Pembawa Beban
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 April 2023
Suatu hari seorang bapak bercerita perihal
temannya yang kasar. Katanya, "Dulu dia baik ketika masih tinggal di desa
yang sama denganku. Namun, setelah sukses, perkataannya sering menyakitkan
hati." Maka, dia berencana meninggalkan temannya.
Aku pun mengetahui bahwa saat ini temannya
bergabung dalam suatu organisasi preman setempat. Lantas aku bertanya
kepadanya, "Kasarnya seperti apa? Kalau marah, apa dia suka melempar
barang-barang dan menggebrak meja?"
Jawabnya, "Tidak. Hanya kata-katanya
yang kasar." Aku pun segera menimpali, "Kalau begitu, mantan bosku
masih lebih parah daripada dia. Mantan bosku kalau marah sampai mukanya memerah.
Dia menggebrak meja dan melempar barang-barang, termasuk HP. Jadi, temanmu
itu masih lebih baik daripada mantan bosku."
Lanjutku, "Karyawannya yang paling
senior sampai mengatakan bahwa semua yang bekerja di sana juga gila. Kalau
tidak ikutan gila, pasti tidak akan tahan bekerja di sana." Ketika
mendengar cerita itu, bapak itu tertawa, tetapi dia tetap berencana
meninggalkan temannya. Aku sih setuju karena tindakannya sesuai firman
sekalipun dia bukan Kristen.
Amsal 22:24-25
(TB) Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan
seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan
memasang jerat bagi dirimu sendiri.
Temanku juga tertawa dan berkata,
"Ternyata preman masih kalah garang dibandingkan mantan bosmu." Seketika
aku menimpali, "Aku yakin 100% bahwa mantan bosku akan takut kepada
preman. Dia tuh hanya berani kepada orang lemah. Ini sebabnya kamu juga
jangan terlihat takut kalau dimarahi olehnya. Tatap saja matanya."
Kataku pula, "Dia juga tidak akan
memecatmu karena dia paling takut memberikan uang pesangon. Jika tidak memberi
pesangon, dia pun takut dipailitkan oleh karyawannya seperti yang telah dialami
oleh rekanan bisnisnya. Jadi, kalau kamu masih mau bertahan di sana, ya
kuat-kuatan mental aja."
Dari ceritanya aku pun menyimpulkan bahwa
bosnya hanya ingin mengusir adik kandung dan istri adiknya dari bisnis keluarga.
Namun, bosnya tidak berani terang-terangan mengusir mereka karena masih segan
terhadap mamanya. Jika mamanya sampai berpulang ke rumah Bapa, pasti keduanya
saling berperang dan saling menuntut.
Jadi, dia hanya bisa melampiaskan amarah
kepada wanita itu yang merupakan bawahan adiknya. Anjing yang menggonggong memang
tidak akan menggigit. Namun, tetap saja perkataannya bisa membuat banyak
orang sakit hati. Jadi, aku mendukung wanita itu jika dia mau mensomasi bosnya yang
sudah terlena dengan omongan kasar selama puluhan tahun lamanya.
Ada wanita yang juga bercerita kepada temannya, "Dulu aku harus berhadapan dengan wanita yang dibekingi preman sehingga semua takut kepadanya. (Ada yang sampai membayar jasa Brimob.) Pendahuluku sampai resign karena diancam preman itu, tetapi aku dibekingi Tuhan Yesus sehingga aku mendapat info ini dan itu. Semua bantuan pun sudah Tuhan siapkan sehingga aku batal meminta bantuanmu karena saat itu kamu sibuk."
Lanjutnya, "Jadi, ini terbukti loh >> … Kalau kamu ingin tahu cara Tuhan melindungimu, tidak usah bayar orang untuk jagain kamu. Kalau kamu benar, yakin Tuhan akan melindungimu, Tuhan akan mem-protect-mu. …"
KETIKA AKU BERBEBAN BERAT
Ketika aku berbeban berat,
kudatang kepada Yesus. Dia berikan damai dan suka cita, sejahtera dalam hatiku.
Ketika aku berputus asa, ku datang kepada Yesus. Dia bebaskanku dan lepaskanku.
Kini aku jadi baru.
Yesus, Yesus Tuhan mulia nama-Mu. Kutinggikan kuagungkan nama-Mu
selama-lamanya.
0 komentar:
Post a Comment