Catatan Ibadah ke-1 Minggu 9 Oktober
2022
Setelah Musa meninggal Yosua harus menggantikan
Musa memimpin bangsanya. Ini tugas yang besar sehingga Tuhan berjanji akan
menyertai Yosua seperti dia menyertai Musa. Namun, Yosua juga diperintahkan untuk
menjadi kuat dan berani. Perkataan ini sampai diulang dua kali pada Yosua 1
ayat 6 dan 7.
Yosua 1:6 Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini
memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka
untuk diberikan kepada mereka.
Agar Yosua kuat dan berani, dia harus
merenungkan firman Tuhan siang dan malam.
Yosua 1:8 Janganlah
engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.
Banyak orang suka kalimat terakhir dari
ayat tersebut, tetapi sering lupa melakukan bagian awalnya. Agar bisa berhasil
dan beruntung, kita harus merenungkan firman siang dan malam. Guard Your
Mind. Kendalikan pikiranmu karena pikiranmu akan menentukan
tindakanmu.
* Masalah Untuk Dihadapi, Bukan Untuk
Direnungkan.
Yosua bisa saja merenungkan masalahnya dan
memikirkan strateginya. Bagaimana menyeberangi sungai Yordan? Bagaimana merebut
tembok Yerikho? Bagaimana merebut kota Ai? Namun, Yosua memilih merenungkan
firman dan tidak memikirkan masalahnya. Bahkan, dia tidak Menyusun strategi. Jika
memikirkan masalah, kita akan menjadi putus asa. Namun, jika merenungkan
firman, kita akan beroleh kekuatan.
* Renungkan Firman, Bukan Masa Depan.
Yosua juga bisa mengkhawatirkan masa depannya. Dia sudah hidup sejak zaman Musa. Dia tentu telah melihat semua perbuatan Musa. Dia bisa saja mempertanyakan: “Apa aku bisa merebut semua Tanah Kanaan yang Tuhan janjikan?” Namun, daripada khawatir, dia memilih merenungkan firman.
Firman itu pelita bagi kaki kita dan
terang bagi jalan kita. Firman bukanlah halogen.
Firman bukanlah lampu sorot. Firman itu pelita yang bisa menerangi satu dua langkah
ke depan. Daripada mengkhawatirkan masa depan, lebih baik membuat keputusan
yang tepat. Hal ini bisa dilakukan jika kita mengikuti firman.
* Renungkan Firman, Bukan Perkataan
Orang.
Seringkali perkataan orang tidak memberikan
motivasi, tetapi justru melemahkan. Hal semacam ini sering dialami oleh
pendeta. Jika pendeta mengendarai sepeda motor atau jalan kaki, katanya kurang
diberkati. Jika pendeta mengendarai mobil dan memakai barang-barang bagus,
katanya berfoya-foya. Jadi, pendeta itu selalu dinilai salah.
Jika Yosua mendengarkan perkataan orang,
dia bisa kehilangan keberanian dan semangat. Namun, dia merenungkan firman.
Jika firman memenuhi pikiran kita, perkataan orang tidak akan bisa masuk ke
dalam pikiran kita. Pastikan pula pikiran kita tidak kosong karena
pikiran yang kosong bisa diisi iblis dengan masalah, kekhawatiran masa depan,
dan perkataan orang.
Kalau pikiran terisi penuh dengan firman, ketika
ada yang berkata: “Hari ini rambut jambulmu kurang tinggi”, kita bisa
menjawab: “Ya, hari ini aku mencoba style yang berbeda.” Ketika ada yang
berkata: “Dasimu kelihatan tua” dan kita merenungkan firman, kita akan
berpikir: “Tak apa dasiku kelihatan tua, yang penting aku masih muda
sehingga cocok memakai apa saja.” Maka dari itu, pastikan kita mengisi
pikiran kita dengan firman Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment