Monday, March 2, 2015

Menunda Taat kepada Tuhan adalah Pemberontakan (I)

Dari: Judy Koesmanto (ibadah ke-4 Minggu, 1 Maret 2015)

1 Samuel 15:22  Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Tuhan tidak menyukai perceraian dan kebanyakan kasus perceraian disebabkan oleh:
  • Pasangan Hidup yang Tidak Sesuai Keinginan. Contoh: pada saat pacaran seorang pria melihat pacarnya ramah dan lemah lembut tetapi ternyata pada saat menikah pria tersebut mendapati wanita yang kasar dan pemarah. Lalu kata pria tersebut kepada isterinya: “Kenapa kamu berubah? Bukankah dulu kamu ramah?”
    Jawab isterinya: “Dulu itu cuma promo.”
    Hehehe... seperti handphone aja pake promo.
  • Beda Keyakinan. Ini bukan hanya soal beda agama tetapi beda keyakinan juga bisa seperti ini: seorang pria yakin bahwa dia tampan tetapi wanita yang dicintainya malah merasa mau muntah saat melihatnya... wkwkw...
Namun, ada satu alasan lain yang bisa mengakibatkan perceraian, yaitu kebiasaan suka menunda. Kebiasaan menunda ketaatan akan dimanfaatkan oleh setan untuk menjatuhkan kita. Menunda ketaatan dapat mengakibatkan: malas, meremehkan, dan tidak awas terhadap firman Tuhan.

Menunda Taat mengakibatkan Sikap Malas

Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? (Yosua 18:3)

Tuhan sudah menyiapkan berkat untuk kita tetapi kita harus bekerja keras meraihnya... jangan malas karena kemalasan membuat kita tidak memperoleh berkat.

Sebuah ilustrasi oleh tim kreatif:
Isteri hendak masak di dapur tetapi kompor tidak bisa dinyalakan lalu dia berteriak: “Pa, kompornya rusak.”
Suami: “Iya, nanti papa perbaiki.” (sambil asyik membaca koran di ruang tamu)
Lalu isteri mau mengambil air dan menemukan bahwa air galonnya juga habis sehingga dia kembali berteriak: “Pa, airnya juga habis. Tolong dibelikan.”
Suami (masih tetap membaca koran): “Iya, nanti papa belikan.”
Beberapa waktu kemudian isteri kembali berteriak: “Pa, kompornya betulin, airnya beliin.”
Suami: “Iya, nanti papa tangani semua.”
Lalu suami melanjutkan baca koran dan isteri melanjutkan pekerjaan memotong-motong bahan masakan di dapur. Setelah selesai memotong-motong bahan masakan, isteri berteriak kembali memanggil suaminya tetapi tidak ada jawaban. Ternyata dia menemukan suaminya telah tertidur pulas di sofa. Karena kesal, isteri tidak memasak.
Ketika bangun dari tidurnya, suami merasa lapar tetapi tidak ada makanan dan dia hanya mendapatkan omelan isterinya.
>>> Kemalasan suami bisa mengakibatkan pertengkaran dalam rumah tangga karena isteri tidak menyukai suami yang malas.
Jangan Lemah Semangatmu
Contoh lain:
Seorang wanita mendatangi ko Judy untuk berkeluh kesah perihal suaminya yang malas bekerja karena pernah mengalami kekecewaan berat. Dulunya mereka kaya lalu sesuatu hal terjadi hingga suaminya bangkrut. Kebangkrutan itu mengakibatkan suaminya kehilangan semangat sehingga suami hanya menatap langit setiap hari, merokok, makan, dan minum. Sementara itu isterinya harus banting tulang dari pagi sebagai pembantu rumah tangga dan juga berjualan di warung. Lalu ko Judy tergerak menemui suami wanita tersebut untuk membangkitkan semangatnya.

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!" (2 Tawarikh 15:7)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.