Dari: Judy Koesmanto (ibadah ke-4 Minggu, 1 Maret 2015)
1 Samuel 15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Tuhan tidak menyukai perceraian
dan kebanyakan kasus perceraian disebabkan oleh:
- Pasangan
Hidup yang Tidak Sesuai Keinginan. Contoh:
pada saat pacaran seorang pria melihat pacarnya ramah dan lemah lembut tetapi
ternyata pada saat menikah pria tersebut mendapati wanita yang kasar dan
pemarah. Lalu kata pria tersebut kepada isterinya: “Kenapa kamu berubah? Bukankah dulu kamu ramah?”
Jawab isterinya: “Dulu itu cuma promo.”Hehehe... seperti handphone aja pake promo. - Beda Keyakinan. Ini bukan hanya soal beda agama tetapi beda keyakinan juga bisa seperti ini: seorang pria yakin bahwa dia tampan tetapi wanita yang dicintainya malah merasa mau muntah saat melihatnya... wkwkw...
Namun, ada satu alasan lain yang
bisa mengakibatkan perceraian, yaitu kebiasaan suka menunda. Kebiasaan menunda ketaatan
akan dimanfaatkan oleh setan untuk menjatuhkan kita. Menunda ketaatan dapat
mengakibatkan: malas, meremehkan,
dan tidak awas terhadap firman Tuhan.
Menunda Taat mengakibatkan Sikap Malas
Sebab itu
berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa
lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah
diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? (Yosua 18:3)
Tuhan sudah menyiapkan berkat
untuk kita tetapi kita harus bekerja keras meraihnya... jangan malas karena
kemalasan membuat kita tidak memperoleh berkat.
Sebuah ilustrasi oleh tim
kreatif:
Isteri hendak masak di
dapur tetapi kompor tidak bisa dinyalakan lalu dia berteriak: “Pa, kompornya rusak.”
Suami: “Iya, nanti papa perbaiki.” (sambil
asyik membaca koran di ruang tamu)
Lalu isteri mau
mengambil air dan menemukan bahwa air galonnya juga habis sehingga dia kembali
berteriak: “Pa, airnya juga habis. Tolong
dibelikan.”
Suami (masih tetap
membaca koran): “Iya, nanti papa
belikan.”
Beberapa waktu
kemudian isteri kembali berteriak: “Pa,
kompornya betulin, airnya beliin.”
Suami: “Iya, nanti papa tangani semua.”
Lalu
suami melanjutkan baca koran dan isteri melanjutkan pekerjaan memotong-motong
bahan masakan di dapur. Setelah selesai memotong-motong bahan masakan, isteri
berteriak kembali memanggil suaminya tetapi tidak ada jawaban. Ternyata dia
menemukan suaminya telah tertidur pulas di sofa. Karena kesal, isteri tidak
memasak.
Ketika
bangun dari tidurnya, suami merasa lapar tetapi tidak ada makanan dan dia hanya
mendapatkan omelan isterinya.
>>> Kemalasan suami bisa mengakibatkan pertengkaran dalam rumah tangga karena isteri tidak menyukai suami yang malas.
Contoh
lain:
Seorang
wanita mendatangi ko Judy untuk berkeluh kesah perihal suaminya yang malas
bekerja karena pernah mengalami kekecewaan berat. Dulunya mereka kaya lalu
sesuatu hal terjadi hingga suaminya bangkrut. Kebangkrutan itu mengakibatkan
suaminya kehilangan semangat sehingga suami hanya menatap langit setiap hari,
merokok, makan, dan minum. Sementara itu isterinya harus banting tulang dari
pagi sebagai pembantu rumah tangga dan juga berjualan di warung. Lalu ko Judy
tergerak menemui suami wanita tersebut untuk membangkitkan semangatnya.
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah
hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!" (2 Tawarikh 15:7)
0 komentar:
Post a Comment