Anugerah Tuhan
Catatan Ibadah ke-1
Minggu 10 Sept 2023
"Aku percaya
kepadamu," ujar Hardes kepada Softi, tetapi Softi diam saja.
Sayangnya
aku tidak percaya. Beberapa hari lalu baru aja drama tanpa script. Kok sekarang
bilang percaya? Hari ini Bapak percaya, besok-besok bisa berhenti percaya lagi.
Kulihat sendiri orang-orang yang dulu Bapak percaya, sekarang sudah tidak
dipercaya. Bapak ini mudah berubah-ubah. Siapa yang bisa percaya?
Ketika Hardes
menemukan orang-orang kepercayaannya berbuat kesalahan, seketika itu juga dia
berhenti percaya dan langsung curiga, "Jangan-jangan selama ini mereka
juga melakukan kesalahan, tetapi aku tidak mengetahuinya." Lalu Hardes
akan menjalankan cara-cara liciknya untuk menyingkirkan orang-orang tersebut.
Pikir Softi, Hal
yang sama juga bisa terjadi padaku. Namun, sekalipun aku tidak bisa memercayai
perkataannya, aku akan tetap membantunya selama Tuhan menghendaki.
"Aku percaya
kepadamu," ucap putra Hardes beberapa bulan kemudian. Softi menoleh ke
arahnya, tetapi pria itu menunduk sehingga Softi tak bisa membaca jendela
jiwanya. Maka, Softi mengalihkan pandangannya.
Apa
dia pikir aku bisa digombali? Aku perlu memastikannya terlebih dahulu karena aku
lebih percaya tindakan daripada kata-kata. Apakah dia seperti ayahnya yang
mudah berubah-ubah seperti gelombang laut yang bergulung-gulung? Apakah dia
benar-benar memercayaiku atau hanya memercayai kemampuanku?
Mungkin
maksudnya, "Untuk urusan ini aku percaya kepadamu, tetapi untuk urusan
lain, tentu saja aku memercayai orang lain." Ada suatu kutipan yang
berbunyi, "Terkadang kita perlu melakukan kesalahan agar bisa mengetahui
isi hati seseorang." Ya, mungkin kutipan ini ada benarnya.
Eh, tanpa sengaja
keesokan harinya Softi membuat kesalahan. Apo berkata, "Tole bilang kepada
Jentel bahwa kamu sajalah yang bersalah dalam masalah itu." Softi
bergeming dan tidak berusaha mengklarifikasi hal itu.
Softi teringat bahwa
dulu dia pernah difitnah oleh atasannya. Karena membela staf departemen lain
dari atasannya, dia pun dilaporkan ke anak bos dengan tuduhan mau menghancurkan
departemennya sendiri.
Lalu tanpa melakukan
konfirmasi, anak bos langsung meminta Softi angkat kaki dari tempat itu. Softi
sempat terkubur dalam luka hatinya, tetapi pada hari ketiga dia bangkit dan
menulis email kepada anak bos untuk menjelaskan situasi yang terjadi dikaitkan
dengan 1 Korintus 12:12-26 (Banyak anggota, tetapi satu tubuh.)
Tak lama berselang
dia melihat loker online yang mencari pengganti atasannya. Softi langsung
mengetahui bahwa mantan atasannya juga diusir seperti dirinya. Ternyata karma
itu berjalan dengan cepat ketika hati kita sudah bebas dari kepahitan.
0 komentar:
Post a Comment