Monday, January 6, 2020

Sumber Kekuatan

Segala Perkara Dapat Kutanggung
Catatan Ibadah ke-3 Minggu 05 Jan 2020

Nah, kalau mau sembuh 2 minggu, ternyata rahasianya bukan pada obat nan mujarab bin ajaib. Dokter mengatakan bahwa rahasianya adalah menjaga pola makan. Pasien harus makan makanan 4 sehat 5 sempurna, yaitu:
* air putih 3 liter dalam sehari
* seporsi nasi
* seporsi sayur: sayuran hijau atau tahu tempe
* 2 porsi lauk pauk untuk makan+camilan: putih telor (telor ayam kampung minimal 4+4 atau telor ayam horen minimal 2+2 atau telor puyuh minimal 10+10), daging hewan yang tanpa lemak dan tanpa kulit / jeroan (sapi, kambing, ayam), ikan yang berduri dan padat dagingnya (kuthuk, lele, tengiri, bandeng, patin, gurami, kakap, bawal, cukil, salmon)
* buah-buahan yang manis dan banyak air
* susu sapi segar, susu UHT, susu beruang, susu Dancow, susu Anlene, dan lain-lain, tetapi bukan susu kental manis (SKM) karena SKM bukanlah susu, melainkan sirup rasa susu.

Selain itu, pasien harus menghindari makanan yang berpengawet, makanan pedas, micin, dan pewarna. Dilarang mengangkat barang berat, dilarang jongkok, dilarang makan makanan pedas, dilarang minum jamu termasuk dilarang minum binahong, dan dilarang menerima semua larangan makanan di luar larangan rumah sakit. Jika tidak makan dengan baik, luka jahitan bisa pecah. Jika harus dijahit ulang, obat bius tidak akan berguna sekalipun sudah disuntikkan karena luka jahitan sudah keras, seperti empal dan tidak lembut lagi seperti kulit normal. Hal ini bisa membuat pasien harus menahan sakit ketika dijahit ulang. Maka dari itu, dokter terus menerus berpesan agar banyak makan, terutama protein hewani sehingga tidak sampai kekurangan gizi yang menghambat keringnya luka.

Janji-janjiEalah, kini kami baru tahu. Ternyata bukan obat mahal, bukan sulap, dan bukan sihir yang bisa cepat menyembuhkan luka jahitan, tetapi pola makan sehat. Hanya makan dan banyak makan makanan enak bin menyehatkan. Kedengarannya mudah, tetapi masalahnya setiap pasien yang baru saja menjalani operasi di perut seringkali mengalami mual. Karena mual, selera makan pun hilang. Dokter sudah berpesan: “Jika nanti merasa mual dan enggan makan, itu adalah bisikan iblis dari pikiran. Jadi harus dilawan.” Fiuh, mama sulit melawannya. Ah, jika seperti ini, bisakah cepat sembuh? Kiranya Tuhan menguatkan dia dan mengusir semua rasa mualnya.

Beberapa jam kemudian setelah urusan administrasi dengan pihak rumah sakit selesai dan mama sudah di rumah, aku pun ke gereja. Eh, menjelang tiba di gereja hujan turun dan anginnya sangat kencang. Aku segera teringat kata-kata pak Sukirno: “Ketika hujan turun, apakah kita masih mau ke gereja?” Kalau sekedar hujan sich, tak masalah, tetapi ini hujan angin. Payungku nyaris terbang ketika menyeberang jalan sehingga harus kupegang erat-erat sambil menerobos angin. Bahkan, tubuhku terasa nyaris diterbangkan angin ketika sudah berada di depan gedung, tetapi aku buru-buru berlari menaiki tangga gedung. Fiuh... selamat dech dari terpaan hujan dan angin kencang.

Eh, ketika khotbah dimulai, tiba-tiba listrik padam dan semua jemaat pun terpaksa beribadah dalam kegelapan. Hehehe... aku yakin kegelapan ini tidak berlangsung selamanya. Habis gelap pasti terbit terang. Lampu pun mati, nyala, mati, nyala, lalu mati. Hanya beberapa lampu sorot kecil yang menyala. Di tengah-tengah suasana seperti ini tiba-tiba terdengar pula suara gemerisik di atas gedung ibadah, seperti ada sesuatu yang berderak karena hembusan angin. Oh, mudah-mudahan atap tidak roboh.

Setelah dalam kegelapan cukup lama aku pun membatin: “Kenapa tidak menyalakan sebagian lampu terlebih dahulu karena sepertinya tidak kuat jika nyala semua?” Tak lama berselang sebagian besar lampu mulai menyala. Berlanjut lampu di mimbar juga menyala beberapa menit kemudian. Nah, menjelang doa penutupan semua lampu sepertinya telah menyala. Hahaha... kegelapan tak pernah menang karena Terang telah datang ke dalam dunia. Yesus adalah terang dunia. Barang siapa percaya kepada-Nya tentu tidak akan hidup di dalam kegelapan.

TERTAWA ~ GMS Live
Karya-Mu mempesonaku. Kau angkatku dari kelam. Kasih tulus memberi warna. Kau buang semua gelisah. Kau beriku sukacita. Kau buatku selalu tertawa. Kau taruh lagu baru dalam hatiku. Mulutku bersorak memuji nama-Mu. Dari hatiku mengalir pujian bagi-Mu. Oh, sukacita, Roh-Mu hadir di sini. Dan ku menari, memuji di hadapan-Mu Yesus. Sukacita, Roh-Mu hadir di sini.
La lalalala lalalalala aa... Haleluya...

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.