Hambatan dalam Diri
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2 Okt 2022
🌚 Aduh, gimana kalo aku sampai tenar?
😎 Ouw...
kalo mau minta tanda tanganku, sekarang saja ya, mumpung aku belum tenar...
wkwwkw... (Tiba-tiba teringat tulisan yang tertera pada salah satu kaosku
semasa remaja dulu.)
🌚 Nggak
begitu lha. Aku lebih suka jika karyaku seperti Nutri Sari yang bisa lebih
tenar daripada empunya... hehehe...
🌞 Tapi,
siapa sih yang bisa memprediksi masa depan? Kamu yakin akan tenar?
🌚 Nggak.
Idenya aja belum ada.
🌞 Jadi
ngapain khawatir tenar? Lebih baik nikmati prosesnya sebaik mungkin. Nanti
hasilnya biar Tuhan yang tentukan...^.^
🌚 Mmm...
🎶HaRi eSok TiaDa kuTahu NaMun TeTap LangKahku MaJu. 🎶 KuYaKin TUHAN JaDiKan SeMua inDah pada WakTu-NYA. 🎶 (Teringat cuplikan lagu
'Jalan Tuhan' pula) 🤗
Waduh... lagi-lagi sepertinya jalan Tuhan berbeda dari jalanku. Jalan-Nya semakin membuatku was-was nih. Mau berhenti malah ingat masa awal MSJ dan pulihnya tangan kananku yang dulu pernah sakit… hehehe… Mau dibawa kemana aku ini? Namun, apa gunanya mengkhawatirkan sesuatu yang belum pasti? Jalani aja dulu.
Kulihat beberapa orang sudah mundur dari
kelas menulis online tersebut. Aku pun tak yakin untuk bertahan sampai akhir.
Tapi, lebih baik mencoba dan gagal daripada tak pernah mencobanya. Hahaha...
Aku pun sudah beberapa kali menang perang dari beberapa mantan bos lewat
tulisan. Tentu saja mereka tak menyukai tulisanku karena tulisanku selalu
menegur mereka sesuai fakta yang ada.
Sampai-sampai ada mantan bos yang berusaha
meyakinkanku bahwa aku tidak bisa menulis. Dia pun berusaha mempermalukanku
dengan memanggil beberapa karyawan untuk membaca tulisanku yang kutulis untuk
bank. Dia berkata kepada mereka: "Baca ini. Maksudnya seperti
apa?" Lalu dia berkata kepadaku: "Lihat! Tulisanmu salah. Gitu
kok ngeyel."
Hahaha... Padahal aku hanya bilang: "Itu
sama seperti surat tahun lalu. Aku hanya menyalin tulisan pendahuluku lalu
mengubah angka dan tanggalnya. Kata-kata lain tetap sama. Kalau yang dulu
benar, mengapa yang ini bisa salah?" Mungkin waktu sudah mengubah
segalanya sehingga kita harus update.
Usut punya usut, rupanya dia berusaha mencari pembelaan karena pihak bank berkata kepadanya: "Kalau tahu salah, kenapa kamu tanda tangan?" Hahaha... berbuat salah bukanlah hal yang memalukan, tetapi kalau selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain, ujung-ujungnya ya malah mempermalukan diri sendiri. Bahkan, dia tak menyadari bahwa salahnya sudah dari tahun lalu.
Dia pun selalu meminta seorang teman mengoreksi tulisanku sebelum disampaikan padanya atau pihak luar. Hehehe... aku ikuti saja maunya, tetapi aku tetap menulis di blog. Ketika sebuah tulisan ditujukan untuk menegur seseorang lalu kena ke hatinya hingga mengatakan bahwa tulisan kita jelek karena dia mengetahui bahwa kita benar, justru ini menunjukkan bahwa kita sudah berhasil... wkwwkw...
Namun, kalau kita menulis teguran dengan
tujuan menghibur orang itu, tentu saja kita gagal. Jadi, fokus saja pada
tujuan menulisnya. Kita tidak mungkin menulis untuk semua orang. Setiap
tulisan pasti ada target pembacanya sendiri-sendiri.
Lagipula tak ada penulis yang benar-benar
gagal karena setiap penulis selalu menuai manfaat dari tulisannya. Salah satu
manfaatnya adalah bisa healing secara gratis. Nah, kalau mau belajar
menulis gratis secara online, bisa ikutan daftar di KMO. Pssstt…
sebenarnya misi KMO adalah mencetak penulis-penulis muda, tetapi masalahnya aku
ini sering lupa usia, tau-tau sudah bertambah tua, tapi nggak terasa… hahaha…
~ Menjadi tua itu pasti, merasa
tua itu pilihan. ~
Pengkhotbah
5:19 (TB) Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia
sibuk dengan kesenangan hatinya.
JALAN TUHAN
Verse 1: Ada waktu di hidupku
pencobaan berat menekan. Aku berseru mengapa ya Tuhan? Nyatakan kehendak-Mu.
Verse 2: Jalan Tuhan bukan jalanku. Jangan bimbang ataupun ragu. Nantikan
Tuhan jadikan semua Indah pada waktunya.
Chorus: Pada Tuhan masa depanku. Pada Tuhan kus'rahkan hidupku. Nantikan
Tuhan berkarya. Indah pada waktunya.
Verse 3: Hari esok tiada kutahu Namun tetap langkahku maju. Kuyakin
Tuhan jadikan semua Indah pada waktunya.
Ending: Kuyakin Tuhan jadikan semua. Indah pada waktunya. Indah pada
waktunya. Indah pada waktunya..
0 komentar:
Post a Comment