Apa itu Kamu?
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Jan 2023
Yesaya 45:3 Aku
akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang
tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang
memanggil engkau dengan namamu.
Bermula dari ayat itu, seorang titi
meneleponku dan memberitahuku untuk membantu seorang bos Taiwan. Sebenarnya dia
yang diminta membantunya, tetapi dia enggan karena mau mengembangkan bisnisnya.
Maka, dia menawariku karena katanya aku
mirip dia. Aku sih protes karena aku tidak memiliki keahlian di bidang
eksternal seperti dirinya. "Justru yang dibutuhkan adalah keahlian di
bidang internal. Kamu pasti bisa," katanya. Hehehe ... kalau soal minat
dan keahlian, emang beda.
Namun, karakter kami memang mirip. Kalau marah, bisa sama-sama diam beribu kata. Meskipun demikian, aku tidak terima ketika dia mengatakan bahwa aku galak. Namun, dia tidak percaya. "Tanya aja kepada mantan bawahanku," kataku kepadanya.
Lantas tiba-tiba aku teringat bahwa dulu
aku pernah marah kepadanya. Saat itu dia mengira aku marah karena dia lupa
membawakan dokumen yang kuminta. Padahal, aku marah karena dia bau rokok. Bau
itu seperti bau kematian sehingga aku marah tanpa kata. Masa itu dibilang
galak? Bisa juga sih ... xixixi ...
Semula aku juga enggan membantunya karena
lokasi pabriknya ada di Mojokerto. Namun, titi itu mengatakan bahwa di sana disediakan antar jemput (anjem) dan
gajinya bisa lebih tinggi 60% - 100% dari gaji terakhirku.
Ciri-cirinya tuh seperti harta terpendam dan tersembunyi yang berada jauh di dalam tanah.
Maka, aku berkata kepadanya, "Oke, akan kucoba dulu." Singkat cerita,
aku pun setuju membantu bos itu dengan gaji 60% lebih tinggi dari gaji
terakhirku karena aku merasa tak enak hati jika minta dua kali lipat dari gaji
terakhirku.
Nah, pada hari pertama bekerja tiba-tiba
bos itu mengatakan bahwa antar jemputnya hanya seminggu saja. Setelah itu
gajiku akan ditambah dua juta rupiah agar aku bisa kos atau belajar menyetir
mobil sendiri.
Aku pun ditawari pinjaman sebesar lima puluh juta rupiah untuk membeli mobil. Tentu saja
pinjamannya langsung kutolak karena tidak sesuai dengan janji Tuhan yang pernah
kuterima di masa silam. Selain itu, daripada menyetir kendaraan, lebih baik
kusetir orang ... hehehe ...
Ulangan 15:6 Apabila
TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka
engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak
akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak
akan menguasai engkau.
Maka, aku menjawab, "Di rumah sudah ada mobil. Biasanya dipakai oleh titiku. Nanti kutanyakan dulu." Aku pun bercerita kepada beberapa orang bahwa aku masih pikir-pikir. Salah satu bawahan sempat memberitahuku bahwa semua mobil selalu sewa. Dia pun bertanya-tanya, "kenapa tidak beli saja?" Aku juga tidak mengetahui jawabannya.
Ketika pulang, aku bertanya kepada sopir,
"Apa ini mobil sewaan? Kenapa tidak beli saja?" Dia pun memberitahuku
bahwa orang asing tidak boleh membeli mobil di Indonesia. Ooo, kini
kutahu.
Lalu aku curhat kepadanya perihal antar
jemput yang katanya hanya seminggu padahal aku tidak mau kos. Dia pun
merekomendasikan sebuah agen travel, tetapi katanya, "Tidak ada yang mau
antar jemput pribadi jika sebulan dua juta rupiah. Hitungannya pasti
harian."
Aku pun menghubungi agen travel itu.
Ternyata benar. Sekali jalan tiga ratus ribu rupiah sudah termasuk sopirnya.
Jadi, pulang pergi enam ratus ribu rupiah per hari. Lah, kalau sebulan berapa?
Tidak mungkin kucari antar jemput sendiri.
Lantas kuberitahu mamaku kalau aku
berencana untuk nego lagi. Rencananya, aku tak keberatan gajiku dikurangi dua
juta rupiah dan tidak ditambah dua juta rupiah lagi asalkan tetap diberi antar
jemput. Maka, keesokan hari kusampaikan kepada tangan kanan bos bahwa aku mau
tetap dapat fasilitas antar jemput tanpa tambahan dua juta rupiah.
0 komentar:
Post a Comment