Monday, March 2, 2015

Menunda Taat kepada Tuhan adalah Pemberontakan (II)

Menunda Taat kepada Tuhan adalah Pemberontakan (I)

Dari: Judy Koesmanto (ibadah ke-4 Minggu, 1 Maret 2015)

Menunda Taat mengakibatkan Sikap Suka Meremehkan

Cerita Meremehkan I:
Anak ko Judy mau ujian Matematika tetapi tidak belajar karena dia yakin bisa lalu ko Judy berkata: “Apa yang kamu remehkan akan menjadi tempat kejatuhanmu.” Selesai ujian ko Judy bertanya kepada anaknya perihal ujian tersebut dan anaknya mengatakan bahwa dia bisa sehingga tidak perlu khawatir. Beberapa hari kemudian ketika hasil ujian keluar ko Judy menanyakan hasilnya dan ternyata anaknya harus remidi (ujian ulang). Sekali lagi ko Judy berpesan: “Apa yang kamu remehkan akan menjadi tempat kejatuhanmu.”

Cerita Meremehkan II:
Ko Judy didatangi oleh anak pendeta dari luar kota yang baru saja pulang dugem.
Anak pendeta   : “Saya mau konseling.”
Ko Judy           : “Apa masalahmu?”
Anak pendeta   : “Saya tidak mau mengatakannya.”
Ko Judy           : “Kamu pikir saya dukun sehingga bisa menebak permasalahanmu?”
Anak pendeta   : “Saya sudah mendatangi banyak pendeta dan ko Judy adalah yang terakhir. Kalau ko Judy tidak bisa membantu, saya akan bunuh diri.”
Ko Judy           : “Kamu mau bunuh diri kok lapor saya? Masalahnya apa?”
Anak pendeta   : “Saya ini pemain musik di gereja dan jadi ketuanya.”
Ko Judy           : “Bagus itu.”
Anak pendeta   : “Saya juga anak pendeta.”
Ko Judy           : “Hah! Lalu masalahnya apa?”
Anak pendeta   : “Dulu teman-teman saya mengajak dugem dan saya tolak tetapi mereka mengatakan bahwa mereka tidak mau berteman dengan saya lagi kalau saya tidak mau ikutan dugem. Pada awalnya saat dugem saya hanya minum Coca Cola dan saya bersyukur bisa pulang ke rumah tanpa mabuk sedangkan teman-teman saya mabuk semua. Kemudian saya diajak dugem lagi untuk kedua kalinya. Ketika saya menolak, mereka kembali mengancam tidak mau berteman dengan saya. Oleh karena itu, saya ikut dugem dan saya mulai minum Green Sand. Dari Green Sand saya minum bir bintang lalu bir hitam.”
Ko Judy            : “Hingga pada akhirnya dia berbintang-bintang alias mabuk.”
>>> Karena dia meremehkan tempat dugem, akhirnya dia mengalami kejatuhan di sana. Jadi, jangan pernah meremehkan.

Tuhan Nyata di Hidupku
Mmmm... cerita ko Judy membangkitkan sebuah imajinasi tentang kesendirian. Kadang kala kita memang harus melangkah sendiri. Namun, sendiri tak berarti sepi karena pada saat sendiri rasanya seperti:
  • Melihat Yesus berjalan di depanku untuk memberi teladan dan menunjukkan arah yang harus ditempuh. Kata-Nya: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14)
  • Melihat Yesus ada di sampingku untuk meneguhkan dan membangun semangat. Kata-Nya: “Jangan bimbang dan ragu hatimu, Yakinlah Aku hadir di sampingmu.” (sepenggal lirik lagu ‘Aku Dengar Bisikan Suara-Mu') 
  • Melihat Yesus berada di belakangku dan mencegahku kabur atau berbalik arah. Roh Kudus pun mengingatkanku pada lagu I Have Decided to Follow Jesus: “Though I may wonder and Though none go with me, still I will follow; No turning back.” (Meskipun aku mungkin bertanya-tanya dan sendiri, aku tetap ikut; tidak ingkar)
Jadi, seolah-olah Yesus berkata: “Ciayo... Ayo Semangat. Mari, ikutlah Aku dan Tetaplah Melangkah Maju Bersama-Ku meskipun tiada teman yang mau mengikutimu. Aku menyertaimu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.