Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Sept 2022
Gadis Jawa: "Bos, saya mau berhenti
kerja karena saya mau belajar lagi."
Bos Cina : "Buat apa belajar
lagi? Ilmu itu cuma gitu-gitu aja."
Sebenarnya gadis Jawa itu memang ada
rencana untuk belajar lagi. Namun, itu bukanlah alasan utamanya berhenti
bekerja. Ada alasan lain yang tidak bisa dia ungkapkan kepada bosnya sehingga
dia harus menggunakan jurus pamungkas itu.
Hehehe... cara itu berhasil sekalipun
tampangnya tidak cukup meyakinkan untuk belajar lagi. Alasan seperti ini memang
seringkali dipakai oleh para karyawan yang sudah muak dengan bosnya yang tak
pernah berubah karena mungkin memang sudah enggan belajar.
Ketika enggan belajar, kita beranggapan
bahwa ilmu tuh hanya segitu-gitu aja dan tidak ada yang baru. Namun, semakin
belajar, justru kita akan semakin menyadari bahwa banyak hal yang masih belum
kita pelajari.
Menurut Paul G. Stoltz dalam buku Adversity
Quotient - Mengubah Hambatan menjadi Peluang ada tiga tipe orang di
dunia, yaitu:
1. 10% Climbers: orang yang pantang menyerah, seperti pendaki sejati
yang terus naik gunung.
2. 30% Campers: orang yang mau berjuang meraih mimpi, tetapi berhenti di
tengah jalan, seperti pendaki yang memutuskan untuk berkemah.
3. 60% Quitters: orang yang tidak menyukai perubahan dan mudah menyerah,
seperti pendaki yang berhenti naik gunung.
AQ yang tinggi akan membuat seseorang masuk dalam kategori climbers. Nah, hasil tesku menunjukkan bahwa AQku tidak rendah, tetapi juga tidak tinggi. Alhasil, ada kalanya ya enggan belajar hal baru dan inginnya berkemah. Tapi, saat SMP aku sudah diajari bahwa berkemah bukanlah ide yang bagus.
Kala itu aku terbangun saat dini hari
karena tetesan air hujan membangunkanku dari tidur yang lelap. Tenda kelompokku
bocor sehingga air hujan membuat kami segera berkemas. Mengapa hanya tenda
kelompokku yang bocor? Mengapa tenda-tenda lain begitu aman? Hmm… Tampaknya ini
pesan alam bahwa kita tak boleh berkemah lama-lama… hahaha… Jangan menjadi campers.
Ulangan 28:13 TUHAN
akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap
naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang
kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
Tuhan mau semua anak-Nya menjadi climbers.
Namun, mempelajari hal baru kadang kala bukan hal mudah hingga rasanya ingin
menyerah. Saat itu mungkin Roh Kudus berkata: “Ingat! Tuhan menjajikan
kemenangan. Tiada yang mustahil bagi-Nya. Dia tak terbatas.”
Lalu kedagingan kita mungkin menjawab: “Ya,
tiada yang mustahil bagi Tuhan, tetapi banyak yang mustahil bagiku. Tuhan
memang tak terbatas, tetapi aku ini terbatas. Maunya sih seperti Buzz
Lightyear yang menuju tak terbatas dan melampauinya. Namun, itu kan
hanya cerita mainan.”
Kemudian Roh Kudus menjawab: “Jadilah
seperti Daud. Dia ada dalam cerita Tuhan. Dia bukan sekedar cerita mainan lho…^.^”
Di dalam cerita Tuhan dikisahkan bahwa Daud diberi Goliat. Bahkan, sebelum diberi
Goliat, dia diberi singa dan beruang. Kok nggak dikasih mainan aja ya?
Sekalipun demikian, keselamatannya tetap dijamin ya… hahaha…
Kadang kala Tuhan juga memberikan mimpi-mimpi
besar yang rasanya belum bisa kuterima. Karena takut mimpi-mimpi itu menjadi
kenyataan, mau tak mau ya harus keluar dari zona nyaman dan masuk zona learning. Zona fear sich bisa langsung dilewati jika sudah kenal
sama Tuhan.
Yach… jangan sampai mimpi-mimpi besar itu
menjadi kenyataan selagi aku belum siap karena pengalamanku membuktikan bahwa janji Tuhan tuh pasti ya dan amin. Bahkan, sekalipun kita enggan menerimanya, Dia tak pernah gagal…^.^ Mau tak mau
akhirnya ya diterima juga dengan lapang dada.
SERIBU RASA
(GMS Live)
Intro: Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh. Oh oo, oooh.
Verse: Kukagum seribu rasa hadirat-Mu Mewarnai relung hatiku Dengan pelangi
janji-Mu. Terpana tertegun aku dibuat-Mu S'bab Kau bukan Allah yang jauh,
S'lalu di dekatku.
Chorus: Hadir-Mu mengubah sifatku, Menyinari kegelapanku. Tak dapat ku
melukiskannya, Hadirat-Mu. Hadir-Mu mengubah sifatku, Menyinari kegelapanku.
Tak dapat ku melukiskannya, Hadirat-Mu (seribu rasa)
0 komentar:
Post a Comment