Sunday, September 7, 2025

Situasi Idealnya Tidak Sama

Menunggu yang Ideal
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Sept 2025

Beberapa hari lalu sebelum terjadi kerusuhan di beberapa kota besar aku bermimpi melihat seorang pria dengan tatapan mata kosong. Di dalam mimpi itu aku menemani dia karena khawatir dengan keadaannya. Aku dan beberapa saudaraku mencoba berbicara kepadanya, tetapi dia tidak merespon. Sorot matanya tetap gelap dan kosong.

Suasana malam itu terasa mencekam. Lalu aku berjalan menyusuri jalanan yang gelap sambil menggandeng salah satu adik perempuanku. Aku pun berdoa berulang-ulang di dalam hati, "Lindungilah kami semua dari kuasa kegelapan."

Ah, mengapa kuasa kegelapan selalu beraksi pada saat yang tidak ideal bagi manusia normal? Idealnya, setiap manusia harus tidur lelap pada malam hari. Namun, bagi penguasa kegelapan, malam hari justru ideal untuk bekerja keras. Namun, andaikata kita bisa memprediksi jam pergerakan kuasa kegelapan, bisakah kita tetap terjaga berhari-hari sepanjang malam? Tentu tidak mungkin bisa juga. Ini sebabnya berdoa harus dilakukan setiap saat.

Matius 26:41 (TB) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Baik atau tidak baik waktunya, kita tetap harus berdoa dengan iman dan ucapan syukur. Jika kita terbiasa berdoa seperti bernapas, ketika daging lemah atau harus tidur karena kehabisan energi, manusia roh di dalam diri kitalah yang akan membantu kita berdoa.

Roma 8:26-27 (TB) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Tak ada orang yang bisa berdoa sambil tidur. Namun, Roh Kudus bisa melakukannya untuk kita pada saat kita tidur. Dia merupakan penjaga yang tak pernah terlelap. Biasanya ketika kereta akan lewat, suaranya terdengar dengan jelas hingga ke kamar tidurku. Bahkan, ketika truk besar lewat di depan rumah, kurasakan pergeseran lempeng bumi nun jauh di bawah tempat tidurku.

Getaran tersebut mulai terasa sejak terjadi gempa beberapa waktu lalu. Maka, sejak hari itu aku tidak bisa membedakan gempa atau bukan, kecuali ada orang di luar sana yang berteriak, "Gempa" atau tidak ada kendaraan lewat, tetapi ada goyangan Bumi.

Yesaya 54:10 TSI Gunung-gunung yang kokoh pun bisa runtuh dan bukit-bukit bisa hancur, tetapi kasih-Ku yang setia kepadamu tidak akan pernah luntur. Ikatan perjanjian-Ku denganmu tidak akan putus, yaitu janji untuk membuat kalian hidup damai dan sejahtera. Aku, TUHAN, mengasihani kalian dan bermurah hati kepadamu.

Jadi, aku hanya memejamkan mata dan berkata di dalam hati, "Manusia itu sungguh rapuh. Siapa yang akan mengetahui hari esok atau apa yang sedang terjadi di bawah Bumi? Satu-satunya tempat yang aman hanyalah hadirat Tuhan. Terima kasih Bapa, selamat malam." Tidur deh sampai pagi... hehehe...

Tidur yang Ideal

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.