesehatan fisik, jiwa, dan emosi. Bau tesebut mengembalikan Ran pada
momen-momen terkelam dalam hidupnya. Saat itu tiap malam selama lebih dari enam
bulan dia harus mondar-mandir ke dokter paru-paru yang mata duitan hingga dia
tidak mau memberinya rujukan ke rumah sakit pemerintah.
Padahal, tanpa rujukan, Ran harus mengulang
pengobatan dari titik nol lagi karena perbedaan obat. Dokter umum dari pihak
pemerintah pun sama saja. Dia tidak mau merujuk ke dokter spesialis karena
katanya bisa menangani sendiri. Faktanya, masih mau mencontek.
Di rumah sakit swasta itu Ran juga bertemu para korban rokok yang menceritakan berbagai duka atau penyesalannya. Maka, suatu hari ada teman SMP yang bertanya kepada Ran, "Apa sekarang kamu menjadi dokter? Kok mondar-mandir ke rumah sakit?" Jawab Ran, "Bukan jadi dokter, tapi aku menggaji dokternya." Hehehe ... gini nih jawaban orang yang lagi sebel, tetapi enggan meratapi keadaan.
Setelah enam bulan seharusnya Ran diminta
kontrol lagi, tetapi Ran sudah muak bertemu dokter itu. Lagipula dia sudah
yakin sembuh karena nafasnya sudah stabil. Beberapa tahun kemudian dokter itu
bertemu mama di rumah sakit dan menanyakan keadaan Ran yang tidak kunjung
kembali ke tempatnya. Tentu saja mama mengatakan bahwa Ran sudah sehat. Ini
namanya dibenarkan oleh iman... wkwwkw ...
Nah, mana mungkin Ran mencari orang yang
merokok seperti Conan? Ini namanya mencari penyakit dan cari mati. Conan
tidak peduli dengan paru-parunya sendiri. Bagaimana mungkin dia peduli jika Ran
bisa sesak nafas lagi karena asap rokoknya itu?
Ada seorang bapak yang berkata,
"Kokoku tidak bisa kularang merokok. Katanya dia lebih baik mati daripada
hidup tanpa rokok. Padahal, perokok pasif lebih berisiko daripada perokok
aktif. Pakai masker pun, tidak bisa membantu perokok pasif."
Ya, begitulah egoisnya para perokok.
Mereka tuh berusaha merampas hak bernafas orang lain. Mereka tuh mau mati
perlahan-lahan, tetapi menyiksa dan mengajak orang lain pergi bersamanya. Padahal,
sekalipun mereka berhasil membunuh orang lain dengan asap rokoknya, di akhirat
mereka tetap harus sendirian mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pada akhirnya, Conan mengetahui bahwa Ran juga resign. Katanya dengan nada prihatin, "Aku resign, kok kamu ikut resign?" Jawab Ran, "Kalau aku tidak ikut resign, aku akan kehilangan kebebasan selamanya karena ada kejadian salah transfer lagi setelah aku pergi."
Conan menjawab, "Iya, mungkin jalannya
harus seperti ini." Tentu saja Ran langsung membenarkan. Tanya
Mitsuhiko kepada Ran, "Dulu kamu keluar sendiri atau dikeluarkan?"
Ran menjawab bahwa dia keluar sendiri.
Ran sempat meminta surat referensi karena
mungkin diperlukan. Namun, ujung-ujungnya surat itu tak berguna karena hanya
referensi dari Conan yang diperhatikan oleh bos barunya.
Ran pun menawarkan sejumlah komisi untuk
Conan, tetapi dia menolaknya karena dia sudah senang jika tak diganggu lagi
oleh bos itu. Jadi, di balik penyerahan tongkat estafet memang ada kelemahan
manusia yang diiringi dengan kebaikan Tuhan...^.^
TUHAN yang PEGANG
Tak kutahu 'kan hari esok,
namun langkahku tegap. Bukan surya kuharapkan, kar'na surya 'kan lenyap.
O tiada ku gelisah akan masa menjelang. Kuberjalan serta Yesus, maka hatiku
tenang.
Reff: Banyak hal tak kupahami dalam masa menjelang. Tapi t'rang bagiku
ini, tangan Tuhan yang pegang.
Tak kutahu kan hari esok, mungkin langit 'kan gelap. Tapi Dia yang
berkasihan melindungiku tetap.
Meski susah perjalanan, g'lombang dunia menderu, dipimpin-Nya
kubertahan sampai akhir langkahku.
0 komentar:
Post a Comment