Sunday, June 19, 2022

Rokok dan Perpisahan

Panggilan Bermultiplikasi
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Juni 2022

Katanya: "Perpisahannya nanti saja ya..." Jawabku: "Iya…". 31 Mei lalu aku sudah menanyakan tanggal terakhirnya di Surabaya, yaitu 30 Juni. Jadi, aku memahami maksud kata 'nanti' yang dia ucapkan. Meskipun demikian, aku pun terheran-heran dengan karya Roh Kudus.

Semasa SMA aku tuh sebel banget kalau ditempatkan duduk sebangku dengan teman yang bau rokok. Aku selalu berusaha menjaga jarak dari mereka. Saat itu aku pun ingin pindah tempat duduk agar bisa bernafas lega, tetapi tak bisa karena teringat masa SMP.

Kala itu aku dihukum hanya karena pindah tempat duduk. Jadi, mana mungkin kuulangi kesalahan yang sama? Kalau mau buat kesalahan, ya kreatif dikit lha biar tidak seperti babi yang kembali ke muntahnya… hehehe…

Nah, ketika bekerja, aku pun pernah dipertemukan dengan teman-teman yang bau rokok. Aku selalu mengingatkan mereka tentang bahaya merokok hingga kesaksianku yang sempat sakit TBC kelenjar getah bening dan sedikit mengenai paru-paru, tetapi ada yang selalu menjawab: "Tunggu aku resign dari sini. Di sini nggak isa kalau nggak ngerokok. Banyak tekanan."

Kemudian aku tinggalkan dia sekalipun dia lebih baik daripada teman pertama yang malah menyemburkan asap rokoknya ke arahku ketika aku menutup hidung saat mencium aroma rokoknya. Eh, di tempat lain dan pada kesempatan lain malah dipertemukan lagi dengan teman yang juga bau rokok. Sekalipun bukan teman sekantor, tetap saja sesekali bertemu dia.

Aku pun sudah beberapa kali berusaha menjauhinya, tetapi ada aja hal-hal yang terjadi sehingga aku kembali menghubunginya. Ketika ditegur atau diingatkan agar berhenti merokok serta diberi firman, tentu saja dia diam saja. Namun, aku dapat membaca wajahnya yang kesal dengan teguranku.

Nah, ada kalanya kekesalan terpendamnya itu tersampaikan lewat perkataan atau sikapnya. Ketika hal ini terjadi, tentu saja aku ikutan kesal. Aku pun selalu berkata: "Cukup sudah. Ini yang terakhir. Aku tidak mau berurusan dengannya lagi."

Namun, suara hatiku selalu berkata: "Ini belum berakhir. Ini hanya belokan. Yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." Wew... yang benar saja. Masa sudah diabaikan, ditolak, dibohongi, diomeli, dicuekin, dan dihindari, tapi tetap saja berusaha menghubungi dia? Dimana harga diriku? Masa aku nggak punya gengsi? Ini malu-maluin lha.

Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Eh, ternyata benar lho. Entah bagaimana ceritanya, sampai kini aku masih saja mengingatkan dia agar menjauhi rokok dan masih saja memberinya firman. Padahal, acapkali kesal sama dia, aku sudah sering bilang: "Ini yang terakhir", tetapi ternyata belum berakhir.

Hahaha... sampai akhirnya 31 Mei lalu dia berkata: "Perpisahannya nanti saja ya..." Hahaha... aku sampai heran dan bertanya-tanya: "Ada apa denganku? Ada apa dengannya? Apa Tuhan tidak mengetahui bahwa dia akan pergi?" Aku sih bertanya-tanya: "Mengapa Roh Kudus amat ngotot? Padahal, kalau aku gagal membuatnya berhenti merokok, Tuhan bisa memakai orang lain lagi."

Ah, kurasa Roh Kudus belum mau menyerah terhadapnya. Roh Kudus masih mau terus berjuang hingga detik-detik terakhir. Nah, masalahnya Roh Kudus tuh tidak punya tubuh. Jadi, dia menggunakan tubuh, hati, jiwa, dan pikiranku hingga rasanya sempat nggak karuan. Rasanya ingin menyerah, tetapi kok tak bisa menyerah? Maka, aku hanya bisa menyanyikan lagu di bawah ini.

TIADA yang LAIN
Selain Kau tiada yang lain. Hanya Kau milikku di Surga. Sekalipun dagingku lenyap, Hatiku lelah tak berdaya.
Kusembah Engkau, Allah yang perkasa. Kusanjung tinggi nama-Mu di hidupku. Tuhan, tiada yang lain. Hanya Kau satu di hatiku.

Wah, jangan-jangan target Roh Kudus bukan cuma dia. Jangan-jangan aku juga ditarget agar bisa semakin gigih dan sabar, seperti nabi Yeremia yang pantang patah arang. Sekalipun selama di Bumi dia tidak melihat tuaiannya, dia tetap menabur... wkwwkw...


0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.