Sunday, October 8, 2023

Mengelola Emosi

Komunitas
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 8 Okt 2023

Brak ... brak ... brak ... Setiap dia melangkah sekitar satu meter terdengar bunyi benda yang terbentur dengan cukup keras. Seketika Lui menundukkan kepalanya ketika Mr. Guxin menatap balik ke arahnya. Lantas Mr. Guxin meninggalkan ruangan.

Dulu titinya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Lalu Lui marah kepadanya dan titinya juga marah. Brak ... brak ... bruak ... Pintu dibanting beberapa kali dan beberapa barang dilempar dengan keras. Lui menganggap semua itu bagaikan petir di siang bolong.

Kala itu mereka hanya berdua di dalam rumah karena anggota keluarga lain sedang berlibur di luar kota. Maka, Lui tidak bisa meminta bantuan mereka. Jadi, dia memilih untuk bernyanyi sendiri di balik meja toko yang sudah tutup. Makin keras dia bernyanyi, makin keras bunyi gebrakan itu. Lui tak peduli dan tetap bernyanyi hingga iblis menyingkir dengan sendirinya.

"Walau seribu rebah di sisiku ... tak 'kan ku goyah sebab Yesus sertaku."

Karena teringat peristiwa itu dan beberapa mantan bosnya yang temperamen, Lui bertanya, "Tuhan, kenapa Kau pertemukan aku dengan orang-orang stres lagi?" Jawab-Nya, "Heal the World. Sembuhkan dia." (Ingat lagu Michael Jackson.)

Lagu 'Heal the World' Tuhan munculkan dalam ingatan Lui ketika dia membaca pesan di grup bahwa Mr. Guxin hendak menemui dokter. Pagi itu Lui bertanya-tanya, "Sakit apa ya? Apa hanya kontrol rutin?" Sore harinya Mr. Guxin sudah menjawab pesan temannya sehingga Lui berpikir bahwa dia tidak sakit dan kalaupun sakit, sakitnya tidak parah.

Eh, keesokan harinya sekitar jam empat pagi Lui terbangun dan menyadari bahwa tenggorokannya mendadak sakit. Dia langsung bangun dan menelan bubuk hijau pahit (Hau Fung San) untuk meredakan sakitnya. Namun, hingga beberapa hari ke depan sakit itu tidak mereda.

Minggu lalu dia pun berniat untuk beribadah online jika sakitnya belum reda. Namun, minggu pagi tenggorokannya sudah membaik sehingga dia ke gereja. Eh, setiba di rumah, sakitnya terasa lagi. Dia berharap Senin pagi sudah membaik karena akan bertemu Mr. Guxin.

Beberapa hari sebelumnya Mr. Guxin menetapkan target tugas yang harus dikumpulkan. Demi mengerjakan tugas tersebut, Lui harus begadang pada masa liburan. Namun, dia tetap menulis pesan kepada Mr. Bright, "Happy holiday ... aku juga sudah sempat libur sehari." Dia pun masih sempat bersaksi secara singkat kepada Mr. Bright tentang perjalanan imannya.

Padahal, sebenarnya Lui terpaksa bekerja pada hari libur. Ini gara-gara deadline dari Mr. Guxin. "Ah, tidak kira-kira tuh orang. Masa ngasih kerjaan terus? Tega sekali sih. Apa dia kira aku tidak punya pekerjaan rutin?" Alhasil, Lui kurang istirahat dan mulai sakit.

Harapan kesembuhannya juga tidak seketika terwujud. Maka, sambil menahan sakit atau merasakan pahitnya bubuk obat, Lui terpaksa menerima tugas-tugas tambahan dari Mr. Guxin. Lantas dia mengeluh dalam doa, "Tuhan, kenapa Kau izinkan Mr. Guxin berbuat seperti itu? Jika Kau menambah-nambah tugasku, seharusnya Kau menambah kekuatan dan energiku. Aku butuh kekuatan dari surga."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.