Sunday, August 29, 2021

Gaya Hidup Orang Percaya (1) ~ Pdt. Hengky So

 Catatan Ibadah Online Minggu 29 Agustus 2021

Matius 13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Gaya hidup orang percaya tidak boleh sama dengan gaya hidup orang dunia. Lewat perumpaan tersebut Yesus menggambarkan bahwa gaya hidup orang percaya itu seperti ragi yang dicampurkan ke dalam 30 kg tepung. Dulu pak Hengky melihat mamanya mencampurkan tepung, air, dan ragi lalu dibentuk menjadi adonan. Lantas adonan tersebut ditutupi dan didiamkan beberapa saat lamanya hingga mengembang. Kemudian adonan itu dioven.

Gaya Hidup Orang Percaya, yaitu: Berdampak, Rendah Hati, dan Tidak Memandang Status.

1. Murid harus Berdampak. Ragi itu berdampak karena bisa mengubah karbohidrat di dalam tepung menjadi karbondioksia sehingga adonan tepung mengembang. Kehidupan orang percaya juga harus berdampak positif. Ini berarti gaya hidup kita harus menjadi berkat. Ini berarti gaya hidup kita bukanlah sebagai trouble maker (pembuat masalah), tetapi problem solver (pemberi solusi).

Hal itu pun seperti disampaikan oleh Yesus lewat perumpamaan tentang garam dan terang. Kita harus menjadi garam dimanapun kita ditempatkan sehingga kehadiran kita membuat orang yang jahat menjadi baik. Kita juga harus menerangi kegelapan yang ada di sekitar kita.

Matius 5:13-14 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Cara Menjadi Dampak:

A. Mempraktekkan Kebaikan. Orang yang baik cenderung melakukan hal yang baik. Begitu pula sebaliknya. Namun, orang tidak akan mengetahui kebaikan kita jika kita tidak mempraktekkannya.

Filipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Situasi pandemi saat ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mempraktekkan kebaikan. Ada seorang anak 9 tahun yang menjalani isoman seorang diri karena ortunya meninggal kena covid. Untunglah para tetangga anak tersebut memperhatikan kebutuhannya. Seandainya kita menjadi salah satu tetangga anak itu, akankah kita juga peduli kepadanya?

B. Melayani. Pastikan kita melayani Tuhan dan bukan melayani kepentingan diri sendiri. Jika kita melayani agar bisa terkenal dan diundang kemana-mana, ini berarti kita melayani diri sendiri.

1 Petrus 4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Ada seorang dokter yang terkena covid dan membutuhkan ventilator. Pada saat bersamaan ada pasien lain yang juga terkena covid dan membutuhkan ventilator. Padahal, hanya ada satu ventilator di rumah sakit itu. Lantas keluarga atau isteri dokter tersebut memutuskan untuk memberikan ventilator kepada pasien lain itu.

Hal itu dilakukannya karena dokter sudah pernah berpesan untuk memberikan ventilator kepada orang yang memiliki harapan hidup lebih tinggi. Karena harapan hidup pasien lain lebih tinggi daripada harapan hidup dokter itu, mereka pun memberikan ventilator kepada pasien lain yang pada akhirnya terpaksa membuat dokter itu meninggal.

Gaya Hidup Orang Percaya (2)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.