Catatan Ibadah ke-2 Minggu 18 Juni 2017
Setan tidak selalu muncul dalam
wujud yang menyeramkan. Setan bisa muncul dalam bentuk pemikiran atau keyakinan
yang salah sehingga perkataan kita bisa berbeda dari hati dan pikiran kita.
Jadi, pemikiran kita harus diperbaharui
agar tidak terhanyut oleh pemikiran dunia dan selalu selaras dengan kehendak
Tuhan. Jika beribadah, milikilah hati yang haus dan lapar akan Tuhan. Jangan
main HP agar fokus dengan khotbah sehingga bisa mendapatkan firman iman (rhema)
pada menit-menit Tuhan berbicara kepadamu.
Markus 9:21-22 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
Setan memang selalu berupaya
untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Mungkin ayah itu sudah putus asa
karena anaknya mengalami gangguan sejak kecil. Bahkan, murid Yesus sudah
mendoakannya tetapi anak itu belum pulih juga. Ketika melihat fakta yang ada,
dia mungkin sudah putus asa sehingga berusaha meminta tolong kepada Yesus jika
Dia dapat. Hal ini menunjukkan ketidakpercayaan. Jika kita percaya kepada
seseorang, kita akan berkata: "Tolong
aku" karena kita yakin dia bisa menyelesaikannya. Namun, jika kita meragukan
kemampuannya tetapi membutuhkan pertolongan, kita akan berkata: "Tolong aku jika kamu bisa".
Markus 9:23-24 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Yesus pun menegurnya dan ayah
anak itu segera mengatakan bahwa dia percaya kepada Yesus. Namun, sekalipun dia
mengaku percaya, di dalam hati dan pikirannya masih terbersit keraguan sehingga
dia melanjutkan perkataannya: "Tolonglah
aku yang tidak percaya ini!"
Banyak orang Kristen yang juga
seperti itu. Mereka ke gereja hanya untuk sekedar beribadah sehingga tidak
mengalami pembaharuan hati dan pikiran sehingga tidak bisa mengalami mujizat.
Ketika melihat mujizat, mereka juga percaya kepada Tuhan tetapi mereka tidak
percaya bahwa mujizat itu juga untuk mereka. Seringkali mereka berkata: "Bukannya
tidak percaya kepada Tuhan. Saya percaya kepada Tuhan tetapi bagaimana jika
mujizat tidak terjadi?"
Akibatnya mereka terus menerus
berusaha dengan kekuatan sendiri sehingga tidak mengalami mujizat. Mujizat baru
terjadi saat kita berhenti berusaha dengan kekuatan kita dan menyerahkan segala
permasalahan kita kepada Tuhan. Selanjutnya, saat Tuhan memberikan petunjuk
penyelesaian atau firman-Nya, kita harus percaya dan segera action atau melangkah dengan ketaatan.
Ada orang yang dipinjami toko di Tanah Abang tetapi lokasi stand-nya di jalan buntu. Meskipun demikian, usahanya laris karena Tuhan membuat banyak
pembeli kelas kakap tersesat di jalan itu. Jadi, jika Tuhan mau memberkati kita, tak ada yang bisa
menghentikan-Nya. Tuhan berkuasa atas
segalanya. Tiada yang mustahil bagi orang percaya.
Ketika Musa memimpin bangsa
Israel keluar dari Mesir, dia pun menghadapi kesulitan karena orang-orang
Israel tetap tidak mempercayai Tuhan sekalipun mereka telah melihat banyak
mujizat selama 40 tahun di padang gurun. Selama itu tentulah ada bayi-bayi yang
lahir dengan memakai sepatu kecil tetapi sepatunya tidak pernah rusak. Ini
berarti sepatunya bisa membesar sendiri sesuai ukuran kaki mereka. ^_^
Meskipun begitu, mereka tetap
ingin kembali ke Mesir karena mereka pikir bahwa Tuhan akan membunuhnya di
padang gurun. Musa pun tidak mengetahui jalan keluarnya tetapi dia taat. Ketika
tiba di ujung laut dan Tuhan meminta dia mengedangkan tongkatnya, dia langsung
melakukannya dan laut pun terbelah. Apa
yang tak pernah dilihat mata dan didengar telinga, itu disediakan Tuhan bagi
orang yang percaya kepada-Nya.
Ketika para pemimpin suku
bertanya kepada Musa: "Mengapa Harun
yang harus menjadi wakilmu dan bukan orang lain?" Musa meminta semua
tongkat mereka dan tongkat Harun untuk dikumpulkan. Selanjutnya, pemilik
tongkat yang bertunas adalah wakil pilihan Tuhan dan ternyata tongkat Harun
yang keluar tunasnya. Padahal, semua tongkat itu sudah mati dan tidak mungkin
bisa bertunas. Dunia mengenal kata 'impossible'
tetapi di kamus Tuhan tidak ada kata itu. Semua mungkin bagi Tuhan.
Ketika Daniel dibuang ke gua
singa yang lapar, singa tersebut mendadak puasa. Hanya Tuhan yang sanggup membuat singa lapar berpuasa dan menahan diri.
Manusia yang berpuasa atau tidak lapar saja belum tentu bisa menahan diri. Ini
mujizat. Ketika Daniel dikeluarkan dari gua dan orang yang memfitnahnya
dimasukkan ke gua itu, orang tersebut langsung mati diterkam.
0 komentar:
Post a Comment