Sunday, September 19, 2021

Bukan Kekuatan Sendiri

Dua Bersaudara
Catatan Ibadah Online Minggu 19 Sept 2021

Tahun 2010 penulis pernah sakit TBC kelenjar getah bening lalu sempat berobat ke dokter spesialis swasta yang cukup mahal. Maka, dia meminta dokter umum BPJS untuk memberinya rujukan ke dokter spesialis BPJS, tetapi dokter umum itu menjawab: "TBC masih bisa kami tangani. Dokter swasta itu memberimu obat apa? Biasanya obat itu diminum berapa kali? Saya bisa menuliskan resep obatnya."

APA!?! Jika dokter umum itu memang bisa menangani, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui obat dan dosisnya? Bagaimana dia akan mengetahui kapan dosis obat bisa dikurangi atau dihentikan? Jika keadaannya seperti ini, penulis tidak yakin dokter BPJS bisa menyembuhkannya. Alhasil, kala itu penulis berdoa lalu Tuhan menggerakkan hati atasannya untuk memberinya kenaikan gaji sebesar biaya pengobatannya di rumah sakit swasta...^.^

Mazmur 62:9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela

Namun, BPJS sudah mengalami beberapa perubahan. Sekarang ada aplikasi untuk menyampaikan saran dan keluhan. Beberapa tahun lalu ada seorang ibu yang memasang gigi palsu dengan BPJS. Dokternya sudah mencoba beberapa kali untuk membuat cetakan gigi, tetapi tak kunjung berhasil. Maka, ibu itu memasang gigi palsu di tukang gigi dan bisa selesai dalam beberapa jam. Lantas dia komplain ke BPJS sehingga dokter gigi di klinik itu diganti dokter gigi lain.

Lha iya... kalau belum bisa, seharusnya bilang terus terang donk. Masa pasien dijadikan kelinci percobaan? Hal-hal macam inilah yang seringkali membuat beberapa orang ragu menggunakan BPJS. Lantas mereka berpikir bahwa rumah sakit mahal lebih menjanjikan. Padahal, jika bertemu dokter BPJS yang tepat, hal ini justru dapat meringankan biaya pengobatan. Jika dokternya terkesan 'aneh', kita juga bisa komplain dan tentulah akan diselidiki oleh pihak terkait sehingga ke depannya BPJS bisa semakin baik demi kepentingan bersama.

~ Libatkan Tuhan dalam setiap rencanamu. Niscaya perjalananmu akan berhasil dan beruntung. ~

Kemudian Rusa berkata kepada Elang: "Biasanya saudara kita tidak mau mengeluarkan uang untuk ortu karena takut miskin atau berkekurangan. Namun, jika kita mengenal Sang Pemberi Berkat, kita tidak perlu takut seperti mereka." Elang pun menyetujui hal itu.

~ Kalau mau memberi, jangan tunggu orang lain memberi terlebih dahulu. Kalau mau memberi, berilah dengan keikhlasan hati karena sesuatu yang tulus dari hati pasti sampai ke hati. Kalau mau memberi, juga tidak harus memberi lebih, tetapi gunakan hikmat Tuhan. ~

Lalu apa bedanya kisah dulu dan sekarang? Apa bedanya kisah mereka? Bukankah sama-sama berurusan dengan sosok yang lebih cinta mamon daripada Tuhan? Bukankah sama-sama berurusan dengan sosok yang lebih mencintai dirinya sendiri melebihi ortu? Bukankah sama-sama berurusan dengan sosok yang kurang mengenal Yesus? Masa mau marah-marah kepada mereka, seperti sales yang ditolak?

Beberapa waktu lalu Rusa ditelepon oleh sales kartu kredit dari sebuah bank ternama di Indonesia. Rusa menolak tawarannya lalu sales itu marah-marah: "Kamu ini bisa mendapatkan kartu kredit secara gratis, tanpa harus repot-repot apply dan tidak perlu disurvei. Masa tidak mau dicoba dulu?" Karena kesal dengan sikapnya, Rusa malah memblokir nomernya agar tidak terus menerus ditelepon dan diomeli karena menolak kartu kredit itu.

"Kalian itu bisa mendapatkan keselamatan secara cuma-cuma, tanpa harus memohon-mohon. Masa tidak mau coba menerimanya dulu?" Hahaha... percuma saja kalau mau marah-marah seperti ini. Jadi, tiap kali Rusa bertanya: "Tuhan, bagaimana cara menghadapi mereka yang cinta mamon?" Tuhan pun hanya menjawab singkat: "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17)

JADIKANKU RUMAH DOA-MU
‘ku bawa hidupku s’karang ke tempat kudus-Mu Tuhan. Di mezbah-Mu ‘kuserahkan seluruh hidupku.
Penuhi hatiku s’karang dengan urapan yang baru agar aku lebih lagi mendengar suara-Mu.
Jadikan aku, Tuhan rumah doa-Mu agar semua suku bangsa datang menyembah-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.