Sunday, January 2, 2022

Mimpi Buah

Melakukan Jauh Lebih Banyak
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2 Jan 2022 

Sekitar dua hari lalu aku bermimpi. Di dalam mimpi kulihat diriku sedang menaiki jalanan yang naik. Di sana tidak ada tangga, tetapi jalanan naik itu terbuat dari lantai keramik. Di atas jalanan itu ada sebuah depot. Aku, mama, dan meme sepupuku mau ke depot itu sehingga kami harus menaiki jalanan tersebut. Namun, perjalanan itu tidak mudah. Ada orang yang tidak menyukai kedatangan pengunjung. Maka, orang itu mengambil selang dan menyemprotkan air ke jalanan tersebut.

Seketika jalanan menjadi licin. Mama dan meme sepupu berhasil lari ke atas, tetapi aku yang ada di belakang mereka tergelincir oleh air itu. Aku pun segera berjongkok untuk menahan tubuh dengan kakiku agar tidak jatuh. Sekalipun kakiku sedikit sakit, aku bertahan. Namun, pria itu berusaha mendorongku ke bawah dengan kedua tangannya. Untunglah aku berhasil menghindarinya lalu berpegangan pada tiang yang terpancang di tengah-tengah jalan. Lantas aku menjawab uluran tangan mama dan meme sepupuku sehingga aku berhasil naik.

Kami pun memasuki depot dan duduk bertiga di depan meja panjang yang dilapisi taplak plastik bermotif bunga kehijauan. Kami memesan es degan sembari mendengar curhat penjualnya, "Sekarang sepi karena di tengah sana ada preman yang menghalangi orang-orang naik ke sini." Hmm...

Ketika terbangun, tumit kaki kananku sakit. Kok bisa sakit begini ya? Aku terpeleset di dalam mimpi, tetapi kok sakitnya terbawa di dunia nyata? Apakah ini berarti Tuhan akan membuat mimpi jadi nyata? Jika mimpinya bagus, mau-mau aja sih. Tapi, kalau mimpinya jelek begitu, hmm... siapa yang mau? Memang sih Tuhan turut bekerja di dalam sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Tapi, siapa yang mau dijatuhkan? Siapa yang mau didorong ke bawah? Siapa yang mau dijahati?

Ada kalanya kita tidak bisa memilih. Seringkali ketika Tuhan menjanjikan sesuatu yang baik, si jahat akan datang merintangi. Lagipula situasi semacam itu sudah pernah kualami di masa lalu. Jawabannya sudah ada di sana. Maka, jadilah seperti buah degan yang selalu ada di setiap musim. Jadilah buah degan yang keras di luar sehingga tidak mudah digoncangkan, tetapi lembut di dalam. Ketika dipecahkan, dia tidak menyakiti, tetapi malah memberkati dengan daging buahnya yang lembut dan airnya yang menyegarkan. Hahaha... mudah dikatakan, tetapi tak mudah dilakukan. Ini sebabnya kita membutuhkan kekuatan kasih Kristus.

T'RANGI DUNIA ~ Anthony Tjahyono
(GMS Living Worship)
Tak pernah kuragu, Tak pernah kubimbang Saat kuputuskan mengiring-Mu. Kasih-Mu kekuatanku, Hikmat-Mu menuntunku 'tuk membawa jiwa kepada-Mu.
Pre-Chorus: Roh-Mu di dalamku. Kuhidup bagi-Mu.
Chorus: Ku 'kan menyala t'rangi dunia menjadi saksi-Mu. Ku 'kan berlari b'ritakan karya-Mu seumur hidupku agar dunia diselamatkan, nama Yesus yang ditinggikan.
Woo oo oo oh. Woo oo oo oh Wo oh! Woo oo oo oh. 

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.