Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Juni 2021
Yesaya 32:1-2 Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah
menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan, dan
mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat
perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering,
seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.
Yesaya 32:8 Tetapi orang yang berbudi luhur merancang
hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.
Yesaya 32:1-8 THE
NOBLE But the noble make noble plan, and by noble deeds they stand
(verse 8 NIV)
Keep in Mind what makes you a great leader: heart, head, hand. Agar dapat menjadi pemimpin yang hebat, perhatikan pikiranmu. Hal-hal yang ada di pikiranmu terkait dengan hati, kepala, dan tangan. Dengan kata lain, pikiranmu terkait motivasi, motif, dan motion (gerakan). Jika hati belum beres atau masih ada lubang di hati karena kepahitan, kita tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin yang hebat. Lubang atau luka hati itu akan menggerogoti kepemimpinan kita.
1 Samuel 18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat;
dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku
diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh
kepadanya."
Kegagalan Saul sebagai pemimpin tidak disebabkan oleh Daud. Kegagalannya sebagai pemimpin disebabkan oleh pikirannya yang salah. Dia lebih peduli perkataan orang daripada perkataan Tuhan sehingga dia tidak menumpas habis orang Amalek. Dia lebih memilih popularitas. Lantas dia mencari alasan untuk membenarkan perbuatannya dengan mempersembahkan korban padahal mendengarkan Tuhan lebih baik daripada memberi korban. Seorang pemimpin harus terus belajar. Hal ini baru bisa dilakukan jika mau mendengarkan. Maka, untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus banyak mendengarkan. Samuel pun marah kepada Saul karena tidak mau mendengarkan.
Kejadian 4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Emotional Problem: jealous, disappoinment --> anger --> murder. Inilah rentetan emosi yang membuat Saul berupaya membunuh Daud. Emosi yang sama juga dirasakan Kain. Dalam bahasa aslinya kata 'sangat panas' di dalam ayat tersebut sama persis dengan kata 'marah' yang dirasakan Saul. Semua bermula dari rasa iri hati atau kekecewaan yang memicu kemarahan. Lantas timbullah keinginan untuk membunuh.
Persembahan Kain tidak diindahkan oleh Tuhan karena dia tidak memberikan sepenuh hati. Sebaliknya, persembahan Habel diterima. Hal ini memicu amarahnya. Lalu Tuhan memperingatkan dia: "Dosa sedang mencakar pintumu". Sin is crouching at your door. (NIV) Tentu saja yang dimaksudkan adalah pintu hati.
Kejadian 4:7 Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak
berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau,
tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Kejadian 4:12 Apabila
engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil
sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di
bumi."
Roma 7:15 Sebab
apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang
aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
0 komentar:
Post a Comment