Sunday, May 29, 2022

Keluarga Lemah vs. Teguh (2) ~ Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham

Keluarga Lemah vs. Teguh
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Mei 2022

Emosional atau Empati

Keluarga teguh akan memiliki empati yang berarti menempatkan diri dalam posisi orang lain. Banyak perceraian terjadi dengan alasan ketidakcocokan. Padahal, kita semua menikah dengan orang yang tidak cocok agar bisa saling mengasah karakter masing-masing hingga makin serupa dengan Kristus.

Kita tidak memilih jodoh kita, tetapi kita harus menerima orang yang kita nikahi sebagai jodoh kita. Jika kita sudah menikahi seseorang, kita harus yakin bahwa dia adalah jodoh kita. Jika isterimu cerewet, bersyukurlah karena ada orang yang ingin menikah, tetapi belum mempunyai pasangan. Jika anakmu nakal, bersyukurlah karena masih memiliki anak.

Ketika anak masih kecil, mungkin banyak bertanya. Ada seorang ibu yang sedang sibuk ditanya oleh anaknya: “Mengapa rambut ibu sudah ada yang putih?” Ibu itu menjawab: “Ini karena kamu nakal. Tiap kali kamu nakal rambut putih ibu bertambah satu.” Lalu anak itu menjawab: “Berarti ibu sangat nakal hingga rambut nenek putih semua.” Maka, jangan asal-asalan dalam menjawab agar anak juga memiliki pengetahuan.

Pada masa awal pernikahannya pak Rubin baru mengetahui bahwa isterinya tidak bisa tidur jika lampu tidak dinyalakan. Padahal, pak Rubin tidak bisa tidur kalau lampu terang. Maka, ketika pak Rubin sudah tidur, isterinya menyalakan lampu. Lalu pak Rubin terbangun dan segera mematikan lampu. Kemudian isterinya terbangun dan menyalakan lampu lagi. Hal tersebut harus dicari titik temunya. Pada akhirnya mereka tidur dengan lampu yang redup.

Ketika pergi ke pesta, isteri pak Rubin bertanya padanya: "Bagus memakai baju merah atau biru?" Pak Rubin memilih merah, tetapi isterinya memilih biru. Jangan heran dengan hal semacam ini. Ketika kita memilih biru, isteri justru memilih merah dan ketika kita memilih merah, isteri justru memilih biru.

Nah, daripada ribut pak Rubin menunggu di mobil. Setelah lama menunggu pak Rubin meminta pembantu memanggil isterinya. Lalu isterinya keluar dengan memakai baju warna hijau. "Lho kok hijau?", tanya pak Rubin. Jawabnya: "Iya, ini yang bagus." Begitulah wanita.

Ada buku tentang cara memahami pria. Bukunya tipis. Namun, buku untuk memahami wanita tebalnya sampai sekitar 20 cm dan ini baru bab satu. Jadi, kalau ada pasangan yang sering ribut karena tidak cocok, mereka sebenarnya kurang empati.

Selain itu, pak Rubin yang orang Surabaya suka makan daging. Sementara itu, isterinya yang orang Sunda suka sayur. Pada awal pernikahan isterinya memasak sop, kentang, dan tahu lalu pak Rubin bertanya: "mana dagingnya?" Namun, lama-kelamaan pak Rubin bisa makan sayur dan isterinya juga bisa makan daging.

Kalau pesan beef steak di restoran, pak Rubin cukup pesan satu saja karena dia bisa makan dagingnya dan isterinya bisa menghabiskan sayurannya. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Masalah selera tidak ada benar dan salah.

SAMA-SAMA BERBEDA ~ ReguNada
Papa dari timur Indonesia Hobi santap papeda. Minggu pi kumpul deng keluarga. Pulang pulang su Selasa. Mama dari Jakarta gadis ibu kota. Begitu pun anak bungsunya. Berbeda dengan kamu kekasih hatiku. Tak sama namun begitu.
Reff: Walaupun kita berbeda, kita sama sama ingin bersama. Perbedaan antara kita ini bukan 'tuk dihindari, Justru saling melengkapi.
Lahir dalam keluarga Jawa di kota Surabaya hmmm. Satu hari di bulan November tahun sembilan dua. Kulino ngerungokno pisuhan bendino. Maklum kota para pemberani oh oh. Namun tetap ada hal yang aku takuti, yaitu kalau kau pergi.
Reff: Walaupun kita berbeda, kita sama sama ingin bersama. Perbedaan antara kita ini bukan 'tuk dihindari, Justru saling melengkapi.
Pun tak serupa latar kami, tetap berkembang layar ini.
Reff: Walaupun kita berbeda, kita sama sama ingin bersama. Walaupun kita berbeda, kita sama sama ingin bersama. Perbedaan antara kita ini bukan 'tuk dihindari, Justru saling melengkapi.
Berbeda, kita sama-sama ingin bersama. Perbedaan antara kita ini bukan ‘tuk dihindari, justru saling melengkapi. Justru saling mengasihi. Janganlah sampai terhenti!

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.