Kunjungan ke Jepang
Catatan
Ibadah Paskah ke-1 Minggu 30 Maret 2024
Aku kehilangan masa kecilku yang
menyenangkan karena papaku harus bekerja di Jepang. Seorang anak kecil berusia
5 tahun sudah harus menghadapi kerasnya hidup di asrama bersama memenya yang
berusia 4 tahun. Saat itu kami bagaikan yatim piatu yang diadopsi oleh suster
Belanda. Dalam usia seimut itu aku pun diracun saus sambal oleh cece asrama
yang jahat. Alhasil, aku harus menahan sakit pada sekujur tubuhku demi menahan
rasa pedas itu.
Kenapa
Tuhan membiarkan hal itu terjadi? Kenapa kekuatan
diberikan kepada orang jahat? Namun, saat itu aku berjanji pada diriku bahwa
aku akan menjadi kuat dan aku akan melindungi mereka yang lemah. Karena masih
kecil, aku pun tidak bisa membalasnya. Meskipun begitu, aku tidak mau terlihat
lemah. Aku tidak menangis di depannya dan tidak melaporkan dia kepada suster.
Suka tidak suka, telah kupikul salibku
sedini mungkin. Anak kecil itu pun masih
hidup sampai sekarang. Hahaha... ini keajaiban doa.
PRAJURIT KRISTUS
Maaf ku tak pernah berterus
terang. Bukan ku tak mempercayaimu. Namun sebelum ku berganti rupa, ingin aku
menemuimu. Dengan bermandikan firman Tuhan yang cemerlang di malam yang cerah.
Memang telah lama kurasakan ingin menolong yang lemah.
Tiba-tiba keajaiban terjadi, kekuatan muncul di diri. Untuk melawan semua
kejahatan, kekuatanku harus digunakan menegakkan segala kebenaran. Ini
keajaiban doa. Aku mempercayainya. Ini keajaiban Tuhan.
Lalu saat libur sekolah dan pulang ke rumah, aku dan adikku menulis surat panjang lebar bersama mama. Semula mama ikut ke Jepang pula, tetapi tiap hari dia diare karena kedinginan. Maka, dia dibantu papa kabur dari mess agar bisa kembali ke Indonesia padahal masih berhutang kepada makelar.
Saat itu makelar pasti meminta papa
membayar hutang mama ke Jepang. Nah, setiba di Indonesia mama selalu saling
berkirim surat dengan papa karena dulu tidak ada ponsel. Dalam salah satu
suratnya dia meminta papa mengirimkan kue moci berwarna hijau.
Sementara itu, aku hanya meminta kantung Doraemon. Namun, permintaan kami tak pernah dikabulkan. Inilah dunia tipu-tipu. Siapa sangka bahwa Doraemon hanyalah sekadar imajinasi orang dewasa? Anak kecil tuh nyaris percaya bahwa mereka bisa memiliki 'pintu kemana saja' jika mau pulang ke rumahnya.
Ketika lulus SD, suster Belanda berkata,
"Kalau kamu tetap di asrama, nanti kamu bisa kusekolahkan di
Belanda." Ah, aku tidak tertarik. Jepang, Belanda, atau negara lain di
dunia bukanlah rumahku. Aku hanya mau pulang ke rumah. Beberapa tahun kemudian
ada pula bos yang berkata, "Kamu tinggal saja di mess." Tidak. Aku
tidak mau. Kalau harus tinggal di mess, aku pilih resign. Aku harus pulang ke rumah. Hehehe... bos pun mengalah.
Aku sudah muak tinggal di asrama sekalipun kekuatanku bertumbuh dari tempat ini. Ya, asrama tuh bagaikan kamp pelatihan tentara Kristus... hahaha... Eh, ketika berbicara dengan orang asing, aku pun mengetahui bahwa mess disebut dormitory. Ih, dormitory tuh asrama. Kenapa dia menggunakan istilah dormitory? Aku tidak suka dormitory. Aku mau di rumah, seperti kura-kura yang selalu bersama rumahnya... hahaha...
Asrama tuh identik dengan sprei dan sarung
bantal berwarna putih seperti warna kain kafan. Sekalipun hidup, kami selalu
merasa seperti disalib karena tidak bisa bebas dalam banyak hal, termasuk dalam
hal memilih warna. Di rumah kita cenderung menggunakan sprei dan sarung bantal
bermotif yang bernuansa kehidupan. Jika spreinya sudah kusam karena luntur, ini
pertanda adanya kehidupan… wkwwkw…
Hal tersebut juga terlihat lebih baik daripada
sprei seputih kain kafan. Yesus saja tak mau berlama-lama tidur beralas kain
putih. Hidup itu harus penuh warna... hahaha... Tiap hari Paskah anak-anak juga
akan menghias telur Paskah dengan aneka warna. Lalu telornya disembunyikan
untuk mereka temukan.
Jika
sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari dalam, kehidupan baru telah lahir. Hal-hal besar selalu dimulai dari DALAM diri kita sendiri. Maka,
izinkanlah Roh Kudus bertahta di dalam diri kita agar kuasa Kristus
membangkitkan kita dari kematian.
KESUKAAN-MU
Kubersyukur kumilik-Mu,
menjadi kesukaan-Mu. Inilah hidupku di dalam kasih-Mu.
Reff: Seindah pelangi kutahu janji-Mu
'tuk masa depanku. Kau mengurapiku penuh kemuliaan. Bagai bintang yang
bersinar, terangi jalan hidupku. Oh Yesusku, Kaulah segalanya.
0 komentar:
Post a Comment