Sunday, May 29, 2022

Keluarga Lemah vs. Teguh (3) ~ Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham

Keluarga Lemah vs. Teguh (2)
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Mei 2022

Materialistis vs. Gaya Hidup Cukup

Ada isteri yang berkata kepada suaminya: "Aku baru tahu kalau kamu miskin. Kenapa kamu menipuku?" Suaminya menjawab: "Dari sejak pacaran aku sudah memberitahumu bahwa kamulah hartaku satu-satunya. Aku sudah jujur. Kenapa kau bilang menipu?"

Ada pula seorang isteri yang berobat lalu dokter mengatakan padanya bahwa dia tidak sakit dan hanya perlu liburan. Lantas dia bertanya pada suaminya: "Mau liburan kemana? Ke Paris atau Kapadokia? It's my dream." Namun, suaminya menjawab: "Lebih baik ke dokter lain saja yang bisa memberi saran yang tepat."

Ada juga seorang isteri yang berkata: "Ayo kita pergi berlibur!" Lalu suami bertanya: "Apa kau tahu kalau kita berjodoh?" Isterinya pun membenarkan. Maka, suaminya berkata: "Kalau jodoh, tak akan kemana-mana." Jadi, mereka berlibur di rumah saja.

Keluarga teguh akan mencukupkan diri dengan apa yang ada. Penghasilan kita akan senantiasa cukup untuk memenuhi kebutuhan kita, tetapi tidak pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup kita. Saat ini banyak orang yang flexing, yaitu memamerkan kekayaannya, seperti saldo tabungannya, foto bersama mobil mewah atau jet pribadi. Lalu ada orang-orang yang tertarik untuk mengikuti trading semacam itu. Kita boleh menjadi investor, tetapi jangan menjadi spekulator.

Sayangnya, beberapa orang Kristen pun tertipu dengan mengikuti money game semacam itu karena disebarkan lewat connect group pula. Memang para artis dan rohaniwan sering kali dimintai bantuan karena bisa memberi pengaruh. Pak Rubin pun sering ditawari, tetapi dia menolaknya karena dia tidak mau membawa jemaat mengikuti skema semacam itu.

Kita tidak perlu membandingkan milik kita dengan milik orang lain. Kita tidak perlu berusaha untuk menjadi seperti orang lain. Jadilah dirimu sendiri! Setiap orang memiliki pergumulannya sendiri. Tuhan pun memberikan berkat berbeda kepada masing-masing orang.

Sekalipun tidak memiliki mobil pribadi dan datang ke gereja dengan naik kendaraan umum dan harus berjalan dari ujung jalan sana, kita tetap berharga. Kita berharga bukan karena harta yang kita miliki. Kita berharga karena kita adalah anak Allah. Yesus telah mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita karena kita berharga.

Apatis vs. Ungkapkan Cinta

Jika suami ingin bahagia, bahagiakan isterimu. Inilah rahasia kehidupan: happy wife, happy life. Jika ingin isteri bahagia, berilah mereka uang belanja. Selain itu, pastikan untuk membeli rumah dan jangan kontrak terus. Daripada menghabiskan uang untuk jalan-jalan ke tempat yang jauh, lebih baik tabung uangnya agar bisa membeli rumah. Kalau isteri memasak, suami biasakan mengucapkan terima kasih karena makanan tidak muncul begitu saja.

Keluarga lemah akan bersikap apatis. Masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri. Padahal, pernikahan adalah bunuh diri. Ketika menikah, kita harus meninggalkan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan orang lain. Keluarga teguh akan saling berkomunikasi dan mengungkapkan perasaannya.

Hati Hambar vs. Hati Hangat

Agar hati hangat, tiap hari bangunlah mezbah keluarga. Andai pak Rubin mau menjual sepatu bekasnya seharga satu juta Rupiah, temannya mungkin berkata: "Masa sepatu bekas dijual sejuta?" Namun, seandainya pak Rubin berkata: "Ini sepatu bekas pemberian Cristiano Ronaldo", pastilah ada yang mau menawar hingga lima juta Rupiah. Ini karena kita melihat pemberinya dan bukan barangnya. Nah, pasangan kita adalah pemberian Tuhan yang jauh melebihi Cristiano Ronaldo. Mari belajar mengasihi dalam keluarga.

KASIH
Kasih pasti lemah lembut. Kasih pasti memaafkan. Kasih pasti murah hati. Kasih-Mu kasih-Mu Tuhan.
Ajarilah kami ini saling mengasihi. Ajarilah kami ini saling mengampuni. Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan. Kasih-Mu kudus tiada batasnya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.