Sunday, June 18, 2023

Diakah Orang Samaria itu?

Ini karena Heartless
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 18 Juni 2023

Keesokan sorenya Mr. Bright japri lagi dan meminta Lui menceritakan detail isu pengunduran diri bu Omdo. Pikir Lui, "Hah?!? Dia peduli? Orang yang sebangsa dan setanah air denganku aja tidak peduli. Masa orang Taiwan ini malah tertarik dengan masalahku?"

Lantas Lui menjawab, "Terkait hal ini, Aon menyarankan agar pekerjaan bu Omdo diserahkan kepada salah satu timku yang lain, tetapi aku tidak setuju karena begini dan begitu." Lui pun menulis beberapa kalimat penjelasan singkat untuk menjawab pertanyaannya.

Ketika bangun pagi, masalah yang sama masih mengusik hati Lui. Maka, pagi itu dia memutuskan untuk melanjutkan heartwriting-nya, yaitu mencurahkan semua keluh kesah dan isi hatinya yang resah dengan menggunakan bahasa kalbu atau bahasa hati … xixixi … tentunya tanpa banyak ambil pusing soal grammar. Dia pun mengirimkannya sebelum jam 8 pagi.

Tak lama berselang Mr. Bright mengatakan bahwa Mr. Smart sudah menyetujui penambahan akuntan, tetapi dia perlu berbicara dulu secara personal dengan ayahnya. Lui sedikit lega, tetapi belum benar-benar lega karena baru beberapa hari ke depan Mr. Smart kembali ke Indonesia.

Ran bertanya-tanya, "Apa dia tidak bisa berbicara kepada ayahnya lewat telepon? Tak apalah. Setidaknya dia peduli. Setidaknya dia tidak seperti Pangeran Kambing yang mudah terombang-ambing oleh omongan kaum penjilat."

Lantas Lui mulai teringat rapat pertamanya dengan Mr. Smart. Kala itu dia berkata-kata kepada Aon dan pak Omdo di depan Lui dan seorang bawahannya. Katanya, "Jika tidak ada laporan dari akuntan, berarti kalian berdua kurang perhatian kepada mereka.”

Saat itu Lui tersenyum tanda tak mengerti, "Aku bukan anak kecil yang perlu diperhatikan. Jika ada masalah, tentu aku akan melaporkannya kepada mereka. Tapi, kenapa Mr. Smart berkata seperti itu?"

Ternyata, oh ternyata, ini karena mereka berdua termasuk orang-orang yang heartless. Kalau tidak dilapori, mereka tak peduli. Kalau dilapori hal positif, mereka langsung merespon secara instan. Namun, kalau dilapori hal negatif, mereka berusaha menghindar.

TERIMA KASIH YESUS
Yang dulu tak kumengerti, s'karang Kau buat mengerti. Kau singkapkan mataku, dengan kasih-Mu.
Yang tak pernah kupikirkan, sungguh Kau t'lah sediakan. Kau curahkan berkat-Mu limpah dalam hidupku.
T'rima kasih Yesus, t'rima kasih Yesus. Ku b'ri syukur hanya bagi-Mu, Ya Allahku, ya Tuhanku. T'rima kasih Yesus, t'rima kasih Yesus. Ku b'ri syukur hanya bagi-Mu, T'rima kasih Yesus.

Aon pernah berkata, "Bos sambat (mengeluh) karena dokumen dari akuntan yang harus ditandatanganinya makin bertambah banyak." Lui menjawabnya, "Bukan hanya bos yang mengeluh. Sebenarnya tim akuntan juga mengeluh."

Eh, kenapa Aon tidak menyampaikan hal itu ketika bos tidak langsung menyetujui penambahan akuntan? Kenapa dia tidak berkata, "Iya Bos, sebenarnya akuntan kekurangan orang. Mereka juga sudah mengeluh seperti Bos karena mereka juga manusia seperti Bos yang sama-sama bisa lelah."

Kenapa Aon malah diam saja? Ini karena prinsipnya adalah ABS (Asal Bos Senang) dan AAS (Asal Aku Aman). Dia tidak benar-benar peduli dengan yang lain. Mungkin ini sebabnya Mr. Smart menghadirkan Mr. Bright sebagai penyambung lidah bagi Lui.

Keterbatasan Bahasa

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.