Catatan Ibadah ke-1 Minggu 24 Maret 2023
Pada Minggu Palem banyak orang
mengelu-elukan Yesus. Mereka berteriak, "Hosana, Hosana bagi Anak Daud." Seolah-olah mereka
ingin menyatakan bahwa mereka adalah pengikut Tuhan. Mereka semua ingin ikut
tenar.
Kemudian saat Kamis suci Yesus mengadakan
perjamuan bagi para murid. Namun, pada hari Jumat ketika Yesus disalib, tidak
banyak yang mengikuti Dia. Di bawah kaki salib Yesus hanya ada Yohanes, Maria
ibu-Nya, adik Maria, Maria Magdalena, dan dua penyamun di kanan kiri-Nya.
Banyak orang mengikuti Yesus karena ingin ikut terkenal atau hanya menginginkan berkat-berkat-Nya. Banyak orang mempertanyakan kesetiaan Tuhan. Namun, di bawah kaki salib Yesus seharusnya kita mempertanyakan kesetiaan kita terhadap-Nya.
Tuhan tidak mencari banyak pengikut, tetapi
mencari orang yang tekun dalam kesetiaan, seperti Diri-Nya yang selalu setia
kepada kita. Kesetiaan Yesus terhadap
kita telah dinyatakan dalam 3 hal, yaitu: zakar,
hesed, dan emunah.
ZAKAR: Tuhan mengingat
kita. Ketika digantung di atas kayu salib, Yesus tetap melihat dan
memperhatikan orang lain.
Yohanes 19:26-27
(TB) Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan
murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu,
inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah
ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Sebelum disalib, Yesus telah disesah.
Kepala-Nya diberi mahkota duri sehingga membuat darah tak henti-henti mengucur
dari kepala-Nya. Punggungnya dicambuk dengan beling dan besi yang berkait
sehingga tiap kali cambuk itu ditarik, daging-Nya ikut tercabik.
Kedua tangan-Nya dipaku dan kedua kaki-Nya
juga dipaku agar dapat menopang badan-Nya di kayu salib. Sekalipun amat
kesakitan, Yesus tetap menyempatkan Diri untuk memperhatikan semua orang,
termasuk penjahat yang disalib bersama-Nya.
Lukas 23:42-43 (TB) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan
aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus."
HESED: Tuhan menerima kita apa adanya. Sekalipun kita jatuh, Dia tetap
mau menerima kita.
Lukas 23:35 (TB) Orang banyak berdiri di situ dan melihat
semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia
selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah
Mesias, orang yang dipilih Allah."
Yang dimaksud pemimpin adalah orang Kristen
yang mengetahui agama, ahli Taurat, dan orang Farisi. Jika mereka mengolok-olok
Tuhan, tidaklah mengherankan jika orang non-Kristen ikut mengolok-olok Tuhan.
Lukas 23:36 (TB) Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan
Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya
Kita juga bisa mengolok-olok Tuhan ketika
kita mulai berkata, "Saya jatuh, saya bangkrut, saya gagal, saya telah
selesai, dan semacamnya." Faktanya, Tuhan menerima kita apa adanya dan
bisa memulihkan keadaan kita.
Yohanes 19:28 (TB) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa
segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis
dalam Kitab Suci —: "Aku haus!"
Ketika Tuhan mengatakan bahwa Dia telah selesai, banyak murid yang masih belum memahami-Nya. Hal yang menyedihkan adalah beberapa hari sebelum kematian-Nya, para murid malah mempersoalkan siapa yang terbesar di dalam pelayanan. Jika Tuhan menempatkan kita di gereja ini, jangan membandingkannya dengan gereja lain. Ketika kita membandingkan gereja ini dengan gereja lain, hal ini akan menyedihkan hati Tuhan.
Lukas 23:34a (TB) Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Sekalipun Yesus telah diolok-olok,
diludahi, dan disiksa, Dia tetap mengampuni mereka.
EMUNAH: Hanya Tuhan yang dapat diandalkan dalam segala hal. Namun,
seringkali kita berusaha mengandalkan orang lain. Beberapa hari lalu ada gempa
di Tuban dan terasa hingga di Surabaya. Mungkin Tuhan berkata, "Jika Saya
angkat sedikit kaki Saya dari Surabaya, bagaimana jadinya?" Banyak orang
panik dan berlarian ke luar gedung. Banyak pula yang berseru-seru memanggil
nama Tuhan.
Seringkali kita mempertanyakan kesetiaan
Tuhan ketika mengalami hal-hal buruk. Ada seorang penumpang Platinum berteriak
marah ketika dilarang menaiki pesawat, "Ini tidak adil." Tak lama
berselang dia melihat berita di CNN dan mengetahui bahwa pesawat tersebut
jatuh. Inikah yang dia sebut 'tidak
adil'?
Tuhan mengetahui hal-hal yang terbaik bagi
kita. Dia selalu setia kepada kita. Bagaimana dengan kesetiaan kita
terhadap-Nya? Tuhan akan menyebut kita
setia jika kita melakukan kehendak-Nya.
ENGKAULAH KEKUATANKU
Engkaulah kekuatanku, Tempat
perlindunganku. Saat badai menerpa aku tak akan goyah. Aku tak akan goyah s’bab
Kau sertaku.
Reff : Sejauh langit dari bumi begitu
besar-Nya kasih-Mu. Penuhi hati kami yang rindu menyembah-Mu Yesus. Sejauh
langit dari bumi begitu besar-Nya kasih-Mu. Kaulah Tuhan kekuatanku,
sukacitaku.
0 komentar:
Post a Comment