Mengenal Tuhan
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 21 Jan 2024
Sekitar setahun lalu seorang pria bertubuh
besar meminta bantuan temannya untuk mencari perabot rumah yang tepat bagi
seorang pengusaha. Lalu teman pria itu merekomendasikan Cermin. Setelah
menegosiasikan harganya, Cermin pun ditempatkan di salah satu sudut rumah
pengusaha itu.
Suatu hari tuan muda di rumah itu berkata
kepada Cermin, "Aku percaya kepadamu. Di tempat ini tak ada yang bisa
kupercaya selain dirimu." Namun, Cermin tidak terlalu mempercayai
kata-katanya. Beberapa bulan kemudian tuan muda itu datang dari negeri Timur sambil membawa
Kipas Angin. Pada mulanya Kipas Angin itu terlihat baik. Namun, lambat laun
Cermin menyadari bahwa Kipas itu bobrok.
Kipas Angin suka menebarkan bau busuk
dimana-mana hingga banyak orang komplain, tetapi tak satupun dari mereka berani
menyuarakan hal itu kepada tuan muda. Selain itu, Kipas Angin suka membuat
keributan dengan suaranya yang amat berisik hingga banyak penghuni tak tahan
terhadapnya. Bahkan, beberapa di antaranya pergi dari rumah itu karena dia.
Namun, di depan tuan muda Kipas Angin
selalu bertiup perlahan hingga menghasilkan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan
hati. Alhasil, tuan muda selalu terbuai oleh kepalsuannya itu. Cermin pun tak
tahan dengan kepalsuannya dan berusaha memberitahu tuan muda.
Namun, tuan muda malah menjawab,
"Cermin mengatakan A, Kipas Angin mengatakan B. Hingga kini aku tidak
mengetahui siapa yang mengatakan kebenaran. Jadi, untuk menengahi keributan
kalian, saya akan memberikan pilihan 1 atau 2."
Cermin memilih 2 dan Kipas Angin memilih 1. Lantas tuan muda memutuskan pilihan 1 yang dijalankan. Dia tidak mau bertanya kepada perabot-perabot lain dan langsung beranggapan bahwa hal tersebut hanyalah masalah Cermin dan Kipas Angin. Bahkan, jika Kipas Angin melakukan kesalahan, Cermin juga harus menanggung sanksi bersamanya.
Karena ketidakadilannya, Cermin hanya
membatin, "Percaya macam apa ini? Inikah
yang disebut percaya? Kamu pikir aku bisa dibohongi? Untuk apa berpura-pura memberiku pilihan? Bukankah pilihan sudah
kau tetapkan dari awal? Aku masih punya pilihan ke-3. Aku akan mundur agar
dirimu bisa mengumpulkan lebih banyak Kipas Angin bobrok."
Lantas Cermin menyampaikan keinginannya
kepada beberapa perabot rumah itu. Ada yang berkata, "Sudahlah, jangan
terlalu bersih. Kotor atau buram sedikit juga tak masalah." Ah, siapa yang
mau berkaca di depan Cermin buram? Coba kenali panggilanmu. Beberapa perabot
lain berkata, "Kalau kamu pergi, musuh yang berhasil kamu usir akan kembali
lagi." Jadi, tak satupun dari mereka mendukung rencana Cermin untuk pergi
dari rumah itu.
Namun, Cermin membatin, "Biarkan saja
karena tuan muda memang menyukai musuh.
Jadi, aku akan mengabulkan keinginannya. Aku ora iso ngatasi Kipas Angin bobrok yang penuh kepalsuan. Tuan muda
pun tak bisa dipercaya."
~ Actions Speak Louder Than
Words. ~
2 Timotius 2:20 (TB)
Dalam rumah yang besar bukan hanya
terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang
pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang
kurang mulia.
Sayangnya, pemilik rumah juga tidak
mengabulkan permintaan Cermin untuk pergi dari rumahnya. Dia meminta Cermin
bersabar dulu karena pada hari Valentine nanti akan ada perabot baru dari Timur
yang seharusnya bisa menangani Kipas Angin. Dia juga akan membantu Cermin untuk
berbicara dengan tuan muda.
2 Timotius 2:21 (TB)
Jika seorang menyucikan dirinya dari
hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.
Hmm ... bagaimana jika perabot baru itu
tidak lebih baik daripada Kipas Angin dan tidak bisa menangani Kipas Angin?
Cermin ingin kabur saja, tetapi dia merasa terjebak. Andaikata tahun lalu dia
masuk sendiri, tentulah dia bisa kabur sendiri.
Namun, dia masuk rumah itu karena orang
lain. Jadi, mau tak mau dia harus menempatkan diri dalam posisinya pula. Jika
demikian, Cermin akan mencari alasan kreatif lain agar bisa terbebas dari semua
kepalsuan tuan muda dan Kipas Anginnya.
SELALU ADA JALAN
Ketika jalan kulalui berputar
di padang gurun, Engkaulah yang memelihara hidupku sempurna.
Ketika jalan yang kutempuh berujung di sungai dalam, Engkaulah yang
mengeringkannya untuk kuseb'rangi.
Reff: Selalu ada jalan saat seakan
tiada jalan s'bab Tuhan ada di depanku membuka jalan bagiku. Selalu ada jalan dimana ada kemauan.
Biarlah kuhidup selalu di jalan yang Kau tunjukkan kepadaku.
0 komentar:
Post a Comment