Catatan Ibadah ke-3 Minggu 05 Jan 2020
Nah, kalau mau sembuh 2
minggu, ternyata rahasianya bukan pada obat nan mujarab bin ajaib. Dokter
mengatakan bahwa rahasianya adalah menjaga pola makan. Pasien harus makan
makanan 4 sehat 5 sempurna, yaitu:
* air putih 3 liter dalam sehari
* seporsi nasi
* seporsi sayur: sayuran hijau atau tahu tempe
* 2 porsi lauk pauk untuk makan+camilan: putih telor (telor ayam kampung minimal 4+4 atau telor ayam horen minimal 2+2 atau telor puyuh minimal 10+10), daging hewan yang tanpa lemak dan tanpa kulit / jeroan (sapi, kambing, ayam), ikan yang berduri dan padat dagingnya (kuthuk, lele, tengiri, bandeng, patin, gurami, kakap, bawal, cukil, salmon)
* buah-buahan yang manis dan banyak air
* susu sapi segar, susu UHT, susu beruang, susu Dancow, susu Anlene, dan lain-lain, tetapi bukan susu kental manis (SKM) karena SKM bukanlah susu, melainkan sirup rasa susu.
* air putih 3 liter dalam sehari
* seporsi nasi
* seporsi sayur: sayuran hijau atau tahu tempe
* 2 porsi lauk pauk untuk makan+camilan: putih telor (telor ayam kampung minimal 4+4 atau telor ayam horen minimal 2+2 atau telor puyuh minimal 10+10), daging hewan yang tanpa lemak dan tanpa kulit / jeroan (sapi, kambing, ayam), ikan yang berduri dan padat dagingnya (kuthuk, lele, tengiri, bandeng, patin, gurami, kakap, bawal, cukil, salmon)
* buah-buahan yang manis dan banyak air
* susu sapi segar, susu UHT, susu beruang, susu Dancow, susu Anlene, dan lain-lain, tetapi bukan susu kental manis (SKM) karena SKM bukanlah susu, melainkan sirup rasa susu.
Selain itu, pasien harus
menghindari makanan yang berpengawet, makanan pedas, micin, dan pewarna. Dilarang
mengangkat barang berat, dilarang jongkok, dilarang makan makanan pedas, dilarang
minum jamu termasuk dilarang minum binahong, dan dilarang menerima semua
larangan makanan di luar larangan rumah sakit. Jika tidak makan dengan baik,
luka jahitan bisa pecah. Jika harus dijahit ulang, obat bius tidak akan berguna
sekalipun sudah disuntikkan karena luka jahitan sudah keras, seperti empal dan
tidak lembut lagi seperti kulit normal. Hal ini bisa membuat pasien harus menahan
sakit ketika dijahit ulang. Maka dari itu, dokter terus menerus berpesan agar
banyak makan, terutama protein hewani sehingga tidak sampai kekurangan gizi
yang menghambat keringnya luka.
Ealah, kini kami baru
tahu. Ternyata bukan obat mahal, bukan sulap, dan bukan sihir yang bisa cepat
menyembuhkan luka jahitan, tetapi pola
makan sehat. Hanya makan dan banyak makan makanan enak bin menyehatkan.
Kedengarannya mudah, tetapi masalahnya setiap pasien yang baru saja menjalani
operasi di perut seringkali mengalami mual. Karena mual, selera makan pun
hilang. Dokter sudah berpesan: “Jika
nanti merasa mual dan enggan makan, itu adalah bisikan iblis dari pikiran. Jadi
harus dilawan.” Fiuh, mama sulit melawannya. Ah, jika seperti ini, bisakah
cepat sembuh? Kiranya Tuhan menguatkan
dia dan mengusir semua rasa mualnya.
Beberapa jam kemudian
setelah urusan administrasi dengan pihak rumah sakit selesai dan mama sudah di
rumah, aku pun ke gereja. Eh, menjelang tiba di gereja hujan turun dan anginnya
sangat kencang. Aku segera teringat kata-kata pak Sukirno: “Ketika hujan turun, apakah kita masih mau ke gereja?” Kalau sekedar hujan sich, tak masalah, tetapi
ini hujan angin. Payungku nyaris terbang ketika menyeberang jalan sehingga
harus kupegang erat-erat sambil menerobos angin. Bahkan, tubuhku terasa nyaris
diterbangkan angin ketika sudah berada di depan gedung, tetapi aku buru-buru
berlari menaiki tangga gedung. Fiuh... selamat dech dari terpaan hujan dan angin
kencang.
Eh, ketika khotbah
dimulai, tiba-tiba listrik padam dan semua jemaat pun terpaksa beribadah dalam
kegelapan. Hehehe... aku yakin kegelapan
ini tidak berlangsung selamanya. Habis
gelap pasti terbit terang. Lampu pun mati, nyala, mati, nyala, lalu mati. Hanya
beberapa lampu sorot kecil yang menyala. Di tengah-tengah suasana seperti ini
tiba-tiba terdengar pula suara gemerisik di atas gedung ibadah, seperti ada sesuatu
yang berderak karena hembusan angin. Oh, mudah-mudahan atap tidak roboh.
Setelah dalam kegelapan
cukup lama aku pun membatin: “Kenapa tidak menyalakan sebagian lampu
terlebih dahulu karena sepertinya tidak kuat jika nyala semua?” Tak
lama berselang sebagian besar lampu mulai menyala. Berlanjut lampu di mimbar
juga menyala beberapa menit kemudian. Nah, menjelang doa penutupan semua lampu
sepertinya telah menyala. Hahaha... kegelapan
tak pernah menang karena Terang telah datang ke dalam dunia. Yesus adalah
terang dunia. Barang siapa percaya kepada-Nya tentu tidak akan hidup di
dalam kegelapan.
TERTAWA ~ GMS Live
Karya-Mu mempesonaku. Kau angkatku dari kelam. Kasih tulus memberi warna. Kau buang semua gelisah. Kau beriku sukacita. Kau buatku selalu tertawa. Kau taruh lagu baru dalam hatiku. Mulutku bersorak memuji nama-Mu. Dari hatiku mengalir pujian bagi-Mu. Oh, sukacita, Roh-Mu hadir di sini. Dan ku menari, memuji di hadapan-Mu Yesus. Sukacita, Roh-Mu hadir di sini.
La lalalala lalalalala aa... Haleluya...
Karya-Mu mempesonaku. Kau angkatku dari kelam. Kasih tulus memberi warna. Kau buang semua gelisah. Kau beriku sukacita. Kau buatku selalu tertawa. Kau taruh lagu baru dalam hatiku. Mulutku bersorak memuji nama-Mu. Dari hatiku mengalir pujian bagi-Mu. Oh, sukacita, Roh-Mu hadir di sini. Dan ku menari, memuji di hadapan-Mu Yesus. Sukacita, Roh-Mu hadir di sini.
La lalalala lalalalala aa... Haleluya...
0 komentar:
Post a Comment