Sunday, October 4, 2020

Mikirin Uang Terus

Mau ke Seberang
Catatan Ibadah Online Minggu 4 Okt2020

Karena begitu takut tertular Covid-19, seorang pengusaha pernah berkata: "Tidak usah ibadah dulu. Ibadah itu tidak penting karena masih bisa beribadah online. Kamu masih ke gereja?" Tentu saja tidak karena gereja masih ditutup. Seketika itu juga aku langsung berdoa: "Dengar Tuhan, dia masih beranggapan bahwa ibadah itu tidak penting. Padahal, dia turut mengalami goncangan karena sempat berniat menghalangi umat-Mu beribadah." Dulu Mesir pun ditulahi Tuhan karena menghalangi Israel beribadah. Mereka tidak memahami pentingnya ibadah kepada Tuhan yang benar. Mereka tetap saja memuja berhala mereka.

1 Timotius 4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Nah, secara kebetulan omzet pengusaha itu kembali menurun setelah dia kembali mengatakan bahwa ibadah itu tidak penting padahal omzetnya sempat meningkat ketika PSBB Jakarta pertama diakhiri. Ini karena dia sudah meyakini bahwa 70% perputaran uang ada di Jakarta. Jika Jakarta PSBB, daerah-daerah pasti terkena imbasnya. Begitu katanya. Namun, aku kurang paham hal semacam ini. Setahuku uang itu hanyalah alat tukar sehingga tidak mungkin bisa bergerak sendiri. Tentu saja akan ada orang-orang yang menggerakkan uang dan orang-orang itu masih ada di bawah kuasa Tuhan. Tiada kuasa yang lebih besar daripada kuasa Tuhan. Segala kuasa tunduk kepada-Nya. Ini berarti Tuhan berkuasa menggerakkan pemegang uang. “Akang Mamon, kalau Tuhan bilang muter, muter ya. Muter, muter, muter. Maju, mundur, maju, mundur, mundur.”

Tampaknya goncangan ini belum bisa membuatnya bertobat. Dia tetap saja memikirkan uang, uang, dan uang saja. Padahal, bukan uang yang bisa memberinya rasa aman, bukan uang yang bisa memberinya kebahagiaan, bukan uang yang bisa memberinya kehidupan, bukan uang yang bisa memberinya keselamatan, dan bukan uang yang bisa memberinya hikmat untuk menghasilkan uang. Semuanya berasal dari Tuhan, tetapi sampai sekarang sikapnya menunjukkan bahwa dia lebih mempercayai uang daripada mempercayai Tuhan.

"Oh Tuhan, jangan pulihkan keadaannya sebelum dia bertobat karena aku tidak bisa memberkati orang seperti dia. Sekalipun mengetahui kebenaran, dia tidak mau melakukannya." Lantas ketika mendengar khotbah living word tentang Daniel, aku pun bertanya-tanya.

"Hmm... Daniel memang kuat luar biasa. 70 tahun di Babel. Itu sangat sulit. Mana tahan bekerja di Babel selama itu? Sebenarnya mana yang lebih mudah: bekerja untuk orang Babel atau bekerja untuk orang bebal? Yang satu tidak mau tahu kebenaran dan satunya tahu kebenaran tetapi tidak mau melakukannya. Mengapa Engkau izinkan Daniel memberkati Babel? Apa hanya karena kesejahteraannya bergantung kepada kesejahteraan Babel? Mengapa Engkau memberkati orang jahat seakan-akan Engkau membenarkan perbuatan mereka? Apa karena orang Babel tidak tahu tentang apa yang mereka perbuat?"

Lantas suara hatiku menjawab: "Lihat endingnya. Akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya." Kebetulan pada saat yang hampir bersamaan aku sedang membaca bagian akhir kitab Yeremia. Di sini dinubuatkan kehancuran Babel. Fakta sejarah pun menunjukkan hal tersebut. Babel terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Babel tenggelam dalam lautan luka dalam. Babel tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Babel tanpa-Mu butiran debu... huhuhu...

Yeremia 51:64 sambil berkata: Beginilah Babel akan tenggelam, dan tidak akan timbul-timbul lagi, oleh karena malapetaka yang Kudatangkan atasnya. Sampai di sinilah perkataan-perkataan Yeremia."

Jadi, setelah diberkati selama kurang lebih 70 tahun untuk menghukum orang Israel, Babel pun dihukum oleh Tuhan. Namun, sebelum memusnahkan Babel, Tuhan pasti telah memerintahkan umat-Nya untuk pergi dari sana. Pada akhirnya orang Babel yang tidak menerima kebenaran juga dihukum oleh Tuhan. Padahal, sebelum dihukum mereka pasti telah diberi banyak kesempatan untuk bertobat karena di antara orang buangan dari Israel dan Yehuda juga ada orang-orang benar yang telah Tuhan utus untuk menyampaikan kebenaran tersebut kepada mereka, seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.

Mana Bisa Grow?

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.