Catatan Ibadah ke-2 Jumat Agung 25 Maret 2016
Matius 27:32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Simon baru saja datang
dari luar kota lalu dia melihat ada keramaian. Dia tidak mengetahui ada
peristiwa apa. Bahkan, mungkin saja Simon belum pernah mendengar tentang Yesus.
Markus 15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Ketika melihat ada
kerumunan orang di sana, mungkin saja anak-anak Simon menarik-narik tangan
Simon agar melihat peristiwa tersebut. "Ayo
pa... kita lihat ada apa di sana." Mungkin karena menuruti keinginan
mereka, Simon pun menggandeng kedua anaknya menerobos kerumunan orang banyak
untuk mengetahui peristiwa yang terjadi.
Lukas 23:26 Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Tiba-tiba Simon dipaksa
memanggul salib Yesus. "Hei kamu...
bawa salib ini!"
Nah, di sini ada yang
aneh. Seandainya saya diminta tolong oleh seorang nenek untuk mengangkat
segalon air, pasti saya langsung bertanya: "dibawa
kemana nek?" Ketika nenek menjawab: "di rumah yang itu", pasti saya akan mengangkat galon dan
segera membawanya dengan cepat menuju ke rumah yang ditunjukkannya (bukan
berjalan perlahan di belakang si nenek sambil mengangkat galon, kecuali saya
bocor alus...hehehe...)
Mengapa Simon tidak
bertanya: "Dibawa kemana salib ini
dan dimana Bukit Tengkorak?" Yesus kelelahan dan kesakitan sehingga
tak bisa berjalan cepat tetapi Simon masih sehat dan kuat sehingga dia bisa
berjalan mendahului Yesus sambil memikul salib. Seharusnya dia bisa segera
membawa salib ke Bukit Tengkorak lalu kembali untuk memarahi anak-anaknya: "Gara-gara kalian ingin melihat
keramaian, papa harus memikul salib yang berat. Ayo... lebih baik sekarang kita
pulang..." (hahaha... ini cerita dalam imajinasi Ko Judy)
Namun, Simon malah memikul salib sambil mengikuti Yesus.
Ya, ini merupakan pertama kalinya Simon
dari Kirene mengenal Yesus. Karena dia mau mengikuti Yesus, dia pun mampu
memikul salib yang berat. Dampaknya: bukan hanya Simon yang dipakai oleh Tuhan.
Keluarganya juga dipakai oleh Tuhan.
Roma 16:13 Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
Inilah surat dari Paulus
yang ditujukan kepada Rufus dan ibunya. Siapa Rufus? Dia adalah salah satu
anaknya Simon dari Kirene dan ibunya tentu saja merupakan isteri Simon. Oleh
karena itu, jika sekarang ada yang dipaksa memikul salib, jangan mengeluh dan
menggerutu. Tuhan sedang memprosesmu
untuk dipakai-Nya agar berbuah.
Yohanes 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Jika ada dosa, segera
akui dan tinggalkan. Jangan pula menyimpan kepahitan. Suatu ketika ada seorang
anak menelepon Ko Judy karena emak dan engkongnya bertengkar. Bahkan, emaknya
minta cerai padahal umur mereka sudah 70an. Suatu hari emak sakit lalu engkong
membawanya ke rumah sakit yang sepi supaya tidak antri lama. Tanpa mereka
ketahui itu adalah rumah sakit hewan.
Ketika tiba giliran
mereka dipanggil ke ruang periksa, dokter bertanya: "mana binatangnya?" Karena sudah terlanjur malu, engkong
mulai iseng dengan mengatakan bahwa emak adalah binatangnya. Meskipun engkong
bercanda, emak tersinggung lalu menyebut engkong sebagai buaya darat dan juga
mengatakan bahwa engkong tidak pernah mempedulikannya. Maka, emak minta cerai.
Oh, usut punya usut
ternyata ada kepahitan yang belum dibereskan sehingga saat terjadi konflik
semuanya diungkit kembali. Maka, jangan
simpan kepahitan. Bereskan sekarang juga.
Di dunia ini pun tidak ada kebetulan. Jika ada kebetulan, itu semua sudah diatur oleh
Tuhan untuk memberkati kita.
0 komentar:
Post a Comment