Sunday, July 21, 2019

Takut Tuhan: Tidak Mengecewakan ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 21 Juli 2019

Kita semua tentu pernah merasa takut. Namun, hari ini kita akan membahas rasa takut yang positif, yaitu takut akan Tuhan. Biasanya kita takut secara negatif. Ada yang takut miskin sehingga tidak pernah memberi. Ini salah karena jika kita tidak memberi, tentulah tak ada benih yang ditabur. Bagaimana bisa menuai? Ada pula yang takut mati, takut gagal, dan sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari karena Tuhan tidak memberikan roh ketakutan.
2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Ada seorang pengusaha wanita Jepang yang pernah mengundang pak Leo makan di restorannya. Karena dia asli dari Jepang, makanan Jepangnya ya pasti enak. Namun, di sana wanita ini bertanya: "Mengapa restoranku sepi?" Jika ditanya demikian oleh seorang pengusaha, jawabnya bagaimana? Kemudian dia melanjutkan pertanyaannya: "Apa ini hukuman Tuhan karena saya telah memecat dua karyawan beberapa hari lalu?"

Kutuk Salib
Beberapa orang juga berpikir seperti itu. Ada yang takut kepada Tuhan karena takut dihukum atau takut tidak diberkati atau takut dikutuk. Jika wanita itu memecat karyawan, tentu ada alasannya. Ini bukan karena hukuman atau kutuk. Yesus telah menyelesaikan kutuk di kayu salib. Masa penghakiman belum tiba. Ini masih masa kasih karunia. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dan bukan menghukum kita.


TAKUT akan TUHAN berarti:

1. Kesadaran untuk tidak mempermalukan atau mengecewakan Tuhan, baik dilihat manusia maupun tidak dilihat. Seharusnya kita takut akan Tuhan bukan karena takut dihukum atau takut tidak diberkati. Seharusnya kita takut akan Tuhan karena mengasihi-Nya sehingga tidak ingin mengecewakan-Nya.

Di Jakarta ada seorang polisi yang meminta izin gembala untuk menguntit seorang worship leader (WL) / pemimpin pujian di gereja. Gembala pun memberikan izin: "Silahkan. Jika terbukti dia memang seperti itu, ya lebih baik diungkapkan." Polisi pun terus menguntitnya. Bahkan, polisi pernah seharian di gereja karena WL tersebut seharian di gereja. Hingga akhirnya suatu hari mobil WL dihentikan dan di dalam mobilnya ditemukan narkoba. Jadi, dia dikuntit karena ada informasi bahwa dia pengedar narkoba. Lantas dia ditangkap bersama barang buktinya. Padahal, dia seorang WL yang luar biasa.

Setiap orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan menyanyi pasti bisa melayani sebagai WL. Namun, orang yang melayani di gereja belum tentu memiliki rasa takut akan Tuhan. Bahkan, di luar negeri ada pula pendeta 60 tahun yang menikahi gadis 18 tahun padahal dia telah beristeri. Ini terjadi karena rasa takut akan Tuhan mulai luntur.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.