Kekuatan Bersyukur
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Nov 2022
“Sidoarjo? Jauh sekali…”, tanya seorang pengemudi
gojek.
“Nggak nyampai Sidoarjo kok, di perbatasannya saja,” jawab penumpangnya.
“Oh, tidak sampai Juanda ya?” tanyanya lagi.
“Iya, tidak sampai. Tau Gunung Sari dan Karangpilang?” jawab penumpang itu
lagi.
Si pengemudi menjawab bahwa dia mengetahui
tempat-tempat itu. Maka, penumpang berkata lagi, “Dari Gunung Sari ke
Karangpilang lalu sampailah di Sepanjang.”
Untung dia bukan generasi jadul yang
biasanya langsung menyambung dengan nyanyian ‘Sepanjang
Jalan Kenangan ….’ Lain kali jika ada yang berkomentar seperti itu, seharusnya
dijawab aja dengan lagu lain, ‘Siang Jadi Kenangan,
Malam Jadi Impian, Cintaku Semakin Mendalam.’ Namun, harus dilanjutkan
biar tidak salah paham dan membuatnya baper.
…^.^… “Happy Ya ... Ya ... Ya... Happy Ye ... Ye ... Ye ...
Aku Senang Jadi Anak Tuhan. Siang Jadi Kenangan, Malam Jadi Impian. Cintaku
Semakin Mendalam.” …^.^…
Maka, dengan lega si pengemudi mengantarnya
pulang. Di dalam perjalanan dia kembali mengatakan bahwa gerejanya jauh ya.
Hahaha … manusia aja mengerti, tetapi Tuhan kok seperti tidak mengerti ya? Jika
ada gereja yang dekat, mengapa harus ke tempat yang jauh? Hehehe … dulu aku menanyakan
hal ini lalu dengar khotbah tentang Simon dari Kirene yang datang dari jauh.
Namun, belum tahu dia bahwa si penumpang sudah pernah menempuh perjalanan yang lebih jauh daripada itu. Untuk apa coba? Ini karena dia sempat mengalami yang namanya jalan ditutup oleh pemerintah ketika bergumul tentang jauhnya Sepanjang ke ITC.
Alhasil, akhirnya dia siap menempuh
perjalanan panjang tersebut sesuai pesan gembalanya, ‘All we do for God: ke
ITC, ke Marvel, ke Singapore, dan kembali ke sini.’ Sayang beribu sayang, si gembala malah belum kembali ‘ke sini’. Dia masih di
sana dan ke sana kemari. Memang ya manusia bisa berencana, tetapi Tuhan yang
menentukan. Pasti Tuhan memiliki rencana lain. Kadang kala rencana-Nya
memang tak terselami.
Nah, di era pandemi ini ibadah juga bisa
online, lalu mengapa harus datang ke gereja? Datang ke gereja itu seperti
datang ke rumah Tuhan. Memang sih Tuhan memiliki banyak rumah, baik di bumi
maupun di surga. Jika waktunya belum tiba, kita tidak mungkin diundang ke rumah-Nya
yang baka. Biasanya Dia hanya mengundang kita untuk datang ke salah satu rumah-Nya
yang ada di bumi.
Saat diundang oleh-Nya, masa kita jawab, “aku
datang online saja ya.” Nah, jika kita mengundang-Nya datang ke rumah kita lalu
Tuhan menjawab, “Maaf Nak, Bapa datangnya lewat online saja.” Bagaimana nih?
Lain halnya kalau memang sedang sakit hingga tak bisa ke rumah-Nya. Jika demikian,
sudah sewajarnya jika Tuhan yang mendatangi kita. Iya apa ya?
KUMASUKI GERBANG-NYA
Verse: Kumasuki gerbang-Nya
dengan hati bersyukur, halaman-Nya dengan pujian. Kataku hari ini
harinya Tuhan. Kubersuka s'bab Dia girangkanku.
Chorus: Dia girangkanku, oh Dia girangkanku. Kubersuka s'bab Dia
girangkanku. Dia girangkanku, oh Dia girangkanku. Kubersuka s'bab Dia
girangkanku.
0 komentar:
Post a Comment