Sunday, August 23, 2020

Bertumbuh dalam Keluarga ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah Online Minggu 23 Agustus 2020


Sejak pertengahan Maret kita telah beribadah secara online. Pada momen semacam ini seharusnya hubungan keluarga bisa semakin erat. Namun, seringkali konflik terjadi karena kurangnya kedewasaan. Ketidakdewasaan membuat persoalan sepele menjadi besar.
1 Korintus 3:1-2 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.
Anak Dewasa
Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, dia mengingatkan mereka agar bertumbuh dewasa. Namun, hingga surat ditulis mereka tetap belum dewasa. Kedewasaan tidak berkaitan dengan usia. Bertumbuh dewasa adalah pilihan. Sekalipun pendetanya luar biasa seperti Paulus, jika jemaat tidak mau bertumbuh, tentu jemaat tidak akan menjadi dewasa. Ketika menjadi dewasa, kita akan meninggalkan pola pikir dan sifat kanak-kanak.
1 Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Agar Bertumbuh Dewasa dalam Keluarga, kita harus:
1. Bertumbuh dalam Kerohanian. Jangan meremehkan hal ini. Banyak orang menganggap kerohanian sebagai sampingan padahal kerohanian inilah yang bisa membuat kita bertumbuh dewasa. Beberapa orang bisa berhasil dalam pelayanan, tetapi babak belur dalam keluarga. Ini karena pertumbuhan rohani tidak sama dengan pelayanan. Jika sudah melakukan pelayanan, ini bukan tanda sudah bertumbuh. Pertumbuhan kerohanian secara pribadi harus tetap diperhatikan.

Masalah Jamu
2. Bertumbuh dalam Perspektif dalam memandang masalah dan tantangan. Semakin dewasa, kita semakin bisa melihat masalah bukan sebagai masalah lagi. Jika senantiasa memperhatikan pertumbuhan kerohanian, segala sesuatu bisa kita lihat dari perspektif Tuhan. Ketika Ayub kehilangan segalanya, dia tetap memuji Tuhan karena dia melihat dari perspektif Tuhan dan dia pun diakui sebagai orang yang saleh oleh Tuhan.
Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Sebaliknya, isteri Ayub memandangnya sebagai masalah dan malah meminta Ayub mengutuki Tuhan. Orang yang belum dewasa cenderung mudah mengambek.

3. Respons. Ketika kita mengalami sesuatu, kita harus bisa memberikan respon yang tepat dan bukan sekedar memberi reaksi. Kemampuan merespon (respon ability) akan menghasilkan responsibility (tanggung jawab). Tidak ada reactbility. Orang yang dewasa akan mengambil tanggung jawab dan tidak cepat-cepat memberikan reaksi terhadap sesuatu yang terjadi. Orang semacam ini akan mendapatkan perkenanan Tuhan. Berbagai situasi yang ada justru dipakai Tuhan untuk mengajarinya sesuatu.

Bersedia Mengalah
4. Kesediaan untuk Mengalah. Orang tua seringkali menegur anak yang besar untuk mengalah kepada adiknya. Ini karena yang besar seharusnya bisa lebih dewasa daripada adiknya. Jika kita sudah dewasa, kita pun pasti bersedia mengalah. Mengalah bukan berarti kalah. Ini akan membuat kita kuat. Orang yang bersedia mengalah biasanya juga tidak mudah marah-marah.

BAGAIKAN BINTANG-BINTANG
Verse 1: Kumau hidup seturut kehendak-Mu, mengerjakan kes'lamatan yang telah Kau beri. Biarlah hidupku menjadi jawaban bagi setiap orang yang membutuhkan.
Chorus: Kumau bercahaya bagaikan bintang-bintang di tengah kegelapan terpancar terang kasih Tuhan. Kumau bercahaya bermegah dalam Dia menyaksikan kemurahan Tuhan, menc'ritakan perbuatan Tuhan. Kurindu hidup s'lalu bercahaya dalam kemuliaan-Nya.
Verse 2: Setiap harga yang harus kubayar telah menjadikan aku dewasa dalam-Mu. Berikanlah hati-Mu di dalamku agar hidupku hanya untuk memuliakan-Mu.
Bridge: Menjadi alat-Mu itu rindu-Mu padaku. Firman-Mu yang menjagaku. Berikanku kuasa 'tuk genapi rencana-Mu sampai bumi ini penuh kemuliaan-Mu.


0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.