Catatan Ibadah ke-2 Jumat Agung 25 Maret 2016
Namun, bagaimana Tuhan
menghapus air mata kami jika kami tidak bertemu Cilim di sana? Apakah Tuhan
akan menghapuskan ingatan kami akan dia? Tidak mungkin. Tuhan tidak securang
itu. Pasti ada cara lain yang tidak kumengerti karena pikiranku terbatas.
1 Petrus 4:6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.
Ayat itukah jawabannya? Entahlah... aku tidak yakin akan hal ini.
Berusaha memikirkan jawabannya hanya membuatku seperti orang yang berusaha
memasukkan semua air laut ke dalam sebuah ember. Ah, sudahlah itu urusan nanti. Yang
penting adalah hari ini aku melakukan semua yang kubisa sebaik mungkin. Yang
penting adalah memikirkan semua yang ada dalam jangkauanku saja.
Roma 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Maka, aku berkata: "Entahlah... aku juga belum pernah ke
surga... jadi aku tidak tahu pasti. Mungkin saja masih bisa berkumpul."
Jika kami bisa mengasihi Cilim, tentu Tuhan lebih mengasihinya karena Dia
pencipta kami semua. Bahkan, Tuhan juga sayang kepada orang-orang yang berdosa,
seperti penduduk Niniwe.
Yunus 4:10-11 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Jika kami merasa sakit
saat kehilangan seseorang, tentu Kristus juga merasakan sakitnya karena setiap
orang diciptakan segambar dengan-Nya.
Kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Namun, setiap manusia
diberikan kehendak bebas untuk memilih: ikut Tuhan Yesus atau menolak-Nya.
Yohanes 3:35-36 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.
Manusia melihat di depan
mata tetapi Tuhan melihat hati. Sebelum kematiannya entah keputusan apa yang
telah Cilim ambil di dalam hatinya. Hanya
Tuhan yang tahu. Jadi, lebih baik kuserahkan semua hal itu kepada-Nya
karena hanya Dia yang memiliki semua jawaban.
Roma 6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Hidup bukanlah tentang masuk
surga atau neraka tetapi tentang kasih. Lihat saja beberapa orang yang diajak
Yesus ke neraka dapat kembali ke bumi dengan selamat tanpa luka padahal Alkitab
menceritakan bahwa neraka amat sangat panas. Bahkan, setelah kembali dari
neraka mereka berapi-api menceritakan pengalaman mereka dengan penuh kasih.
Namun, selagi masih boleh memilih, aku ya tidak ingin diajak ke neraka.
Jadi, hidup ini tentang kasih Yesus. Kita hidup karena kasih-Nya dan seharusnya kita pun hidup untuk mengasihi-Nya
dengan mentaati dan melakukan firman-Nya. Kata Ko Judy berulang kali: "Mathetes >> dimana
Yesus berada, di situlah kita berada." Ya, asalkan bersama Yesus,
kita pasti tetap aman, damai, dan sukacita meskipun diterjang badai.
KUPERLU YESUS di
HIDUPKU. Kuperlu
Yesus di hidupku. Ku tak dapat hidup tanpa-Mu. Kuingin bersama-Mu s’lalu.
Peganglah tanganku. Sekalipun aku harus melewati maut, Aku mampu bila engkau
s’lalu besertaku. Ya Allahku jangan pernah Kau tinggalkan aku. Kuperlu Kau
dalam hidupku.
0 komentar:
Post a Comment