Sunday, February 6, 2022

Traktir Makan

Godly Value
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 6 Feb 2022

Beberapa orang suka makan sampai-sampai baru mau ke gereja jika di gereja dapat makanan. Dulu titiku juga pernah mengajakku ke gereja Bethany sebelum dibaptis di GMS. Saat itu dia berkata: "Ayo ke gereja, nanti pulangnya beli makanan enak." Karena ingin tahu makanannya seenak apa, aku pun menemaninya ke gereja supaya bisa mentraktirnya makan karena dia belum bisa mentraktirku.

Hehehe... sebenarnya aku tidak suka makan. Di gereja tadi diilustrasikan tentang sebuah CG yang ideal. Faktanya, CG yang pernah kuikuti bukanlah kelompok kecil karena anggotanya bisa 10-15 orang. Bahkan, bisa lebih dari 30 orang ketika 2 CG bergabung. Nah, kebanyakan CG cocok untuk orang yang suka makan. Tiap kali kita mengikuti CG pastilah ditawari camilan atau makanan.

Kalau tidak dimakan, tak enak sama tuan rumah dan pengajak karena bisa dianggap tidak menghargai niat baik mereka. Kalau dimakan, tak enak di perutku karena sedang tak lapar atau masakannya pedas. Kadang kala juga tak enak di tenggorokan karena disediakan gorengan. Jadi, bagaimana donk? Ya, akhirnya aku tidak ikut CG lagi. Untunglah di gereja tidak disediakan makanan jasmani...^.^

Kalau di luar CG, aku bisa apa adanya karena teman-temanku juga apa adanya. Suatu hari sepulang kerja kami ditraktir makan. Aku pun berkata kepada temanku: "Nanti kita lembur untuk makan." Temanku tertawa. Namun, aku harus menambahkan kata lembur di depan makan agar aku tidak makan berlebihan.

Semasa kecil aku harus sering mengalah kepada adik-adikku tiap kali ada makanan enak karena aku anak sulung. Lama-lama aku pun terbiasa memberikan banyak makanan kepada mereka acapkali aku mendapat makanan dari teman atau siapapun juga. Alhasil, semua adikku gemuk sehingga mereka harus susah payah berdiet dan berolahraga ketika memasuki usia remaja.

Nah, ketika mereka mulai sadar akan pentingnya menjaga berat badan, mereka sudah tak mau lagi diberi makan banyak-banyak. Lalu mereka mulai menyodorkan semuanya padaku yang masih kurus sehingga lama-lama aku mulai agak gemuk. Namun, aku tetap berusaha mengingatkan diriku untuk berhenti makan sebelum kenyang sebab hidup bukan hanya soal makanan. Lagipula kelaparan dan kekenyangan itu sama-sama tak nyaman di perut. Paling enak tuh rasa cukup...^.^

Filipi 4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

Semasa kecil di asrama aku juga selalu dilarang jajan di luar dan dilarang makan sambil belajar agar tidak mengotori peralatan belajar. Kebiasaan ini pun terbawa hingga sekarang. Kalau sedang bekerja, aku tidak terlalu suka ngemil. Alhasil, ada teman yang menyindirku dengan mengatakan bahwa aku ini tidak boleh makan kotor-kotor sama mama. Padahal, tidak begitu.

Ada pula yang mengatakan bahwa aku ini masih bayi karena tidak mau makan pedas. Namun, aku diam saja karena tiba-tiba perkataannya mengingatkanku pada masa TK dulu. Kala itu ada cece jahat yang memaksaku makan sambal agar aku segera menghabiskan makananku. Suster tidak mengetahuinya dan anak asrama lain juga tidak bisa membantuku darinya. Sekalipun suster hanya sejauh teriakanku, aku diam saja.

Sejak saat itu aku benci sambal, tetapi tidak membenci cece itu karena kutahu pembalasan bukanlah hakku. Setelah remaja aku sempat bisa makan pedas sedikit. Namun, sejak beberapa tahun belakangan ini entah kenapa perutku kembali sensitif terhadap sambal. Karena dia tidak pernah tahu cerita masa kecilku, aku tidak kesal kepadanya. Lagipula kupikir lebih baik menjadi bayi sehat daripada orang dewasa yang sakit perut.

Beberapa saat kemudian ada acara rekreasi dan teman yang pernah mengatakan bahwa aku bayi tentu saja sangat ingin ikut pergi. Dia pun sudah mendaftar bersamaku, tetapi mendadak tenggorokannya sakit karena minum es. Lantas aku dan temanku melarangnya makan kerupuk dan jeruk, tetapi dia tidak mau mendengarnya sehingga batuk pileknya semakin parah. Alhasil, dia dilarang ikut rekreasi. Sayang sekali ya... karena tidak mau jaga makan, rencananya buyar.

BAPA KUPERSEMBAHKAN TUBUHKU
Bapa kupersembahkan tubuhku s'bagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan pada-Mu s'bagai ibadah yang sejati.
Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku kepada-Mu untuk kemuliaan nama-Mu.

Cerita Kehidupan

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.