Sunday, August 25, 2019

Indah pada Waktunya

Tertanam
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 25 Agt 2019

Katanya lagi: "Selasa ini kutunggu ya. Mumpung aku ikut. Minggu lalu aku tidak ikut." Lho, dia bilang betah tetapi kok tidak rutin ikut CG? Pasti ada sesuatu nich. Tanyaku: "Mengapa Selasa lalu tidak ikut CG?" Ternyata Selasa lalu ada CG di rumahnya.
- Ibu mengikuti dua CG?
* Tidak. Itu CG suamiku. CG Katolik.
- Kalau gitu, mengapa ibu tidak ajak suami ikut CG Kristen? Seharusnya gantian donk. Setelah ibu ikut CG suami, gantian suami yang ikut CG ibu.
* Dulu semasa pacaran memang seperti itu. Sekarang lain. (Ooo.. begitu toh kelakuan pria. Wew... memang ibu bukan orang pertama yang bernasib seperti ini.)
Sambungnya: "Dalam CG suami aku pun tidak dianggap dan tidak boleh ikut perjamuan kudus karena aku hanya dipandang sebagai orang luar. Mereka hanya mau berkumpul dengan komunitasnya."

Jawabku: "Memang seperti itu sich. Perjamuan Kudus mereka hanya berlaku untuk yang sudah dibaptis." Jawabnya: "Berbeda dengan kita. Kita tidak pernah melarang orang lain mengikuti Perjamuan Kudus. Semua boleh mengikuti Perjamuan Kudus." Hmm... masa sich? Setahuku Perjamuan Kudus hanya boleh diikuti mereka yang sudah dibaptis karena mereka yang menghina atau mengikuti Perjamuan Kudus tanpa pengertian yang benar juga cenderung bernasib sial. Mana yang benar ya?

Memetik Buah
Jadi, aku tidak langsung mengiyakan ajakannya dan mengatakan bahwa aku akan pikir-pikir dulu. Aku pun meminta nomer WAnya agar bisa memberitahunya jika aku ingin ikut atau tidak mau ikut. Dia pun sempat bertanya: "Bagaimana jika kusampaikan kepada ketua CG bahwa kamu mau ikut? Kapan lagi bisa melayani Tuhan?" Jawabku: "Jangan. Aku belum tentu mau ikut. Lagipula pelayanan tidak harus di gereja." Kala itu dia pun setuju untuk tidak memberitahu ketua CGnya.

Namun, pada saat kuberitahu dirinya bahwa aku enggan ikut CG, dia malah menginfokan ke ketua CGnya. Lalu memberitahuku bahwa ketua CGnya sedang mencarikan CG untukku yang dekat dengan rumahku. Fiuuh... tidak bisa dipercaya. Aku sudah mengatakan bahwa aku tidak bisa ikut CG karena sudah lelah sepulang kerja. Eh, kenapa dia malah cerita padahal sudah kularang?

Okey dech, tak masalah. Dia tidak tahu bahwa sepulang kerja aku masih punya setumpuk pekerjaan rumah. Maklum tidak ada asisten rumah tangga. Jadi, aku tidak akan sanggup mengikuti CG. Kalaupun ditelepon, ya kutolak aja. Tanpa CG aja rasanya sudah capek sekali... sampai-sampai acapkali bangun tidur, hal pertama yang kutanyakan adalah "Ini hari apa ya?" Kalau hari Minggu atau libur, tenanglah hatiku karena waktunya sabat... hehehe...

Selain itu, fotonya pak Jeffrey tadi tampak memperlihatkan rumput yang tertanam secara berkelompok dan pohon jeruk yang tertanam sendirian. Sekalipun tertanam sendirian di pekarangan itu, bagaimana dia bisa berbuah lebat ya? Hmm... coba nanti kutanya kepada rumput yang bergoyang ya... wkwwkw...

Pastinya aku tidak mau dikarbit. Pelayanan yang bisa berbuah manis dan lebat adalah pelayanan yang bersumber dari hati yang terdalam, bukan bersumber dari paksaan pihak luar. Betul tidak? Semua indah pada waktunya. Bukan indah pada waktu yang dipaksakan...^.^

ANUGERAH TERINDAH
Kau tahu hatiku Tuhan, Kau tahu rinduku Tuhan, Kau tahu harapku, Kau tahu mimpiku di tangan-Mu Tuhan. Dalam segenap jalanku, dalam setiap langkahku hanya Kau Tuhan yang kuandalkan menghadapi semua.
Reff: Yesus Kau anugerah terindah dalam hidupku. Kau sungguh berarti di setiap jalanku. Anugerah-Mu selalu mempesonaku. Yesus Kau terbaik, Yesus Kau termanis di dalam hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.