Sunday, April 10, 2022

Ruang Rahasia ~ Pdt. Lukas Wibisono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Apr 2022

Ibadah saja tidak cukup. Pergi ke gereja saja tidak cukup. Dikenal sebagai orang yang rohani juga tidak cukup. Memberi persembahan saja tidak cukup. Persembahan Kain ditolak bukan karena dia mempersembahkan yang busuk. Persembahannya ditolak karena sikap hidupnya tidak berkenan di mata Allah.

Ibadah yang Berkenan di Mata Allah harus:

1. Tulus. Ketika berdoa atau memuji Tuhan, pastikan bukan untuk dilihat orang atau sekedar ikut-ikutan. Tuhan memang ada dimana-mana, termasuk ada di diskotik, tetapi Dia hanya menyatakan diri kepada orang yang memanggil-Nya dan percaya kepada-Nya.

Matius 6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

2. Personal. Persekutuan dengan Allah terjadi ketika kita dalam "kesendirian". Meskipun ada banyak orang di sekitar atau dalam keramaian, kita tetap bisa menyendiri bersama Allah jika kita fokus hanya kepada-Nya. Kesendirian berarti fokus.

Matius 6:6a Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.

Ketika sedang berpacaran, mungkin kalian sempat makan berdua di pinggir pantai. Di depan kalian ada kelapa dengan dua sedotan. Lalu kalian ketap ketip satu sama lain dan tidak peduli dengan keadaan di sekitar kalian. Kalian juga tidak peduli dengan orang-orang di sekitar kalian.

Kesendirian seperti itulah yang dimaksudkan ketika kalian bersekutu dengan Tuhan. Jadi, fokusnya hanya kepada Tuhan. Orang yang sendirian di kamarnya juga belum tentu fokus beribadah karena mungkin saja dia juga memikirkan hal lain.

Matius 6:6b Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Jika ibadah kita berkenan kepada Tuhan, ada upahnya. Upahnya adalah hadirat Tuhan. Penyertaan Tuhan akan memberi kita kekuatan. Tuhan tidak selalu menyelesaikan masalah kita karena Tuhan juga mau menyelesaikan masalah melalui kita.

3. Konsisten. Kita tidak bisa memberi dampak jika ibadah kita tidak konsisten.Tuhan mengajarkan doa Bapa Kami:
* "Berikanlah kami pada tahun ini makanan kami yang secukupnya". Amin? Tidak.
* "Berikanlah kami pada bulan ini makanan kami yang secukupnya". Benar? Tidak.
* "Berikanlah kami pada minggu ini makanan kami yang secukupnya". Setuju? Tidak.

Matius 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Tuhan mengajar kita untuk hari ini. Ini berarti besok harus berdoa lagi. Kita tidak mungkin memasukkan semua makanan ke dalam kulkas untuk seminggu. Lalu kita arahkan tangan kepada kulkas. Kita harus makan tiap hari. Begitu pula dengan ibadah. Kita harus beribadah tiap hari.

Berdoa harus melibatkan perasaan. Sekalipun terlihat emosional, tak masalah. Ini seperti saat kita menyatakan cinta. Andai suami berkata: "I love you" kepada isterinya dengan wajah datar, apa isterinya akan suka? Tentu tidak. Kalau perlu, ya sambil membawa bunga deposito lalu berlutut atau sampai ndelosor... wkwkww... Berdoa kepada Tuhan juga begitu... harus dengan segenap hati. Maka dari itu, berdoa harus melibatkan seluruh perasaan.

BAPA KUPERSEMBAHKAN TUBUHKU
Bapa kupersembahkan tubuhku s'bagai persembahan yang hidup, Kudus dan yang berkenan pada-Mu s'bagai ibadah yang sejati.
Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku kepada-Mu untuk kemuliaan nama-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.