Dampak Estafet
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Mei 2023
Lantas Conan bertanya pula, "Gimana
kerjaanmu?" Jawab Ran, "Baik sih, hanya saja saat rapat ada yang
berulang kali berkata, 'Jangan kecewakan Mr. Huang, Mr. Huang, Mr. Huang, Mr.
Huang, Mr. Huang teruuuss.'"
"Tunggu, tunggu, Mr. Huang itu siapa?
Aku ta?" tanya Conan berpura-pura tidak tahu. Dengan kesal Ran menjawab,
"Yo". Tanya Conan lagi, "Siapa yang mengucapkannya?
Engkong?" Jawab Ran, "Ya. Encekmu itu."
Hahaha ... Conan tertawa dan berkata, "Soal itu no hard feeling. Aku tidak ada hubungan apapun dengannya." Ih, tetap saja Ran sebel karena hal itu sudah kejadian yang ketiga kalinya. Pada kejadian pertama, Ran memberitahu Conan sambil tertawa. Pada kejadian kedua, Ran hanya ngedumel dalam hati. Pada kejadian ketiga Ran pun menumpahkan kekesalannya kepada Conan.
Hehehe ... sebenarnya Ran kesal karena itu
semacam kata-kata profetik dari Bapa. Dengan kata lain, Bapa ingin berkata,
"Jangan kecewakan Conan meskipun Conan pernah mengecewakanmu." Mana
bisa? Masa harus selalu mengalah kepadanya hanya karena dia masih titi? Sabar.
Sabar. Sabar tuh kesel. Yusuf saja masih membalas saudaranya
tipis-tipis. Ran juga belum lebih baik darinya.
Lukas 15:31 (TB) Kata
ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
"Benar juga ya," pikir Ran. Anak
sulung seharusnya punya rasa memiliki. Segala milik Bapa adalah miliknya juga.
Maka, sekalipun kecewa, dia tidak akan meninggalkan Bapanya.
Lukas 15:12 (TB) Kata
yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita
yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka.
Anak bungsu tidak punya rasa memiliki dan hanya mau menerima pemberian. Jika sampai dikecewakan, dia berpotensi pergi meninggalkan Bapa.
Sebenarnya sebelum Conan resign, di
dalam kamarnya Ran sempat mendengar sebuah suara lembut yang bertanya
kepadanya, "Bagaimana jika Conan pergi membantu orang lain?" Lantas
Ran menjawab suara itu, "Tidak masalah."
Suara itu berkata lagi, "Ini karena
manusia punya kehendak bebas." Ran langsung menimpali, "Iya, aku
tahu. Aku juga punya kehendak bebas. Kalau aku mau pergi, aku juga tidak mau
dilarang."
Jadi, saat Conan memberitahu Ran bahwa dia resign,
Ran tidak berusaha menahan kepergiannya. Ran juga tidak memberitahu bahwa
dirinya sudah dimintai persetujuan oleh Roh Kudus sebelum Conan menyampaikan
keputusannya kepada Ran.
Lantas saat itu Conan sempat berkata,
"Kamu tidak akan menemukan orang yang sepertiku. Kalau tidak
percaya, cari saja." Dengan tenang Ran menjawab, "Jelas lha. Setiap
orang itu unik. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sehingga tidak
mungkin ada yang sepertimu dan sepertiku."
Namun, dalam hati Ran berkata, "Mana
mungkin kucari orang sepertimu yang cinta rokok? Kalau boleh memilih, aku ingin
bekerja di perusahaan yang tidak mempekerjakan para perokok. Kalau boleh
memilih, aku tidak akan berteman dengan perokok. Aku pasti mencari yang lebih
baik dari itu. Kalau tidak ada, mungkin aku harus menciptakannya sendiri.
Namun, sebelnya, bukan kehendakku yang terjadi. Hmpfh, mungkin Tuhan mau
aku cepat berpulang ke rumah-Nya karena Dia sudah rindu."
0 komentar:
Post a Comment