Sunday, November 5, 2023

Makin Besar

Merespon Janji Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 4 Nov 2023

"Itu artinya kamu mau diminta untuk menggantikan dia," jawab seorang bapak. Jawabku, "Ah, yang benar saja Pak. Sekarang aja aku sudah mabuk. Aku tidak berminat untuk menggantikan dia."

Sebelum itu bapak lain juga berkata, "Sekalian jadi kepala aja Bu. Aku dukung." Jawabku, "Emoh ... aku seng mumet." (Tidak ... aku yang pusing.)

Sebelum itu seorang wanita juga bertanya, "Kamu ini asistennya ya? Kok diminta urus semuanya? Kemudian dia berkata, "Ya udah, habis ini kamu jadi generasi penerusnya Embah."

Saat itu aku hanya tertawa dan berharap ini bukanlah pesan profetik untukku. Namun, kenapa hari demi hari makin banyak yang mengatakan hal itu.

"Tuhan, aku tidak mau. Banyak orang menginginkan hal-hal besar, tetapi aku tidak termasuk di antara mereka. Jadi, kenapa tidak memberikannya kepada salah satu dari mereka? Kenapa mau tak mau aku harus mau?"

Aku merasa kehabisan energi. Jika harus melakukan hal-hal besar, tentulah energiku harus diperbesar. Namun, Tuhan malah memintaku berolahraga. Waduh ... dulu tersiksa dengan pelajaran olah raga. Nah, rasanya senang tak terkira ketika lulus SMA karena tak perlu lagi berolahraga.

Ealah ... malah disodorin tugas-tugas besar yang menyita banyak waktu dan tenaga. Aku betul-betul merasa berbeban berat hingga rasanya esmosi alias ingin marah kepada orang besar itu. Kenapa dia memilihku yang masih imut ini? Amit-amit deh. Kenapa dia tidak memilih salah satu dari mereka yang ingin besar?

Hehehe ... di gereja tadi pak Abel malah berkata, "Jika kamu merasa telah bekerja keras, Tuhan pun juga bekerja. Tuhan masih bekerja sampai sekarang." Oh, jawaban ini sedikit menghibur, tetapi kurang meneduhkan hati ya ... Kukira bisa bermanja-manja kepada-Nya, tetapi Tuhan malah mendukungnya. Ya udahlah, kuanggap ini sebagai sebuah kehormatan … wkwwkw…

1 Petrus 2:19-20 (TB) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa?

Tapi, Tuhan itu toh tak terbatas. Aku ini terbatas. Jadi, tidak seharusnya diberi pekerjaan yang tiada batas. Betul apa betul? Maka, beberapa waktu lalu aku berkata kepada orang besar itu, "Maaf, bulan ini aku tidak bisa mengerjakan permintaanmu yang satu itu karena aku tidak sempat mengerjakannya. Aku harus memprioritaskan pekerjaan ini dan itu."

Aku pun berkata kepada yang lainnya, "Maaf, laporanku akan terlambat karena aku harus mengerjakan ini dan itu." Ah, ini semua karena asistennya yang suka mempersulit segalanya hingga aku berkata kepada orang besar itu, "Aku khawatir kamu melihat trouble maker sebagai problem solver."

Hehehe ... dia langsung meminta zoom meeting. Mungkin dia khawatir aku tidak mau mengerjakan permintaannya karena kesal kepada asistennya yang terus menerus mempersulitku. Padahal, aku memang sudah kehabisan waktu dan tenaga.

Hal-hal Besar

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.