Sunday, August 16, 2020

Pintar Mengajar

Catatan Ibadah Online Minggu 16 Agt 2020

Pada kesempatan lain Sukasukaku marah-marah: "Sukaramah, mengapa kamu seenaknya memasuki pembicaraan padahal aku sudah bersikap sopan? Sukanyeletuk, kamu ini yang suka menyela. Sukaramah, biasanya kamu ini sopan. Mengapa kali ini tidak? Mengapa kali ini kamu bersikap seperti Sukanyeletuk? Lain kali kalau saya perkenalkan pada orang baru, bersikaplah yang sopan. Jika ingin dihormati, hormati orang lain dulu."

Perbaiki HatimuPintar. Betul itu. Jika ingin dihormati, kita memang harus menghormati dulu. Namun, kebanyakan warga Dusun Sukasukaku sudah mengetahui bahwa ketuanya hanya menghormati orang-orang yang bermanfaat bagi dirinya. Warga telah melihat betapa teganya dia dan betapa tidak hormatnya dia kepada warga Sukalara, Sukalemah, atau Sukatelmi. Maka, lebih baik dengarkan dan lakukan ajarannya, tetapi jangan ikuti perbuatannya. Jika mau dihormati, tuluslah dalam menghormati orang lain tanpa memandang muka atau menghitung-hitung untung ruginya dulu.
Dhar Mann: "If speaking kindly to plants helps them grow, imagine what speaking kindly to humans can do." (Jika berbicara ramah kepada tanaman membantu mereka tumbuh, bayangkan apa yang bisa dilakukan jika berbicara ramah kepada manusia.)
Efesus 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Dia kecilSeharusnya sebagai ketua Dusun, Sukasukaku mengucapkan perkataan yang membangun. Namun, perkataannya begitu pedas dan menyakitkan bagi warga yang dipandang sebelah mata hingga mereka pun berurai air mata. Warga lain yang mendengar dan menyaksikan deraian air mata mereka pun merasa bagaikan kirbat yang diasapi. Oh, ternyata Sukasukaku benar-benar penuh rasa hormat hingga banyak warga tak sanggup menghormatinya dari lubuk hati mereka yang terdalam, terutama ketika mereka telah mengetahui karakter aslinya.
Mazmur 119:82-83 Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: "Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?" Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan.
Untunglah Tuhan senantiasa menampung air mata penderitaan warga kelas bawah dalam kirbat-Nya setititik demi setitik hingga terbentuklah awan hitam di atas kepala Sukasukaku. Pada saat yang tepat awan hitam tersebut mencurahkan hujan air mata yang deras dan menggoncang kehidupan Sukasukaku sekaligus menyelamatkan warga dusun yang disakiti hatinya oleh Sukasukaku.
Mazmur 56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
YESUS TAMPUNG AIR MATAKU
Sengsaraku, Engkau yang menghitung. Air mataku Kau tampung dalam kirbat-Mu. Ya Tuhan, Kau tahu hatiku yang hancur, namun 'ku percaya.
Musuhku akan mundur waktu 'ku berseru. Kuyakin Tuhan di pihakku. Dalam janji-Mu hatiku percaya. Tangan kanan-Mu memberi kemenangan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.