Sunday, July 31, 2022

Ketika Dipanggil, Lari

Belajar dari Keledai
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 31 Juli 2022

Suatu hari di awal minggu lalu ada yang dipanggil, tetapi malah lari. Gara-gara panggilan itu aku pun berdoa sambil setengah mengantuk. Ketika fajar mulai menyingsing, aku baru sadar. Ngapain tadi aku berdoa seperti itu? Gimana kalau yang dipanggil …

"Maliiing", terdengar suara pria memanggil dan mengumpat. Hah! Seketika aku terbangun. Mungkin ada orang mengambil uang di mesin ATM yang ada di seberang rumah lalu motor yang diparkirnya dibawa lari sama maling. Jam berapa ini ya? Kulihat masih sekitar setengah 3 pagi.

Aku juga tidak berani keluar rumah karena aku tidak punya kemampuan menangkap maling. Sambil setengah mengantuk aku berkata dalam hati: "Oh Tuhan, tolong tangkap malingnya. Kembalikan motornya." Maklum di sekitar rumah sudah beberapa kali ada yang kehilangan motor saat diparkir.

Beberapa menit kemudian mulai terdengar sedikit kegaduhan suara pria-pria sehingga aku berdoa lagi: "Tuhan, semoga malingnya tidak dihakimi massa dan langsung diserahkan ke pihak berwajib. Semoga dia bertobat." Eh, tiba-tiba di luar terdengar suara pria berkata: "Biar kukejar malingnya."

Lho... berarti malingnya belum tertangkap. Pencuri hati, eh, pencuri motor. Bagaimana motornya? Suasana kembali hening dan aku tidur lagi. Ketika fajar menyingsing, sempat terdengar seorang pria berkata: "Mungkin sudah dibawa lari ke Krian."

Lalu aku teringat lagi kejadian beberapa jam sebelumnya. Ini karena pos satpam bank dipindah ke depan. Dulu saat posnya tepat di sebelah mesin ATM tak ada kejadian begini. Lalu ngapain tadi aku doa begitu? Gimana kalau malingnya balik lagi?

Seharusnya dia dibuat kapok biar tidak balik lagi. Tapi, akhir-akhir ini judul lagunya tuh 'Kasih Tuhan Mengubah Segalanya', bukan hajaran yang mengubah segalanya. Hmm... Gimana kalau dia sampai balik lagi? Iya kalau satpamnya seperti Wong Fei Hung atau jago kungfu gitu sehingga bisa satu lawan gerombolan.

Namun, satpam juga manusia yang punya batasan. Satpam juga bisa ketiduran. Emang lebih baik andalkan Tuhan saja. Dia tidak pernah tertidur dan malaikat perang juga pasti berjaga-jaga di depan rumah karena rumahku sudah sering digoncang dan beberapa kali nyaris binasa. Jika bukan tangan Tuhan yang pegang, rumahku sudah binasa, entah karena api atau penipuan.

Oh, seakan-akan rumahku begitu istimewa sehingga ada aja kuasa-kuasa kegelapan yang ingin memusnahkannya. Emang sih lokasinya strategis… hehehe… Tapi, kata orang Cina, rumah nomer 4 itu tidak bagus karena bisa berarti mati. Namun, kukatakan pada teman-temanku bahwa rumahku adalah rumah mujizat, karena sudah sering nyaris binasa, tetapi diluputkan.

Mazmur 121:4-8 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Lalu temanku ada yang berkata: "Tapi kata orang, jika jodoh berbeda 4 tahun, katanya justru bagus karena kokoh seperti kaki meja." Hahaha… ada-ada aja. Jodoh yang bagus tuh datangnya pasti dari Tuhan. Perbedaan usia berapa pun tak masalah kalau datangnya dari Tuhan. Di Perjanjian Lama ada pernikahan levirat yang perbedaan usianya bisa belasan tahun. Karena Tuhan tidak dibatasi oleh usia, Sara pun bisa hamil pada usia yang tak lazim. Jadi, kalau mau hubungan jodoh yang kokoh, pondasinya tentu harus Tuhan, bukan angka 4.

Keesokan hari terkuaklah kisah yang sebenarnya. Ternyata maling itu ada beberapa orang. Mereka bukan maling motor kacangan. Mereka maling mesin ATM bank. Mereka datang dengan mobil dan memakai penutup kepala warna hitam sehingga tidak dikenali. Mereka pun sudah berpengalaman karena semua kamera CCTV di area mesin ATM sudah dimatikan.

Lho... Beberapa bulan lalu ada yang datang ke toko dan bertanya-tanya soal pemasangan kamera CCTV di area sekitar rumahku. Jangan-jangan orang itu merupakan salah satu komplotannya. Tapi, kejadiannya sudah sangat lama sehingga papa sudah tidak ingat wajahnya.

Untunglah pencuriannya gagal. Tapi, para maling juga lolos. Mungkin Tuhan masih memberi mereka kesempatan untuk bertobat. Ya, semoga saja mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan beri. Uang hilang masih bisa dicari, tapi waktu yang hilang tak akan bisa kembali. Andaikata mereka berhasil mencuri banyak uang, mereka juga tidak bisa membeli waktu yang Tuhan beri.

Siapa bilang 'waktu adalah uang'? Jika Tuhan berkata: "Waktumu sudah habis", mau beli waktu pakai apa? Uang? Tidak bisa lha. Waktu tidak bisa ditukar dengan uang. Waktu tidak bisa diperjualbelikan. Jadi, waktu bukanlah uang. Waktu adalah hidup.

ENGKAULAH TUHAN
Kurindu setiap waktu hidupi kebenaran-Mu. Bukan dengan kuatku, namun kar'na Roh-Mu. Yesus Kau yang kupegang teguh.
Reff: Engkaulah Tuhan, Engkaulah Raja. Berdaulat atas hidupku. Kuberserah penuh.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.