Thursday, April 7, 2022

Membawa Perubahan

Mengharapkan Perubahan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 3 Apr 2022

Ada teman yang berkata: "Itu sulit. Kamu tidak bisa mengubah banyak orang." Betul betul betul. Emang betul itu, tetapi aku percaya perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Aku percaya jika aku bisa mengubah persepsi satu orang. Satu orang ini bisa mengubah persepsi orang lainnya lagi. Perubahan persepsi kecil ini pun akan terus berkelanjutan hingga akhirnya menjadi perubahan besar yang kuharapkan. Hehehe... belakangan ini aku baru menyadari bahwa hal itu disebut efek bola salju.

Menurut Wikipedia: "Secara metaforis, efek bola salju adalah proses yang dimulai dari keadaan awal yang signifikansi kecil dan berkembang dengan sendirinya, menjadi lebih besar (lebih parah, lebih serius), dan juga mungkin berpotensi berbahaya atau membawa bencana (lingkaran setan), meskipun mungkin bermanfaat sebagai gantinya (lingkaran bajik)."

Ya... perubahan akan terjadi ketika kita tidak berhenti berusaha melakukan hal-hal kecil. Nah, setelah menanti sekian waktu lamanya, akhirnya hari yang kami tunggu datang jua. Kami bebas lepas. Namun, impianku berubah. Aku sudah tidak tertarik untuk terbang seperti burung layang-layang.

Aku lebih suka terbang sendiri seperti burung rajawali karena tiap kali ada badai tiba-tiba semua orang yang kuharapkan bantuannya langsung pergi begitu saja. Syukur-syukur kalau mereka langsung pergi. Namun, ada pula yang menghakimi terlebih dulu. Capek deh….

Meskipun demikian, Tuhan Yesus tetap menolongku sehingga aku tidak sampai hancur. Hahaha... tadi ada teman yang iseng mengatakan bahwa hatinya hancur. Dengan bercanda pula kutanya dia: "Emangnya hatimu buatan Cina sehingga mudah hancur?" Hahaha... akhirnya kami malah tertawa bersama.

Dia pun sempat bertanya: “Enaknya kamu ini dijodohkan dengan siapa ya?” Aku pun balik bertanya: “Kenapa? Apa kamu mau buka biro jodoh?” Hahaha… aku punya banyak teman lajang dan aku siap membantu mereka temukan jodohnya jika mereka mau. Namun, kalau mereka tidak mau, aku pun tidak akan memaksa mereka karena aku pun tidak mau dijodohkan. Hehehe… intinya ya kuperlakukan mereka sebagaimana aku ingin diperlakukan.

Jadi, kalau kini ada yang bertanya padaku: "Bagaimana kalau tidak ada aku?", tentu saja aku tak akan bernyanyi seperti Nidji, tetapi aku bisa seperti Elsa - Frozen: "Let it go" (Lepaskan) karena ternyata aku tidak dilatih untuk terbang seperti burung layang-layang. Dari kecil aku sudah dipersiapkan untuk terbang sendiri seperti burung rajawali.

Ya, untunglah aku termasuk INFJ yang justru menemukan kekuatan saat sendiri. INFJ tuh bakal kehabisan energi kalau terus menerus bertemu banyak orang, terutama orang-orang baru karena kami tak bisa berhenti membaca orang. Ini sebabnya kami suka sendiri lebih lama daripada orang kebanyakan.

INFJ pun jarang kesepian saat sendiri. Inilah yang susah dimengerti oleh kebanyakan orang. Untunglah sewaktu kecil aku diajari doanya Santo Fransiskus dari Asisi: "... Tuhan, semoga aku ingin … memahami daripada dipahami, ..." Doanya tuh benar-benar mantap. Tiap kali ada masalah aku sering teringat pada doanya padahal doa itu hanya diajarkan saat aku masih SD.

BAGAI RAJAWALI
Bait 1: Hanya kepada-Nya ku 'kan berlari di saat ku bimbang dalam hidupku. Yang aku percaya dalam hadirat-Nya ada kekuatan yang baru.
Bait 2: Walau ku melangkah dalam tekanan, Badai pencobaan datang menghadang, yang aku percaya dalam hadirat-Nya ada kekuatan yang baru.
Reff: Ku 'kan terbang tinggi bagai rajawali di atas segala persoalan hidupku. Dan aku percaya saat ku bersama Dia, Tiada yang mustahil bagi Dia.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.