Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 13 Okt 2019
Di luar rencana tiba-tiba aku diminta ke tempat yang tak kusukai.
Seketika aku teringat kepada seorang anak muda yang sebelumnya sempat
mengatakan bahwa dia mau mengusulkan agar aku ke tempat itu. Jadi, kuhubungi
dia untuk bertanya: "Lho, mengapa
aku diminta ke sana juga? Apa saja yang telah kamu katakan?" Lalu
dia menjawab bahwa dia tidak bicara apapun dan menunjukkan bukti percakapannya.
Hmm... Ya sudahlah.
'Saksi'. Kata inilah yang tiba-tiba muncul di benakku. Lantas kupikir aku
perlu ke sana untuk menjadi saksinya. Mungkin anak muda itu memerlukan
kesaksianku jika sesuatu yang buruk terjadi.
Nah, sesampai di sana aku hanya melihat dan berpikir. Namun, tak lama berselang sesuatu yang tidak kuduga terjadi begitu saja. Anak muda itu berkata: "Kamu mirip mantan supervisorku tetapi dia bukan hanya memberiku ayat-ayat sepertimu. Dia juga memberiku buku yang tebal." Di dalam hati aku berkata: "Kamu tidak tahu. Aku juga memberimu Alkitab audio, tetapi tak perlu tahulah. Cukup Tuhan saja yang tahu."
Lanjutnya: "Alkitab Katolik dan Kristen Protestan beda ya?" Jawabku: "Sama. Dulu aku tinggal di asrama Katolik. Aku baca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu karena penasaran asal usulku. Di Kristen juga baca Alkitab dan isinya sama persis."
Lantas dia pun berkata: "Beda. Dulu aku Kristen Protestan (sekarang Katolik) dan aku pernah dikasih Alkitab Kristen yang isinya berbeda dari Alkitab Katolik, Perjanjian Lamanya."
Jawabku: "Mungkin itu Alkitab saksi Jehova. Kalau ya, jangan diterima."
Jawabnya: "Di daerahku tak mungkin lha ada saksi Jehova."
Maka, kuminta dia membaca Alkitabnya agar bisa menemukan letak
perbedaannya. Namun, dia mengatakan bahwa itu susah dan tak akan berhasil.
Lantas spontan aku berkata: "Kamu
punya Alkitab audio. Dengarkan itu." Ups!
Dia pun tampak terkejut lalu bertanya: "Jadi itu darimu?" Aduh... Tadi kuminta dia mengatakan
apa yang telah dia katakan (lakukan). Eh, sekarang berbalik padaku...wkwwkw...
Aku pun tak bisa menahan senyum melihat ekspresinya dan teringat pula akan lagu
'Seribu Rasa'. Untunglah dia pun tersenyum tanpa henti. Ini berarti iblis
sedang cuti dari targetnya ini...xixixixi...
SERIBU RASA (GMS Live, HOME)
[Intro] Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh.
[Verse]: Kukagum seribu rasa hadirat-Mu, mewarnai relung hatiku dengan pelangi janji-Mu. Terpana tertegun aku dibuat-Mu s'bab Kau bukan Allah yang jauh, s'lalu di dekatku.
[Chorus]: Hadir-Mu mengubah sifatku, menyinari kegelapanku, tak dapat ku melukiskannya, hadirat-Mu. Hadir-Mu mengubah sifatku, menyinari kegelapanku, tak dapat ku melukiskannya, hadirat-Mu (seribu rasa)
[Outro]: Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh.
( youtu.be/w8VPhFURmK0 )
Nah, setelah berhasil menerima keadaan (keseleo lidah) aku segera
berkata: "Katamu tidak ada waktu
membaca Alkitab. Jadi, ya kuberi Alkitab audio supaya bisa kamu
dengarkan." Lantas aku pun memberinya kesaksian tentang berbagai
kebaikan Tuhan di dalam hidupku hingga aku menjadi Kristen. Ealah... ini toh
maksud kata 'saksi' yang kuterima tadi.
Kisah Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
0 komentar:
Post a Comment