Sunday, April 25, 2021

A Relational Being ~ Ps. Alvi Radjagukguk (Jakarta)

Catatan Ibadah Online Minggu 25 April 2021

Seseorang telah meneliti 308.000 orang selama 7,5 tahun. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa daya tahan hidup seseorang cenderung 50% lebih baik jika bisa bersosialisasi dengan baik. Sebaliknya, daya tahan hidup seseorang cenderung rendah jika seseorang menyendiri atau mengisolasi diri. Ketika seseorang terlibat dalam suatu komunitas / lingkungan sosial, ia akan merasa bertanggung jawab terhadap kehidupan orang lain. Pertemanan bisa mendorong sistem imunitas tubuh seseorang bekerja lebih baik.

Selanjutnya, ada pula yang meneliti 7000 orang selama 9 tahun. Dia menemukan bahwa jika seseorang tidak memiliki teman, sekalipun dia rajin berolahraga, kesehatannya akan lebih buruk daripada yang tidak berolahraga. Bahkan, kesehatannya cenderung lebih buruk daripada para perokok dan peminum yang memiliki teman.

Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Sejak awal manusia diciptakan menjadi makhluk KITA dan bukan makhluk AKU. Kita diciptakan untuk berkomunitas.

Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Dulu ayat itu dipakai pak Alvi untuk meminta jodoh. Namun, sebenarnya ayat itu tidak berkaitan dengan jodoh. Seorang diri atau Badad dalam bahasa Ibrani berarti separation; by implication a part of the body, branch of a tree. Ranting tidak akan bisa bertumbuh dengan baik ketika terpisah dari pokoknya. Penolong atau Ezer dalam bahasa Ibrani berarti mengelilingi, menjaga, membantu. Our GOD is a relational GOD. Tuhan kita adalah Tuhan yang mau menjalin hubungan dengan kita.

Ketika berada di luar komunitas yang sehat, kita cenderung:

1. Memiliki Perspektif yang Keliru.

Proverbs 12:26 The righteous person is a guide to his friend, but the path of the wicked leads them astray.

Amsal 12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

Komunitas yang sehat membantu kita memiliki perspektif yang sehat tentang kehidupan. Ketika tidak berkomunitas, kita akan memiliki pandangan yang sempit tentang kehidupan.

2. Takut akan Keintiman. Setiap orang pasti membutuhkan komunitas apapun kepribadiannya. Komunitas bisa membuat kita tertawa dan ini menyehatkan kita. Jika seekor domba terpisah dari komunitasnya, dia akan dimangsa serigala. Biasanya serigala juga tidak langsung memangsa domba, tetapi dia terlebih dahulu mengamati jarak domba itu dari kawanannya. Domba akan aman jika bergerombol di dalam komunitasnya.

Di dalam komunitas kita belajar untuk terbuka agar bisa saling mengenal satu sama lain hingga semakin intim. Komunitas akan saling mengingatkan ketika kita melakukan sesuatu yang salah.

Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Jika ada orang yang mengakui kesalahan, ketidaksengajaan, langkah salah, kekecewaan, dosa / pelanggaran, janganlah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang mengejutkan, tetapi anggaplah sebagai perilaku yang biasa. Mungkin ada yang takut membuka diri karena takut ditinggalkan ketika orang lain melihat diri kita yang sebenarnya. Memang keterbukaan bisa menimbulkan luka, tetapi keterbukaan adalah awal dari perubahan hidup.

3. Egoisme. Orang yang tidak berkomunitas cenderung berfokus kepada dirinya sendiri atau egois. Mereka tidak peduli dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Amsal 18:1 Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.

Tidak ada CG (connect group) yang sempurna dan tidak ada ketua CG yang sempurna karena semua masih sama-sama belajar. Jangan berpindah CG ketika mengalami gesekan. Besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya.

Kisah Para Rasul 2:46-47 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Pak Alvi yakin bahwa CG bukanlah sekedar program gereja karena hal tersebut telah dilakukan pada zaman para rasul. Seharusnya hal ini menjadi gaya hidup orang percaya.

Komunitas Sehat

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.