Sunday, December 7, 2025

Pembenci Integritas

Kemuliaan Pribadi di Atas Perlombaan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Des 2025

Babi, "Keterlaluan ya. Kenapa dia tidak berbasa-basi dengan kita? Apa benar kamu juga tidak diundangnya?"

Merpati, "Ya, aku justru diberi racun nikotin oleh timnya. Karena dia sudah basi, dia tidak perlu basa-basi. Dia pasti tahu bahwa kita akan menolak undangannya."

Babi, "Sekarang dia sombong karena berada di atas angin. Lihat saja nanti. Kalau sampai jatuh, aku akan bersorak sorai untuknya."

Merpati, "Dia hanya mencari kita pada saat ada masalah. Jika lagi enak, dia tidak akan mencari kita. Lagipula makanannya hanya mujair dan Mixue. Kata dokter, mujair tidak ada gizinya. Minuman manis juga tidak sehat. Nanti timnya bisa diabetes semua karena sering diberi minuman manis. Tunggu saja bom waktunya."

Nah, setelah timnya kegirangan karena diberi pemanis, mereka pun diminta menyelesaikan masalah Rabies. Memanipulasi manusia memang keahliannya, tetapi tak mungkin bertahan lama. Nanti timnya akan kelaparan lagi setelah dimaki-maki. Jadi, dia harus mengisinya lagi... hihihi....

Kemudian diam-diam Rabies meminta orang untuk mencari kelemahan Kael. Namun, Merpati tidak suka melihat persaingan yang tidak sehat. Maka, dia memberitahu Kael, "Hati-hati, Rabies sedang mengintaimu. Dia mengetahui tentang layar tambahan yang kau pasang. Kamu juga harus tahu jika dia memasang sirip tambahan. Jadi, biaya yang dia sembunyikan justru lebih besar daripada biaya yang kau sembunyikan."

Kael, "Iya eh, ternyata selama ini Rabies juga sering diam-diam mengecek isi barang di kapalku, tanpa seizinku."

Merpati, "Iya, dia terlalu gengsi untuk meminta bantuanmu. Dia suka main belakang. Dia pun menimbun barang rusak di suatu tempat dengan alasan barangnya masih bisa digunakan. Namun, pada waktu yang tepat, semua barang itu dihancurkan olehnya."

Kael, "Menurut kabar burung kecil, sekarang barang rusak itu sengaja dihancurkan karena kekurangan bahan baku."

Merpati, "Iya, padahal dulu sengaja ditimbunnya. Wah, berarti sekarang kualitas barang jadinya makin turun. Aneh sekali anak ketua panitia masih percaya kepadanya.

"Benar. Sekarang kualitasnya sengaja diturunkan." Timbrung Kasuari.

"Wah, demi keuntungan jangka pendek, Rabies telah mengorbankan keuntungan jangka panjang. Anak panitia juga tidak mau mendengarkan kita lagi. Dia seperti kena sihir pelet hingga tak mampu melihat fakta dan tak mampu berpikir jernih. Sekalipun melihat data negatif, dia tetap saja memuji-muji Rabies. Indikatornya tidak jelas." Ujar Merpati lagi.

"Jika melihat hasil perlombaan tadi, apa anak panitia akan mengganti Rabies?" Tanya Kasuari.

"Jika dia gengsi, tentu tidak akan. Mungkin anak ketua panitia justru berkolaborasi dengan Rabies karena ada dendam pribadi terhadap papanya. Jika tidak bisa mewarisi kapal papanya, mungkin dia sengaja menghancurkannya dengan bantuan Rabies."

Begitulah prediksi Merpati karena alasan tersebut lebih masuk akal secara psikologi daripada percaya bahwa Rabies menguasai ilmu pelet hingga anak panitia bisa tersihir olehnya. Namun, aneh juga karena anak panitia hanya senang mendengarkan Rabies. Bahkan, dia tidak mau mendengarkan orang lain, termasuk papanya. Apa dia memang terkena pelet atau pengasihan?

Dulu rekanku pernah bercerai dari suaminya setelah sadar bahwa dirinya kena pelet. Dia baru sadar setelah kalung yang dipakainya pecah. Rupanya sihir hitam ada di dalam kalung itu. Namun, dia tuh orang Kalimantan. Di sana memang terkenal dengan hal-hal klenik. 

Ehmm... sebenarnya anak panitia mengalami gangguan psikologi atau mistis ya? Mengapa ada hal-hal aneh setelah kedatangan Rabies? Ah, apapun itu... Tuhan pasti bisa atasi. Kalau mau aman dari sihir, mendekatlah kepada Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.