Sunday, April 14, 2024

Menua >< Dewasa ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 14 April 2024

Kim Haenam dan Park Jongseok menulis buku pengembangan kepribadian untuk remaja di Korea. Judul bukunya adalah 'Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa'. Remaja Korea berpikir bahwa ketika dewasa, semua masalah akan selesai. Namun, faktanya tidak demikian. Menua belum tentu dewasa. Ketika Yesus umur 12 tahun, Dia ditemukan di Bait Allah sedang belajar perkara-perkara rohani. Ini menunjukkan bahwa Dia sudah dewasa sekalipun masih 12 tahun.

2 Korintus 4:16 (TB) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Setiap orang pasti akan menua. Ketika menua, manusia lahiriah akan merosot. Hal ini ditandai dengan munculnya keriput, pendengaran berkurang, kemampuan fisik lainnya juga menurun. Jadi, menua berkaitan dengan hal-hal yang bisa dilihat. Sebaliknya, dewasa berkaitan dengan hal-hal yang tak bisa dilihat, yaitu manusia batiniah. Agar hal ini makin dibaharui, kita harus memperhatikan perkara-perkara di atas.

Kolose 3:2 (TB) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Selama hidup di Bumi kita bekerja untuk mendapatkan uang. Kita juga perlu makan. Tidak ada orang yang sekali makan langsung kenyang selamanya hingga tak perlu makan lagi. Namun, ini semua adalah perkara yang kelihatan. Perkara di atas adalah firman Tuhan. Ketika kita memuji dan menyembah Tuhan, merenungkan firman Tuhan, dan melayani Tuhan, kita sedang mendewasakan manusia batiniah kita.

2 Korintus 4:17 (TB) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Bagi orang yang mengalami kedewasaan rohani, setiap penderitaan di Bumi ini akan dianggap ringan karena semua itu akan mengerjakan kekekalan. Perkara lahiriah hanya bersifat sementara, sedangkan perkara rohani akan bersifat kekal.

2 Korintus 4:18 (TB) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Ciri-ciri orang yang Dewasa Rohani, antara lain:

1. Pengendalian Diri. Orang yang dewasa dapat mengendalikan emosinya. Ketika kita marah kepada seseorang, jangan tulis status negatif di media sosial. Bertobatlah! Pengendalian diri dimulai dari pengendalian jempol.
2. Berintegritas. Ini berarti apa yang terlihat di luar sama seperti yang ada di dalam. Arti lainnya adalah apa adanya. Jadi, orang yang berintegritas cenderung tulus, bukan bulus. Untuk mengetahui perbedaannya, ikuti ibadah nanti sore.
3. Bertanggungjawab. Ketika dewasa, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri. Ketika dewasa, kita juga mulai memikirkan kepentingan orang lain sehingga akan bertanggungjawab atas setiap tindakan kita.

BAGAIKAN BEJANA
Bagaikan bejana siap dibentuk, demikian hidupku di tangan-Mu. Dengan urapan kuasa Roh-Mu kudibaharui selalu.
Jadikanku alat dalam rumah-Mu. Inilah hidupku di tangan-Mu. Bentuklah s’turut kehendak-Mu. Pakailah sesuai rencana-Mu.
Kumau s’perti-Mu Yesus disempurnakan selalu. Dalam segenap jalanku memuliakan nama-Mu.

Perkara di Atas

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.